Tidak ada anak yang bodoh, saya jamin!

Agung Yansusan Sudarwin 17 Februari 2012

Sudah hampir menjelang satu semester keberadaanku di pulau lontar ini. Aku terduduk di pintu depan rumah karena sedang bersiap-siap untuk pergi ke arah barat pulau Rote. Ada hal besar yang akan aku lakukan bersama teman-temanku yang bernama Tomo dan Citra.

Oh iya Tomo dan Citra adalah koordinator Agung’s fans club distrik NTT, maaf aku bercanda, mereka adalah sahabatku sesama Pengajar muda disini. Kami bertiga akan melakukan kunjungan SMA untuk mempresentasikan tentang kecerdasan majemuk (multiple intellegences), beasiswa, kewirausahaan dan teknik menemukan passion.

Oh iya aku akan bercerita sedikit mengenai 2 temanku yang akan menemaniku presentasi di SMA Rote Barat Daya. Pertama, Tomo. Dia pengajarmuda berjenggot kambing dan berkacamata yang berasal dari Institut Teknologi Surabaya. Anaknya lucu, bermuka sangar, hiper-ekspresif (contoh : pas dipaksa nyembelih ayam, dia sempat menolak dengan ekspresi muka garangnya dan berteriak “kalian tidak mengerti perasaanku!”), dan tegas (lebih mendekati kategori galak malah). Dari dia aku belajar apa itu arti tulus menolong teman. Di malam hari yang sangat dingin, pernah dia kumintai tolong untuk mengantarkanku melewati hutan lebat yang jaraknya jauuh sekali dengan menggunakan motor, dan dia mengiyakan tanpa bertanya ini itu. Luar biasa.

Satu lagi, namanya Citra. Dia adalah seorang perempuan yang tahan banting jika ditempatkan dalam keadaan apa pun (termasuk dibanting dengan knalpot motor pun dia kuat), apa lagi jika harus ditugaskan menginspirasi pelajar SMU, dia semangat sekali. Dia mengajarkanku bahwa menolong orang itu menimbulkan kepuasan batin yang sangat luar biasa.

Mereka keren dan jika diibaratkan, kami bertiga kompak sekali bagaikan legenda warkop DKI, anggaplah Tomo itu Indro, Citra itu Dono dan aku Raffi Ahmad (lho?).

Ketika di SMA Rote Barat Daya. Disana anak-anak sudah siap. Tantangan berbeda, biasanya kami menghadapi anak SD, sekarang kami menghadapi anak SMA. Pertemuan itu kami awali dengan perkenalan diri dan pemberian sinyal agar anak-anak bisa terhindar dari rasa kantuk.

Contoh sinyalnya ialah jika aku mengucapkan kata merah dengan keras, maka anak-anak harus tepuk tangan 1 kali, jika aku berteriak kuning, maka anak-anak harus tepuk tangan sebanyak 2 kali dan jika aku berteriak hijau, maka anak-anak harus tepuk tangan sebanyak 3 kali. Anak-anak cukup suka dengan sinyal tersebut dan ampuh untuk membuat mereka kaget dan tidak mengantuk.

Sesi pertama, kami mulai dengan pengenalan apa itu kecerdasan majemuk (multiple intelegences). Jadi kecerdasan majemuk itu merupakan jenis-jenis kecerdasan yang dimiliki oleh setiap manusia. Sebagai contoh kecerdasan diri, musikal, logika, interpersonal, personal, naturalis, motorik, bahasa dan lain-lain (jika tertarik mengenai materi ini, kamu bisa mendapatkannya dengan mudah di Internet).

Pada konsep kecerdasan majemuk ini dijelaskan bahwa setiap manusia itu dibalik kekurangannya pasti mempunyai kecerdasan tersendiri. Sebagai contoh, Maradona itu memiliki gangguan mental dan emosi yang akut, tapi di sisi lain dia mempunyai kecerdasan motorik yang luar biasa. Contoh lain ialah Hellen Keller yang memiliki keterbatasan fisik berupa buta tuli dan bisu, tetapi dibalik kekurangan itu dia memiliki kecerdasan diri yang mampu menguasai diri sendiri dan sekarang telah banyak menginspirasi orang-orang dengan bukunya, beliau juga terkenal sebagai keajaiban dunia yang ke 8.

Begitulah, terkadang manusia itu lebih suka terfokus terhadap kekurangan diri dan dia tidak menyadari di setiap kekurangan diri itu tersimpan potensi besar yang masih tertidur. Itulah prinsip yang ku simpan ketika menjadi guru, “Tidak ada anak yang bodoh, saya jamin! Mungkin belum ditemukan saja jenis kecerdasannya apa”.

Setelah itu kami memasuki sesi pengenalan tentang passion. Passion ialah sesuatu yang membuat kita bahagia dan sangat menikmati ketika kita melakukannya. Alasan kenapa kami memberitahukan ini ialah agar anak-anak pelajar tersebut menyadari apa passion-nya dan mengaplikasikannya agar bisa bermanfaat untuk orang sekitarnya. Kenapa harus melibatkan kepuasan orang lain? Karena passion itu akan bisa terasa lebih nikmat jika kita melakukannya dan sekaligus bisa membahagiakan orang lain.

Sebagai contoh, passion-ku ialah mengajar, aku bahagia ketika mengajar di kelas, dan akan lebih bahagia lagi ketika murid-muridku merasa terpuaskan di kelas. Aku bahagia, mereka bahagia, kita sama-sama bahagia. Karena kita diciptakan di planet bumi ini untuk membuat kebahagiaan bersama daaaaaan Kebahagiaan itu akan lebih mudah ditemukan jika kita mendefinisikannya dengan rendah hati.

Setelah menjelaskan mengenai passion, di momen terakhir inilah usaha kami untuk bisa meningkatkan kecintaan anak-anak terhadap Indonesia. Dengan merangkum semua materi yang ada, kami menyampaikan pesan inti kami yaitu :

Kenali dirimu, kenali Indonesia-mu, temukan passion mu dan berkaryalah untuk masa depan INDONESIA dengan passionmu

Pesan aku ambil dari intisari bukunya nasional.is.me nya @pandji, dan modifikasi sedikit :p

Mudah-mudahan pelajar-pelajar di sini bisa terinspirasi oleh kami sang warkop DKI gadungan.

Dan selama presentasi, anak-anak tampak terkesima (mudah-mudahan terkesima oleh materinya bukan oleh kegantenganku dan Tomo) dan tidak ada anak yang mengantuk. Dari senyuman mereka, aku simpulkan bahwa kami semua senang :).

Setelah sesi sharing berakhir, saatnya sesi terakhir yaitu tanya jawab. Ada pertanyaan yang unik dari seorang anak yang bernama mattheos. Silakan jawab pertanyaan dia dan simpan jawaban di hati anda. Pertanyaannya adalah...

“Kak, bagaimana caranya agar bisa memiliki otot macho seperti kakak?”

Maaf terlalu berimprovisasi... Pertanyaannya ialah...

“Kak, bagaimana caranya agar kita bisa damai dalam ketidak sempurnaan hidup?”

Silakan jawab dan gunakan jawaban anda untuk bekal hidup anda :).

***

Di saat perpisahan, kami pun menutup acara dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama.

“Hiduplah Indonesia Raya”


Cerita Lainnya

Lihat Semua