Hari Guru, Perayaan Sederhana Namun Menyentuh
Luluk Aulianisa 3 Desember 2011Tidak banyak yang mengetahui bahwa Hari Guru diperingati setiap tanggal 25 November. Mungkin juga ada yang sempat tahu namun lupa karena memang seringkali dilupakan. Begitupun di Limboro. Tak ada yang ingat kapan hari guru. Ketika ditanya, “ Hari apa sekarang ? “. Murid-murid menjawab serempak “ Hari Jumaaaaaat “ Ya, jawabannya memang betul karena Hari Guru, 25 November 2011 jatuh di hari Jumat.
Murid-murid pun berlatih bernyanyi Hymne Guru dan berusaha menghafalkannya. Setelah itu, aku mulai memobilisasi murid yang sedang olahraga di lapangan sepak bola yang jaraknya cukup jauh dari sekolah. Aku juga mendatangi guru dan kepala sekolah agar bersiap untuk melakukan ‘perayaan kecil-kecilan’ di lapangan upacara. Aku ingin semuanya berkumpul, membentuk barisan, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Hymne Guru setelah sebelumnya mendengarkan sambutan dari kepala sekolah.
Peringatan ini memang tidak ‘wah’ atau terencana. Lebih mendadak tepatnya. Murid-murid pun tidak terbiasa menyanyikan lagu Hymne Guru. Jangankan Hymne Guru, lagu Indonesia Raya saja nadanya berubah semacam ada cengkok melayu. Fenomena ini ternyata tidak hanya kutemukan di sekolah tempatku mengajar melainkan di sekolah teman-teman Pengajar Muda lainnya di Majene.
Sebenarnya baru saja murid kelasku yaitu kelas 5 membuat kegaduhan sebelum Peringatan Hari Guru dimulai. Saat masih belajar di kelas, ada yang berkelahi dan lari-lari dalam kelas. Jujur, hal itu membuatku pusing dan rasanya ingin mencak-mencak. Mereka tidak bisa diam saat akan kulatih lagu Hymne Guru. Aku pun memberikan peringatan pada mereka agar tidak ribut dan mendengarkan apa kata-kataku tapi anak-anak tetaplah anak-anak. Sulit diatur dan aku mencoba bersabar, terdiam cukup lama hingga mereka sadar bahwa mungkin aku marah.
Setelah Peringatan Hari Guru selesai, murid-murid pun bersalaman dengan guru. Akhirnya, perjuangan melatih anak-anak secara alakadarnya pun berakhir juga. Acara berjalan cukup lancar meskipun ada yang masih main-main. Kegiatan belajar mengajar pun dilanjutkan kembali.
Aku pun segera masuk kelas 5 untuk kembali mengajar. Ketika itu murid-murid menyambutku dengan uluran tangan ingin salaman denganku sambil diantara mereka menatapku dengan polos dan berkata,
“ Tidak marah lagi ya, Bu...Selamat Hari Guru “
Terpujilah wahai engkau, Ibu Bapak Guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
S’bagai prasasti t’rima kasihku ‘tuk pengabdianmu
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa
Selamat Hari Guru..Selamat berjuang wahai pahlawan pendidikan dimanapun berada
Limboro, 25 November 2011
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda