Keliling Dunia
Lidya Annisa Widyastuti 25 Mei 2015Pagi ini sama seperti biasa, kulangkahkan kaki ke kelas 5, ini jadwalku mengajar mereka. Aku bertanggung jawab untuk pelajaran Bahasa Indonesia dan Matematika. Berhenti sejenak di depan kelas, saat ku berjalan masuk, ku lihat mata anak-anak yang penasaran dengan benda bulat yang ku bawa.
"Bola dunia kah, Ibu?" tanya salah satu dari mereka.
"Iyo ini bola dunia!" kataku bersemangat.
"Ah, bentuk bumi bulat e?"
"Itu sudah. Kamong su lihat to? Berarti kalau tong pi dari Fakfak lewat sebelah Barat, akan kembali lai ke Fakfak dari sebelah?"
"Timur!" teriak mereka.
"Memang, tra kosong (ungkapan pintar, bagus, keren)! Siapa mau jalan-jalan keliling dunia deng (dengan) Ibu?"
"Beta (saya)! Beta!" kata mereka semua. Saat itu ku lihat gambar Naruto yang ditempel di dinding belakang kelas. "Siapa yang suka nontong (nonton) Naruto?" tanyaku. Yang langsung disambut dengan terangkatnya hampir semua tangan anak.
"Naruto dari mana e?" tanyaku lagi.
"Mana e? Hmm... Jepang!" teriak salah satu dari mereka.
"Ayo maju! Coba kamong (kalian) cari dimana Jepang e."
Sontak hampir semua antusias untuk memegang bola dunia itu dan memutar-mutarnya.
"Hayo, Jepang ada di benua apa e?" pancingku.
"Apa e? Amerika! Eh Asia!"
"Itu sudah! Coba nyanyi dulu nama-nama benua kah?" pintaku.
"Mari kita hapalkan nama-nama benua, Asia yang terbesar, Australia terkecil. Eropa Amerika. Afrika tetangganya. Paling ujung adalah Antartika!" sorak semua anak.
"Berarti ada berapa benua e?" tanyaku.
"5 eh 6 Ibu! Ini Ibu! Jepang to? Tapi kok di sini Japan e Bu?" tanya mereka sambil menunjuk peta negara Jepang.
"Iyo to. Sama saja mo. Jepang itu Bahasa Indonesia. Japan itu Bahasa Inggris," terangku.
"Di Jepang ada apa e?"
"Buanyak, salah satunya Makanan kesukaan Naruto apa e? Ada yang tau ka?"
"Mie emen eh...?"
"Mie Ramen!" kataku. Disambut tawa oleh semua anak. Kemudian kami berpindah belajar ke luar, halaman sekolah.
"Ibu, di benua Antartika ada apa kah?"
"Apa e? Hmm..." kataku menguji mereka. "Benua Antartika itu dingiiinnn sampe (dingin sekali). Kamong harus pakai baju sampai 3-4 lapis lai. Pakai penutup telinga. Di Papua ada rumah Honai lai to? Dari apa e?" tanyaku.
"Dari tumbuhan, alang-alang!"
"Dong pu fungsi apa e?"
"Biar tra dapat dingin Ibu," kata mereka.
"Nah di Antartika dong punya dong pu rumah macam Honai, dong pu nama Igloo. Biar tra dapat dingin to. Bayangkan, dong tidur di tengah salju, angin besar-besar sampe. Dingin lai. Brrr... Dong butuh tempat berlindung to," jelasku.
"Kah Ibu? (Oh ya Ibu?)
"Baru di sana lai ada Beruang kutub to. Dong pu bulu tebal sampe. Dong kuat tidur di atas salju. Hewan di kutub apa lai e?"
"Oh... Ada lai Bu, anjing serigala to, dong lai tinggal di kutub to Bu?"
"Pintar!" kataku. Kemudian kami berpindah benua. "Siap yang suka nonton Jodha Akbar?" Banyak yang mengacungkan tangannya. "Dari mana e? Coba kamong cari!"
"India, Ibu!" Yang kujawab dengan anggukan dan senyuman. "Di benua mana e?"
"Eh India di Afrika mo," terdengar salah seorang anak berteriak.
Putar-putar-putar. Tak dapat. "Coba Amerika!"
"Ah trada wok. Asia ka apa?" gumam yang lain sambil penasaran mencari.
"Itu! Sa bilang apa to, India di Asia!" katanya sambil disambut tawa oleh teman-teman yang lain.
Tiba-tiba salah seorang anak bertanya dimana aku tinggal. Aku bilang, "Salatiga."
Berebut, mereka mencari dimana letak Salatiga. "Ibu, Salatiga di Jawa Tengah kah? Baru kenapa di Jawa Tengah trada Salatiga e? Hanya ada Semarang?"
"Iyo to. Semarang kan Ibu Kota Jawa Tengah. Salatiga itu kota kecil Nak. Macam Kokas, dong trada di sana to?" Dibalas anggukan oleh anak-anak.
"Beta lai mau pi ke Jawa Bu! Mau pi ke tempat Ibu. Boleh to?" tanya salah seorang anak.
"Boleh!" kataku sambil mengangguk dibarengi teriakan semua anak. "Beta lai! Beta lai! (Aku juga!)"
"Yo sudah. Kalau begitu kamong harus rajin sekolah, belajar deng...?" tanyaku sambil menengadahkan ke dua tanganku.
"Berdoa!"
Begitulah mereka. Perjalanan sehari kami keliling Dunia. Tawa lepas dan rasa penasaran mereka tentang bulatnya Bumi dan apa yang ada di dalamnya dipelajari dengan semangat.
Bak dunia dalam genggaman, mereka menjelajah Negara-negara dalam sekejap. Walau hanya dengan bola dunia; mereka memutar-mutar, menunjuk serta membayangkan ada apa di negara-negara tersebut; itu sangat menyenangkan.
Belajarlah Nak. Belajar setinggi mungkin. Belajar hingga ke Negeri Cina. Raih mimpi dan cita-cita. Pergilah keluar kampung Nak. Merantaulah. Kau kan temukan betapa besar, indah dan luasnya dunia.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda