Curhatan Guru Cilik
Lidya Annisa Widyastuti 7 Mei 2015Kemarin, Rabu, 29 April, jam pertama, giliran kelas 4 yang kuajar matematika. Kami belajar sudut. Karena asyik menggambar sudut, beberapa anak masih larut dan berkutat dengan pena, busur dan kertas padahal bel istirahat sudah berbunyi.
Saat aku menemani yang tersisa, dengan gayanya yang khas: semangat penuh energi, rambut yang dikunci kuda dan sebuah bandana ungu melingkar cantik di kepalanya, seorang gadis cantik, Nahia, anak kelas 6 masuk.
"Ibu, jadi guru susah E? Harus sabar!" katanya.
"Kah?" tanyaku penasaran sambil tersenyum. "Kenapa?"
"Kemarin (Senin dan Selasa) Pak Taher mengajar sendiri saja. Guru yang lain trada. Beta deng Ila bantu ngajar kelas 1 deng 2 Ibu," ceritanya berapi-api. Karena kegiatan di kabupaten bersama teman-teman dan para relawan, aku sudah di kota dari hari Kamis sore minggu lalu.
"Wah... hebat! Baru kamorang mengajar apa?" tanyaku penasaran.
"Katong mengajar Bahasa Indonesia deng Matematika, Bu!" ceritanya malu-malu.
"Baru, bagaimana rasanya jadi guru? Kok susah?" selidikku.
"Iyo Ibu. Katong mengajar sampe kepala pusing. Dong (mereka) tra mau dengar. Berarti jadi guru harus sabar E Ibu," katanya.
Ku balas dengan tersenyum sambil bilang, "Itu sudah! Tapi kamong su hebat to? Su mau bantu Bapak deng ko pu adik-adik lae. Masih mau mengajar to, Na?"
"Iyo masi Ibu," katanya sambil tertawa malu-malu dan meninggalkanku dan adik-adiknya yang masih asyik menggambar sudut.
Curhatan dari seorang anak baik, yang mau turun tangan membantu gurunya yang sendirian mengajar. Membantu adik-adiknya agar dapat terus belajar. Seorang teman mengatakan padaku berulang kali,perbuatan baik sekecil apapun tidak akan pernah sia-sia dan aku percaya itu. Tidak sia-sia untuk yang menerima, pun yang memberi.
Kemarin dua gadis cilikku sudah mendapatkan pelajaran berharga mereka, pelajaran menjadi guru, dan sepertinya mereka menikmatinya. Semoga mereka belajar dari hal baik yang mereka lakukan.
Kampung Baru, 30 April 2015
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda