Belajar di Tengah Situasi Pandemi

Leonardus Wical Z. A. 17 Desember 2021

Covid-19 masih menjadi pandemi di Indonesia hingga saat ini. Salah satu aspek yang ikut terkena imbas dari pandemi tersebut adalah pendidikan. Termasuk SDN Ujung Sialit, yang merupakan sekolah tempat di mana aku mengabdi saat ini. SDN Ujung Sialit terletak di Desa Ujung Sialit, Pulau Banyak Barat, Aceh Singkil. Sekolah tempat aku mengajar juga sempat mengadakan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) di Bulan Agustus 2021 yang lalu. Hal tersebut dikarenakan wilayah Aceh Singkil yang masuk ke dalam zona merah.

PJJ bagi anak-anak di sini memanglah tidak mudah. Keterbatasan perangkat dan juga sinyal yang susah di sini, membuat pembelajaran dengan metode daring sulit untuk dilaksanakan. Apalagi lokasi desa yang berada di pelosok pulau. Namun, aku tidak kehabisan ide, aku kumpulkan anak-anak di sebuah tempat dengan ruang yang terbuka. Dan aku tetap memberikan ilmu kepada mereka: bangun ruang untuk kelas 1 dan 2, cerita tentang proklamasi untuk kelas 3 dan 4, lalu perkalian untuk kelas 5 dan 6.

Memang tidak lama pembelajaran yang kami lakukan. Hanya sekitar 1,5 jam dimulai dari pukul 08.00 pagi. Jumlah yang ada di foto belum semuanya berkumpul, karena total murid di SDN Ujung Sialit ada sekitar 300an. Namun aku bersyukur, masih ada anak-anak yang punya semangat tinggi untuk belajar walaupun masih dalam situasi pandemi. Semangat dari merekalah yang memberikan energi positif buatku.

Pada Hari Sabtu tepatnya tanggal 7 Agustus 2021, karena masih situasi PJJ untuk seluruh sekolah di Aceh Singkil, aku masih mengadakan kegiatan belajar dan bermain bersama dengan anak-anak di ruang yang terbuka. Dan pada hari itu untuk pertama kalinya aku mengajarkan bagaimana anak-anak menghias gambar rumah, tetapi tidak menggunakan pensil warna atau crayon, melainkan sumber daya yang ada di sekitar mereka.

Sebagai contoh, ketika mereka butuh warna hijau untuk gambar rumput dan pohon, mereka aku arahkan bisa menggunakan berbagai macam daun di sekeliling mereka. Aku menyediakan meses warna coklat, biji-bijian untuk bubur yang berwarna putih, dan dua buah lem. Yang aku takjub adalah antusiasme dan semangat mereka dalam berkreasi. Karena ini merupakan kali pertama mereka belajar membuat kerajinan tangan yang cukup mudah tetapi menarik untuk dilakukan.

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua