Cermin : Sebuah Refleksi

Abdul Rasyid Harman 16 September 2014

Cermin. Kita semua akrab, bahkan sangat akrab dengan benda yang satu ini. Setiap hari, kita tidak pernah absen untuk tersenyum dihadapannya. Apa yang kita lihat? Tidak lain dan tidak bukan dialah sosok diri kita dengan ekspresi apa adanya sesuai dengan ekspresi yang kita berikan kepadanya.

Menjadi seorang Pengajar Muda, setidaknya, bagi saya pribadi selama tiga bulan terakhir ini, memberikan pelajaran hidup yang sungguh berarti.

Setiap hari saya bertemu, berinteraksi dengan anak-anak di ruang kelas. Ruang kelas itu adalah laboratorium hidup anak manusia yang memiliki ‘cahaya’ dengan ciri khas dan keunikannya masing-masing.

Apa yang saya rasakan, saya katakan, saya pikirkan akan terpancar dan dirasakan oleh anak-anak. Kalau saya masuk ke kelas dengan semangat, anak-anak pun semangat. Kalau saya datang ke kelas dengan membawa optimisme, tak diragukan lagi, optimisme itu juga akan menular ke mereka.

Saya setiap hari merasakannya. Ketika saya masuk ke kelas dengan semangat, aura kelas yang tadinya seperti kuburan berubah menjadi panggung pertunjukkan membahana. Hidup. Penuh energi.

Saya kemudian berfikir. Tepatnya merenung. Betapa pentingnya sebuah sikap, pikiran, serta hati dan niat yang positif. Karena lagi-lagi, layaknya sebuah cermin. Ia akan merefleksikan apa saja yang ada dihadapannya. Tak kurang. Tak lebih. Sama halnya dengan keberadaan kita di dalam kelas, dihadapan anak-anak. Mereka ibaratnya adalah ‘cermin’ yang memantulkan apa saja yang ada dihadapan mereka.

Namun bedanya, mereka tidak hanya memantulkan bentuk tiga dimensi yang ada dihadapan mereka. lebih dari itu. Mereka juga memantulkan energi, semangat, sikap, dan dimensi-dimensi tak kasat mata lainnya. Yang semua itu akan memberikan potret atau keadaan bagaimana proses interaksi dan suasana yang ada di dalam ruang kelas dimana kita berada.

Merenungi akan pentingnya sebuah sikap, maka saya berusaha untuk selalu menghadirkan cahaya optimisme ke dalam kelas. Tak peduli apakah ‘cermin-cermin’ yang akan saya jumpai akan memantulkan hal yang sama secara sempurna atau tidak. Pun tak menjadi soal apakah nantinya mereka akan menerima cahaya yang saya bawa sesuai yang saya pertunjukkan atau tidak.

Yang harus terus saya dan kita semua pertahankan adalah konsistensi untuk menghadirkan cahaya optimisme ke hadapan mereka sehingga suasana belajar menjadi penuh energi positif yang akan terus menyala dalam ingatan mereka. [16.09.14]

 

Salam Hangat

Dari Bumi Mangsang,

@arasyidharman

 

 

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua