Belajar untuk Mau dan Berani Berjuang

Leonardus Wical Z. A. 17 Desember 2021

Ada sebuah pepatah yang mengatakan, “Kamu belajar lebih banyak dari sebuah kekalahan daripada sebuah kemenangan. Kamu belajar bagaimana untuk terus berjuang.”

Pepatah tersebut sangat cocok untuk diucapkan kepada perwakilan siswa-siswi SDN Ujung Sialit yang beberapa waktu lalu (sekitar Bulan April 2021) mengikuti kompetisi Matematika, IPA, dan beberapa bidang olahraga. Persiapan yang cukup singkat, yaitu tidak lebih dari 3 hari, membuat kami para guru cukup hectic. Namun situasi tersebut tidak malah menyurutkan semangat kami untuk mendampingi perwakilan yang memang sudah kami pilih dari kelas empat dan kelas lima.

Lokasi lomba berada di Teluk Nibung, Pulau Banyak, Aceh Singkil. Sekitar kurang lebih 1 jam perjalanan laut dari Desa Ujung Sialit. Cuaca kala itu cukup kurang bersahabat, karena agak sedikit mendung dan gerimis. Maka dari itu, keberangkatan sedikit tertunda sembari menunggu cuaca reda. Dan setelah cuaca reda, kami pun berangkat menuju lokasi lomba menggunakan salah satu biduk nelayan dari Desa Ujung Sialit.

Pada waktu lomba, sempat ada kendala kecil ketika salah seorang siswa yang mengikuti lomba catur berniat untuk mengundurkan diri karena merasa minder. Tetapi salah seorang guru mencoba untuk meyakinkan, supaya siswa tersebut percaya diri. Rupanya dia takut apabila kalah. Aku pun mengatakan, “Kalah atau menang itu urusan belakang, nak. Yang penting kamu berani dan percaya diri. Kami guru-guru juga tidak menuntut harus menang. Kami akan sangat bangga apabila kamu nggak minder untuk ikut lombanya.” Begitu kira-kira ucapku pada saat itu. Dan singkat cerita, siswa tersebut mau untuk ikut lomba catur.

Kendala tidak hanya pada lomba catur. Pada lomba Matematika juga perwakilan dari sekolah kami bingung dengan teknis cara menjawabnya. Karena memang cara menjawab dalam kompetisi merupakan hal yang sangat baru bagi mereka. Salah seorang guru pun bilang, “Tidak masalah kalau bingung, jawab saja menggunakan cara menjawab yang kamu pahami.”

Berbagai kendala seperti itu sangatlah wajar terjadi. Apalagi untuk siswa-siswi yang baru pertama kali merasakan pengalaman kompetisi. Bagiku, yang terpenting adalah pengalaman berharga yang bisa mereka dapatkan. Karena pengalaman mengikuti kompetisi seperti itu, akan sangat berguna untuk mereka ke depannya.

Tujuan utama kami bukanlah kemenangan, dengan anak-anak mau dan berani untuk maju, itu sudah cukup membanggakan bagi kami. Karena memang ini merupakan kali pertama SDN Ujung Sialit mengikuti kompetisi, setelah sekian lama vakum. Setidaknya mereka punya pengalaman merasakan bagaimana berjuang untuk menggapai sesuatu. Dan dari kekalahan atau kegagalan tersebut, aku berharap mereka dapat belajar bagaimana untuk terus berjalan hingga suatu saat nanti dapat meraih kemenangan versi mereka masing-masing.

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua