Kebiasaan Mengejutkan Ketika Kerja Bakti di Sekolah

Leonardus Wical Z. A. 18 Desember 2021

Sekitar satu minggu sebelum Ujian Akhir Semester, tepatnya di hari Sabtu (22 Mei 2021), merupakan jadwal kerja bakti di SDN Ujung Sialit. Sepengalamanku kerja bakti di sekolah, sesederhana hanya menggunakan sapu dan kemoceng. Tapi yang membuat aku terkejut ketika kerja bakti adalah anak-anak di sini sudah terbiasa menggunakan parang. Di mana aku sendiri pun belum pernah menggunakan alat itu sebelumnya.

Alhasil aku belajar dari mereka bagaimana cara menggunakan parang yang benar. Satu percobaan berhasil, dua kali percobaan masih berhasil juga, namun ketiga kali ketika menggunakan parang tidak sadar ternyata jari telunjukku sedikit robek karena tergores parang tersebut. Darah pun keluar, membuat beberapa anak di sekitarku khawatir. Hal romantis yang membuat aku baper adalah ketika mereka menanyakan bagaimana kondisiku. Aku pun menjawab dengan tenang, bahwa luka di jariku tidak menjadi masalah besar. Padahal sebenarnya jari telunjukku terasa sangat perih. Aku langsung mengambil hansaplast yang ada di tas, lalu membalut lukaku menggunakan hansplast itu.

Dengan percaya diri aku menunjukkan jari telunjukku yang sudah dibalut hansaplast, sembari bilang kepada anak-anak, “Nih tangan bapak udah nggakpapa. Yuk kita lanjut bersih-bersih lagi.”

Dari pengalaman kerja bakti tersebut aku paham, menjadi seorang Pengajar Muda bukan hanya tentang mengajar anak-anak di desa penempatan. Tetapi juga pelajaran apa yang bisa kita dapatkan dari mereka. Tidak melulu tentang pelajaran akademik di sekolah, namun bisa juga tentang pelajaran hidup yang belum pernah kita temui sebelumnya.

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua