17, Angka Dengan Makna Terdalam
LoizaSusilo 25 Agustus 2015Perayaan HUT Proklamasi RI yang jatuh setiap tanggal 17 Agustus adalah momen yang khidmat dan bahagia bagi seluruh rakyat Indonesia. Sudah menjadi kebiasaan bagi rakyat Indonesia untuk merayakan hari ulang tahun Indonesia ini dengan mengadakan lomba-lomba yang unik dan menarik, seperti balap karung, tarik tambang, panjat pinang, dan lomba makan kerupuk. Namun esensi utama dari hari perayaan ini bukanlah sekedar lomba- lomba, namun adalah pelaksanaan upacara peringatan HUT Proklamasi yang dimana pada upacara inilah, teks proklamasi Indonesia dikumandangkan kembali. Pelaksanaan upacara peringatan HUTproklamasi yang lengkap dengan pembacaan teks proklamasi merupakan momen yang sangat mengharukan, mengingat para pejuang dan pemimpin kita telah berjuang, mengorbankan jiwa dan raga mereka agar kita, rakyat Indonesia, tidak lagi hidup dalam ketidakadilan dan penjajahan.
Tahun ini, Bangsa Indonesia telah menginjak usia yang tidak lagi tergolong muda, yaitu sudah berumur 70 tahun. Pada tahun 2015 inilah saya merasa beruntung karena berkesempatan untuk menjadi saksi, sekaligus menjadi bagian dari perayaan HUT Proklamasi RI ke 70 yang dilaksanakan di daerah penempatan saya, yaitu di Pulau Tembang, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Pulau tembang adalah sebuah pulau kecil yang berisi tidak lebih dari 170 kepala keluarga yang terletak di timur Provinsi Sulawesi Tengah. Suku Mayoritas di Pulau ini adalah suku Bajo yang terkenal memiliki karakter yang keras. Namun, baik letak geografis yang terpencil maupun karakteristik suku mereka yang dikenal keras ini ternyata tidak menjadi suatu acuan yang membuat mereka untuk tidak berpartisipasi secara aktif dalam perayaan HUT Proklamasi Indonesia yang ke 70 ini.
Sebaliknya, tahun ini saya sangat beruntung untuk berkesempatan menjadi bagian dari sejarah. Pasalnya pada tanggal 17 Agustus 2015 ini, terjadi kolaborasi yang sangat luar biasa antara masyarakat, guru-guru, kepala sekolah, kepala dusun, dan aparat – aparat desa lainnya untuk bersama-sama menyelenggarakan perayaan HUT Proklamasi yang ke 70 secara meriah. Setiap actor saling menuangkan ide dan pemikirannya dan secara serentak mereka bergerak untuk memberikan kontribusi guna terselenggaranya perayaan tersebut. Upacara pun mengawali hari ulang tahun Proklamasi RI yang ke 70 tersebut. Warga beserta anak sekolahan telah berkumpul di lapangan desa sejak pukul 7 pagi dan petugas upacara pun telah mempersiapkan diri serta berlatih selama satu minggu sebelum hari yang khidmat tersebut.
Ketika upacara yang dipimpin oleh salah satu guru dari SDN Pulau Tembang dan kepala sekolahnya sebagai Pembina upacara, keheningan pun memuncak. Suasana khidmat berjalan begitu baiknya, hingga saat lagu Indonesia Raya dinyanyikan oleh seluruh peserta upacara dan semua orang memberikan penghormatan terbaiknya kepada Sang Merah Putih. Pada saat itu, saya menyaksikan tetesan air mata keluar membasahi pipi beberapa warga Pulau Tembang yang membuat bulu kuduk saya merinding. Amanat dari Pembina upacara pun tidak kalah menarik, beliau menyampaikan bahwa tahun ini adalah kali pertama upacara kembali dilaksanakan sejak tahun 1998 silam. Dalam amanatnya, beliau memiliki harapan yang besar agar kegiatan serta upacara seperti ini dapat terus digalakkan setiap tahunnya dalam rangka merayakan hari kemerdekaan.
Hal ini merupakan momen yang sangat mengharukan bagi saya, sebagai pendatang di Pulau tersebut. Saya yakin bahwa apapun profesi kitadan dimanapun kita berada, sebagai Warga Negara Indoensia, kita pasti memiliki rasa kecintaan kepada Bangsa Indonesia dan menjunjung tinggi kesadaran akan kebangsaan sebagai identitas diri kita. Selamat ulang tahun ke-70 Bangsa Indonesiaku yang gagah perwira, semoga kami bisa terus mengepakkan sayap garudamu setinggi angkasa.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda