info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Pramuka

Lidya Annisa Widyastuti 25 Mei 2015

Pagi itu, 14 Februari 2015. Pak Taher, wali kelas 3, sudah mengumpulkan anak-anak di lapangan dan menyiapkannya, saat aku baru saja tiba di sekolah. Dengan mengenakan seragam pramuka lengkap, Pak Taher dan anak-anak tampat sangat bersemangat pagi itu.

“Ibu, rencana saya, anak-anak disuruh dekat-dekat saja to keliling kampung. Tra usah sampai distrik, jalan besar lai (lagi), bahaya,” kata Pak Taher padaku sebelum member instruksi pada anak-anak.

Kemudian Pak Taher membagi acak kelompok menjadi 5 kelompok besar. Beliau mengacak barisan kelas 1 hingga kelas 6, jadi setiap kelompok memiliki anggota dari tiap kelas. “Biar yang besar belajar memimpin to, jadi kamong harus jaga ko pu adik-adik e,” kata Pak Taher pada 5 kelompok tersebut.

“Selama perjalanan, tugas kalian adalah mencatat apa saja yang kamong temui selama perjalanan. Dari rumah, ko hitung, orang, hewan, tumbuhan, kendaraan, semua kamong hitung e. Yang tugas mencatat itu wakil ketua kelompok yang jaga paling belakang e!” Pak Taher memberi pengarahan pada anak-anak.

Setelah itu Pak Taher meminta anak-anak untuk membuat nama kelompok dari nama-nama hewan. Ajaibnya, semua kelompok memilih nama-nama burung semua, Cinderawasih, Elang, Merpati, Rajawali, dan Kasuari.

Kemudian datanglah Ibu Rahma yang membantu Pak Taher untuk memberikan petunjuk perjalanan. Sebelumnya anak-anak diminta untuk bernyanyi berbagai macam lagu agar mereka tambah semangat.

“Kamong jalan keliling kampung to. Sampai di Horiq pu gang, pos 1 kamong ketemu Kak Rahma di sana, kamong turun ke kiri. Jalan terus sampai ketemu di Kios Tete Miring. Nah di sana, ada menunggu Kak Lidya to, Pos 2. Jalan lai (lagi) sampai ketemu gapura sekolah, itu pos terakhir, ada Kak Taher tunggu. Di sana kamong harus hapal Dasa Darma deng (dengan) Tri Satya. Baru (terus) lanjut masuk ke sekolah,” kata Ibu Rahma member penjelasan lebih lanjut.

Setelah diundi dan berdoa, anak-anak memulai perjalanan sambil bernyanyi sepanjang perjalanan. Tak  mau kalah, setiap anak dalam kelompok mengeluarkan suara dan semangat terbaiknya sepanjang perjalanan.

Aku mendapat pos 2, jadi menunggulah aku di kios miring sampai kelompok pertama datang. Di pos 2, aku mengulang lagi apa yang mereka dapat sepanjang perjalanan dan di pos sebelumnya.

“Lapor! Kami dari kelompok Elang, siap menjalankan tugas!” seru ketua kelompoknya.

“Sebelumnya kami di pos Kakak Rahma. Kami disuruh PBB. Baru (terus) kami diberi soal,” kata ketua kelompok Elang saat ku tanya apa yang mereka lakukan sebelumnya.

“Kalau begitu, ayo semuanya berpegangan tangan, buat lingkaran. Saat melakukan permainan, jangan sampai tangan terputus. Kalau terputus, kalian harus mengulang dari awal lagi ya,” kataku pada mereka saat akan melakukan permainan kekompakan kelompok.

“Ayo mulai! Ya, ko (kamu) masuk ke antara tangan ko pu teman (tangan temanmu). Yang itu, melangkah di antara ini,” begitu seterusnya hingga lingkaran itu sampai tidak berbentuk lingkaran lagi.

“Yak! Sekarang ini su (sudah) berantakan to. Baru bikin seperti semua e. bagaimana caranya biar terbentuk lingkaran lagi. Jangan sampai tangan terlepas e,” kataku pada setiap kelompok.

Tak makan waktu lama, setiap kelompok membuat kembali lingkaran utuh dengan cepat. Semua anak terlihat gembira melakukan permainan ini.

“Tadi seru? Ini permainan ketangkasan deng kekompakan. Kamong hebat! G double O D J O B, good job, good job!” seruku setiap selesai melakukan permainan lingkaran acak itu.

“Siapkan kelompoknya ketua! Kamong jalan to, sebentar habis ini pos 3, kamong ke Kak Taher pu pos to. Di sana ada kamong harus hapal apa?”

“Dasa Darma deng Tri Satya,” seru mereka semua.

Akhirnya mereka melanjutkan perjalanan hingga pos 3. Kemudian Kak Taher mempersilakan mereka untuk istirahat terlebih dahulu. Setelah beristirahat mereka memulai lagi hapalan per kelompok. Setiap kelompok maju, dan mengutus 2 perwakilan anak untuk menghapalkan Dasa Darma dan Tri Satya. Dengan lantang, mereka melafalkannya. Bahkan, salah satu kelompok, kelompok Cinderawasih, Rico, perwakilannya melafalkan dengan lantang ke dua hapalan tersebut. Sontak semua guru yang menilai memberikan tepuk tangan yang meriah.

Setelah semuanya selesai, para juri, Kak Taher, Kak Lidya dan Kak Rahma merundingkan hasilnya. Pak Ajan yang baru datang kemudian mengumumkan pemenang. Kelompok-kelompok pramuka tadi sudah tak sabar menanti. Saat tersisa dua kelompok, kelompok Cenderawasih dan Rajawali, ke dua ketua kelompok dipegang tangannya oleh Pak Ajan, kemudian dengan semangat, Pak Ajan mengankat salah satu pemenang.

“Pemenangnya adalah….” Kata Pak Ajan pelan-pelan. “Kelompok Cenderawasih…!”

Sontak semuanya bersorak dan bertepuk tangan. Hari ini mereka belajar banyak tentang kekompakkan tim dan semangat gotong royong. Mungkin hanya setengah hari, namun semangat mereka luar biasa. Seperti biasa, semangat mereka itu menular sampai ke guru-gurunya.

“Ibu, katong biking kemah lae e?” kata mereka mengajakku berkemah. Mungkin bisa mungkin tidak. Semoga bisa Nak. Kalau pun tidak Ibu yakin, apa pun bentuknya, kebersamaan kita kan selalu ada dan terkenang. InshaAllah…

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua