Pesta Nangka

Luluk Aulianisa 25 November 2011

Jika ditanya apa buah kesukaanku di dunia ini ? Pastinya akan kujawab dengan yakin yaitu NANGKA. Surprisingly, pucuk dicinta ulam pun tiba, di Limboro bertebaran pohon nangka, bahkan di belakang rumahku pun ada! What a nice coincidence! Bahagiaaaaa....

Cerita sebelumnya bahwa anak-anakku membawakanku nangka yang masih mentah akhirnya pun matang juga setelah ditunggu beberapa hari. Dengan tidak sabar, kami segera ‘mengganyang’ buah yang harumnya menggiurkan itu. Kebiasaanku jika membeli nangka di pasar saat tinggal di Bandung adalah mencucinya dan mengeluarkan bijinya terlebih dahulu. Namun, yang kulihat adalah anak-anak itu dengan the barbarian style mengerumuni nangka yang sudah terbelah dan mencabutnya dengan paksa lalu memakannya.

 Aku sempat melongo dan bertanya heran “ Emang kalo kalian makan nangka caranya gitu ya? Kan masih ada getahnya ? “

“ Iya, Bu..langsung saja dimakan, tidak perlu dicuci “

Aku pun masih takjub melihat cara makan mereka yang lahap dengan kuku yang ehm..kotor dan alas makan yang dekat tempat cuci piring kotor di bawah sungai. Suatu kombinasi yang ‘luar biasa’ dan serta merta nangka yang kuidam-idamkan berubah menjadi sangat tidak menarik.

!@#$%^&*()*&%$

What the...???

Ehm..baiklah..aku tidak boleh menyerah.

“ Anak-anak..nangkanya dicuci dulu ya, dikeluarin dulu bijinya..Ayo mana air bersihnya ? “ kataku sambil mencontohkan.

Anak-anak itu pun menurutinya namun tidak lama kemudian mereka mencucinya dengan cara yang juga barbar. Mereka berebut mencabut nangka dan memasukkannya ke dalam gayung yang berisikan (semoga saja) air bersih.

Aku hanya bisa mengelus dada melihat buah kesukaanku diperlakukan dengan tidak ‘berkeperibuahan'

 

Semua nangka pun telah dicuci. Kulihat ibuku sedang membuat pisang goreng. Terlintas ide di benakku untuk membuat nangka goreng. Ternyata..oh..ternyata, di Limboro tidak terbiasa dengan nangka goreng. Aku pun menceritakan bahwa di tempat asalku orang-orang terbiasa membuat nangka goreng, nanas goreng, ubi goreng dan durian goreng. Mereka pun penasaran seperti apa nangka goreng dan dengan ‘sok yakin’ aku mempraktikkan cara membuatnya.

Percobaan pertama

Hasil : Adonan terlalu encer, kurang tepung terigu

Percobaan kedua

Hasil : Karena tidak terbiasa memasak di tungku kayu bakar, beberapa nangka terlihat gosong

!@#$%%^^*(&*()(%##%^(##@!!$

Percobaan ketiga

Hasil : SUKSES!! Adonan kental, rasanya pas, tidak gosong dan mereka bilang “ ENAAAAKKKK !!! “

Kami pun beramai-ramai makan nangka goreng sambil minum teh di sore hari yang sejuk. Mulai hari itu, kami selalu membuat nangka goreng dan dimakan bersama-sama.

Eksperimen selanjutnya : Durian Goreng

Can’t hardly wait!!


Cerita Lainnya

Lihat Semua