info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Cita Rasa Beras Gunung ala Mahumbal

Kristiyani Dwi Marsiwi 8 Oktober 2017

Olahan beras tidak melulu dengan ditanak lho.. Indonesia sudah mengenal banyak variasi olahan dengan bahan dasar beras. Sebut saja nasi, lontong, ketupat, buras, bubur, arem-arem, pun bila diuraikan lagi lebih jauh masih banyak varian lainnya.

Nah masyarakat Dayak Meratus di kaki gunung Meratus, Loksado, punya teknik unik dalam mengolah beras untuk jadi nasi. Namanya mahumbal. Mahumbal ini mirip dengan teknik memasak nasi dengan bambu yang dibakar.

Eits… Tunggu dulu.. Ada yang unik nih, bedanya,,

Indonesia ini kaya banget hasil buminya. Beras aseli Loksado, adalah beras yang ditanam di lahan miskin air. Beras ladang. Entah menggunakan bibit jenis apa, beras ini bentuknya ada yang bulat, lonjong, pipih runcing, dan aromanya wangi.

Pada tulisan lain, riset tentang beras gunung ini akan ditambahkan.

Pertama kita harus menyiapkan bahannya, beras gunung, daun batu, batang-batang bambu, dan membuat penyangga apinya. Daun batu ini mirip tanaman talas, bisa dilayukan dulu sebelum digunakan. Bambu yang dipakai, dipilih yang masih hijau dan ruasnya panjang, diameter sekitar 7-10 cm.

Beras dicuci bersih. Kemudian ada 2 pilihan, bisa diaron dulu atau langsung dibungkus dengan daun batu dan dimasukkan ke dalam bambu. Jangan lupa bungkusan diikat agar lebih padat. Setiap 1 bungkus masuk bamboo, diberi air sebatas tinggi bungkusan. Setelah bambu penuh, memuat sekitar 2-3 bungkusan, maka air ditambahkan hingga berjarak 2 ruas jari dari mulut  bambu. Lalu mulut bambu ditutup dengan gulungan daun batu.

Bara api dibuat. Api tidak perlu terlalu besar, namun baranya konstan. Bambu sambil diputar sesekali, dijaga supaya tidak hangus. Lama proses membakar bambu ini kurang lebih 30 menit sampai hampir 1 jam.

Ciri beras di dalam tanak adalah bungkusan paling atas ditusuk atau ditekan, terasa kenyal dan kering, dan air sudah menyurut atau habis.

Mahumbal ini adalah salah satu teknik memasak di alam terbuka. Aroma nasi mahumbal lebih wangi, karena terbungkus daun batu dan dimasak dalam bambu. Nasi mahumbal cocok disantap bersama olahan ikan dan atau ayam kecap, sesuai selera.

Loksado bisa, Loksado berkarya..!

 

Tulisan ini dibuat penulis dalam keadaan lapar dan kangen mahumbal lagi bersama Pak Ahim dan kawan-kawan di Loksado.

 

Credit 

In Frame : Awie, asli Suku Dayak Meratus, semifinalis Nanang Galuh HSS 2017

Lokasi : Mess guru SMPN 1 Loksado


Cerita Lainnya

Lihat Semua