Solar Eclipse Rangers (2)

LiliSakilah 14 Maret 2016

Pagi hari tanggal 8 Maret, matahari bersinar terang. Seperti biasanya, aku datang ke sekolah menyusuri teras sebelum sampai ke ruang guru. Beberapa anak dating menyerbu dan bertanya,

“Besok gerhana jadi datang, bu?”

“Tentu. Apapun yang terjadi gerhana besok pasti datang kok.” Jawabku sambil tersenyum.

Antusias anak-anak menyambut hari esok membuat hari itu menjadi semakin cerah. Beberapa anak bahkan menguji coba berulang-ulang proyeksi lubang jarum yang mereka buat sabtu lalu. Lalu, kutempelkan secarik kertas pengumuman pada majalah dinding sederhana kami bahwa siswa yang akan melakukan pengamatan Gerhana Matahari diharuskan datang pukul 7 dengan membawa peralatan sholat bagi yang muslim, karena kami akan melaksanakan sholat gerhana di masjid terlebih dahulu sebelum melakukan pengamatan Gerhana Matahari Total nanti. Sayangnya, memang beberapa siswa tidak bisa turut serta karena terhalang izin orang tua, dan beberapa lainnya sedang berhari raya Nyepi.

Pagi hari 9 Maret, aku sengaja bangun lebih awal dari biasanya untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah. Akan tetapi, masih saja ada yang lebih awal. Baru saja saya bersiap-siap, beberapa siswa telah menunggu saya didepan rumah, ketika itu masih pukul 6, salah satunya bernama Rindy. Selepas bersiap-siap sebentar, saya mengajaknya sarapan terlebih dahulu, datang sepagi itu sangat mungkin baginya untuk tidak menyempatkan diri sarapan terlebih dahulu.

Baru beberapa langkah kami melangkah menuju sekolah, kerumunan anak berlarian menghampiri kami dengan membawa dus-dus bekas minuman dan mie instant. Ya, mereka adalah siswaku yang juga ingin ikut mengamati gerhana di sekolah. Beberapa diantaranya tidak berseragam dan meminta izin untuk tetap turut serta, lalu kujawab tidak apa-apa karena melihat antusiasme mereka yang menggebu-gebu.

Pukul 7, setelah kami selesai menempel beberapa spanduk dan merapikan meja yang akan digunakan untuk pengamatan nanti, karena mungkin ada warga sekitar yang juga akan turut serta dalam pengamatan, kami semua berangkat ke masjid untuk melaksanakan Sholat Gerhana. Masjid juga sudah mulai ramai ketika kami tiba, beberapa bapak telah mulai mencoba proyeksi lubang jarum yang dibawa anaknya sambil menunggu sholat dimulai. Pukul setengah delapan, Gerhana Matahari Sebagian memang telah dimulai.

08.15 Wita, kami kembali ke sekolah stelah selesai melaksanakan Sholat Gerhana. Diluar dugaan kami, tidak hanya beberapa, tapi banyak warga yang akhirnya juga turut serta untuk melakukan pengamatan di sekolah kami.

Ini akan menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan bagi kami, terutama karena ini pertama kali mereka, dan juga saya menyaksikan peristiwa langka ini. Saya bersyukur saya berada disini untuk menyaksikannya bersama-sama dengan mereka.

 

Lili Sakilah, PM-XI SD Inpres Ondo-ondolu SPC

Kabupaten Banggai – Sulawesi Tengah  


Cerita Lainnya

Lihat Semua