Toleransi di Ujung Sialit
Leonardus Wical Z. A. 19 Desember 2021Desa Ujung Sialit, merupakan desa penempatanku saat ini yang sudah memberikan banyak sekali pembelajaran bermakna. Salah satunya adalah toleransi. Yap benar, masyarakat di Desa Ujung Sialit merupakan orang-orang Nias yang berasal dari Pulau Nias, dan agama yang mereka anut adalah Kristen Protestan.
Sebelah kanan dan kiri Desa Ujung Sialit, ada 3 desa lainnya: Desa Haloban, Desa Asantola, dan Desa Suka Makmur. Di mana mayoritas masyarakat ketiga desa tersebut beragama Islam. Yang membuat aku kagum adalah keempat desa yang ada di Pulau Banyak Barat dapat hidup rukun dan saling menghargai.
Suasana hangat aku rasakan pada waktu sore hari di tanggal 19 Agustus 2021, ketika berbincang bersama dengan Bapak dan Ibu Pendeta (tokoh agama Desa Ujung Sialit), Ibu Yanti (guru SMPN Ujung Sialit), dan Ibu Anti (guru SDN Ujung Sialit). Di mana obrolan berawal dari aku bersama dengan Ibu Yanti dan Ibu Anti yang memberikan kolak pisang dan kacang hijau kepada Bapak dan Ibu Pendeta., lalu kami duduk sejenak di teras Pastori GMII Makedonia Ujung Sialit.
Obrolan santai terjadi begitu saja, sembari kami berlima saling melontarkan candaan dan tertawa kecil. Mulai dari ngomongin bunga, masakan, hingga perkembangan anak-anak di sini. Kebersamaan seperti ini yang membuat aku nyaman dan betah. Walaupun berbeda agama, para tokoh masyarakat dan guru-guru sekolah dapat saling berinteraksi satu sama lain.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda