Apin dan Gitarnya
Lidya Annisa Widyastuti 6 Februari 2015Ibrahim Ahek, anak kelas 5 yang akrab dipanggil Apin oleh teman-temannya ini sangat suka sekali menggambar dan membuat mainannya sendiri.
Misalnya; baterai, kabel, lampu dan dinamo, semua bahan itu dia sulat sehingga jadi senter. Pun demikian dengan mainan bersenar dan mengeluarkan bunyi miliknya yang sekarang selalu dibawa kemana-mana.
Cara bermainnya mudah, tinggal kita petik mainannya itu. Yak mainannya adalah sebuah gitar! Gitar mungil yang selalu dia bawa kemana-mana, ke kelas, saat les, saat bermain, ke kebun, mungkin saat dia terlelap pun Apin akan membawanya.
Awalnya dia membuat gitar itu dari bambu. Sebilah bambu, dibelah dua. Salah satu sisi dijadikan sebagai dasar gitar. Kemudian bagian ujung atas dan ujung bawah diberi paku sebagai tempat mengikat senar. Kemudian bagian dasar bawah dia lapisi dengan triplek. Terakhir senar pancing dia sulap jadi senar gitar.
Benar saja, anak laki-laki yang lain penasaran. Mereka berebut untuk meminjam dan memetiknya. Sambil memetik mereka akan bernyanyi, dari lagi yang dikenal banyak orang sampai lagu yang mereka buat sendiri.
Tak sedikit yang meminta dibuatkan gitar yang sama. Akhirnya menjamurlah "gitar bambu Apin". Sering terlihat Apin dan teman-temannya membawa beberapa gitar yang sama sambil dipetik dan bersenandung.
Sabtu, 31 Januari 2015, saat pramuka kulihat Apin sudah membawa gitar jenis lain. Cara pembuatan sama, hanya kali ini dia memakai kayu. Kayu yang dia pahat sendiri menyerupai gitar kecil.
Saat ku tanya siapa yang buat, Apin bilang, "Beta sendiri yang buat, Ibu. Beta pahat sendiri. Beta kayu (saya modal kayu), Horiq paku deng (dengan) senar, Agung triplek. Jadi ini tong (kami) bertiga punya."
"Baru (lalu) ko liat dimana gitar seperti ini, Im (Aim, panggilan sayangku padanya)?" tanyaku penasaran.
"Liat-liat di TV saja Ibu," jawab Apin polos.
Luar biasa. Imajinasi dan bayangannya tentang gitar yang hanya dia lihat di TV dapat dituangkan dalam bentuk karya nyata.Selain itu, walau pun Apin tak memiliki semua bahan, dia berhasil mengajak kedua temannya untuk urunan sehingga gitar itu tercipta dan mereka dapat bergantian memakainya.
Minggu pagi, di teras depan rumah duduk dua anak laki-laki di depanku. Salah satunya memegang gitar. Kemudian terdengar nyanyian...
Aku Papua
Tanah Papua tanah yang kaya Surga kecil jatuh ke bumi Seluas tanah sebanyak batu Adalah tanah harapan
Tanah Papua tanah leluhur Di sanalah aku lahir Bersama angin bersama daun Aku dibesarkan
Hitam kulit Keritinng rambut Aku Papua Hitam kulit keriting rambut Aku Papua Biar langit terbelah Aku Papua
Sepenggal lagu "Aku Papua" dari Edo Kondologit yang dinyanyikan oleh Horiq dan diiringi Apin dengan gitarnya. "Khusus untuk Ibu Lidya," kata mereka. Merdu sekali...
Teruntuk Apin, teruslah berkarya, Nak. Jadilah orang hebat kreatif dan penemu hebat sekarang dan dimasa depan, Im.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda