Buku Harian Ali

Luluk Aulianisa 17 Februari 2012

 

 

Kali ini akan kuperkenalkan murid laki-laki di kelas 5 SDN 19 Limboro bernama Ali. Teman-temannya biasa memanggil Ali Baba dan ia terbiasa untuk itu. Ali adalah anak yang suka banyak bicara dan usil. Di kelas ia biasa berceloteh untuk hal-hal yang tidak penting dan menyakiti guru. Seringkali ia keluar kelas untuk mengganggu kelas lain. Tanda tangan orang tua di rapotnya pun adalah hasil dari coretan tangannya. Aku berusaha sabar menghadapi tingkahnya. Namun tak jarang juga aku marah padanya. Sayang, tipikal anak seperti Ali adalah tidak mempan dimarahi bahkan bisa semakin menjadi. Gemas aku dibuatnya! Setelah kuselidiki dan kuamati, Ali bisa ditaklukkan jika ia dimanja dan disanjung. Sejujurnya mengetahui itu aku malah semakin kesal. Kenapa bisa ada anak seperti ini ?

Aku memberlakukan kebiasaan baru mulai semester 2 yaitu kertas bintang dan buku harian. Setiap harinya akan ada kelompok atau perorangan yang mendapat bintang atas penilaian dariku yaitu yang paling disiplin dan aktif. Sebelum pulang tiap murid harus menuliskan “ Sudah belajar apa hari ini ? Pelanggaran dan kebaikan apa yang telah dilakukan ? Bagaimana perasaan hari ini ? “ Ya, kurang lebih seperti itu. Di buku harian itu, murid bebas menuliskan apapun.

Aku tertarik dengan apa yang ditulis Ali. Aku pun memperhatikannya dari hari ke hari. Sepertinya ia sedang berusaha mendapatkan bintang. Ia berkata seperti ini

Kepada Ibu Guruku

Kami tidak pernah ribut di kelas, kami jujur. Perasaanku sangat baik di kelas. Hari ini belajar IPS, PKn dan Matematika.

Dari hari ke hari, Ali juga mulai memperhatikan penampilannya. Semula Ali sering berseragam tidak rapi ke sekolah namun karena aku memberlakukan “ Bintang untuk Diri Sendiri ”, esoknya dia berseragam  merah putih dari atas sampai bawah lengkap dengan sepatu, dasi dan topi. Ali pun menggambar bintangnya karena ia menilai bahwa dirinya berseragam rapi. Jadi, aku membuat kolom di papan tulis dengan kategori Datang Tepat Waktu, Tidak Ribut, Berseragam Rapi dan Mengerjakan PR. Setiap murid berhak menggambar bintang dan menulis namanya di kolom Tidak Ribut jika memang hari itu dia tidak ribut. Begitu seterusnya.

Aku menikmati tulisan Ali di buku hariannya dari hari ke hari. Suatu hari kelompoknya dapat bintang. Memang ada perubahan yang cukup signifikan dari Ali. Ia mulai mengurangi celotehan yang tidak penting dan lumayan disiplin. Ali menulis seperti ini,

Saya jujur kepada Ibu Guru kami di kelas. Kami tidak pernah ribut disini. Kami sangat senang karena kami mendapat bintang. Saya sangat mau diajar Bu Lulu. Saya akan menulis kesalahan dan kebaikan saya.

Aku merasa senang karena sedikit demi sedikit Ali berubah ke arah lebih baik meskipun celotehannya kadang masih suka nyebelin tapi aku anggap itu karena ia masih anak-anak. Namun hari Rabu, 15 Februari 2012 lalu, ia kepergok melakukan kesalahan yaitu makan di kelas bersama Sihab, murid kelas 5 yang merupakan teman akrabnya. Mereka makan di kelas saat aku sedang menjelaskan matematika. Aku pun menyuruh mereka untuk makan di luar dan menuliskan namanya di kotak pelanggaran. Nada bicaraku memang meninggi untuk menegaskan bahwa kalau tidak memperhatikan, bukan aku yang rugi melainkan mereka sendiri. Mereka masih cengar-cengir tanpa dosa padahal aku kesalnya bukan main. Aku mulai hilang kesabaran dan kembali meninggikan suaraku. Akhirnya semua pun terdiam dan kembali memperhatikan papan tulis, termasuk Ali dan Sihab yang tidak mau beranjak keluar kelas.

Waktu sekolah hampir habis dan muridku kembali mengisi buku hariannya. Lagi-lagi, tulisan Ali menarik perhatianku, ia menulis begini,

Hari ini aku pakai topi, dasi dan seragam yang rapi. Bajunya juga aku masukkan ke dalam. Aku pakai kaos kaki dan sepatu. Tapi saya mau jujur kalau saya makan di kelas. Saya juga keluar kelas terus. Cukup inilah yang saya sampaikan pada Bu Guru. Hari ini belajar Bahasa Indonesia, Matematika dan PKn. Saya hargai Ibu Lulu di kelas lima dengan selamat sentosa.

Aku tersenyum membaca tulisannya. “ Ali..Ali...semoga kamu bisa jadi anak yang lebih baik lagi ya dari hari ke hari “ ucapku dalam hati.

Ya, semoga saja.


Cerita Lainnya

Lihat Semua