PAK SALEH DAN PAK ADNAN (Lanjutan Sebaiknya Jangan Dulu Pulang)

Junarih Jun 5 Februari 2011
Memang sulit rasanya mengakui kekalahan apalagi pada orang yang lebih muda. Barangkali itu yang dirasakan pak Saleh. Pak Saleh dan pak Adnan sebenarnya masih satu saudara sepupu. Meski orang tua pak Adnan lebih tua dari orang tua pak Saleh namun umur pak Adnan jauh lebih muda dibanding pak Saleh. Pada pemilihan kepala desa periode lalu, pak Saleh dan pak Adnan, sama-sama mencalonkan diri sebagai kepala desa. Namun masyarakat memenangkan pak Adnan sehingga beliaulah yang saat ini menjadi kepala desa dan memimpin desa Sawang Akar. Sejak kekalahan itu, banyak sudah masyarakat yang cerita bahwa hubungan kepala desa dan pak Saleh tidak baik. Kalau boleh diibaratkan hubungan pak Saleh dan pak Adnan seperti bisul, bernanah di dalam tapi tak tampak luka menganga di luar. Dan sejak penancapan tiang rumah belajar yang saya gagas, pada pekan ke tujuh, kira - kira tanggal 23 Desember 2010, bisul bernanah itu pecah, konfrontasi terbuka diperlihatkan pak Saleh saat orang-orang sibuk menancap tiang rumah dan akhirnya pak Adnan dengan sangat bijaksana membawa permasalahan ini ke kantor polisi. Ada sedikit harapan, meski bisul itu pecah bernanah dan tampak menjijikan namun mungkin itulah jalan satu-satunya agar bisa sembuh. Syukur, harapan itu ternyata bukan sekedar pepesan kosong. Di kantor polisi, masalah itu diselesaikan dengan baik oleh keduanya dan akhirnya pak Saleh dengan ikhlas menghibahkan tanah leluhurnya untuk kepentingan sekolah. Mungkin inilah pelajaran menarik yang bisa saya petik dari kejadian ini : Selalu ada pilihan untuk meneruskan “perang”, membenci satu sama lain, menjatuhkan lawan, dan saling bunuh untuk mempertahankan kekuasaan atau merebut kekuasaan. Tapi saya sangat senang, ternyata bukan hal-hal itu yang pak Saleh dan pak Adnan pilih. Saya sangat bangga dan salut karena kini keduanya lebih memilih bergandeng tangan sama-sama membangun generasi, membangun masyarakat, dan sama-sama berusaha memajukan kualitas sekolah dasar yang ada. pak Saleh dan pak Adnan, bagi saya, telah menunjukkan makna sejati seorang pemimpin. Rasanya kangen, sudah lama saya tidak melihat tipe pemimpin seperti ini di negeri ini, dan di sini, kerinduan saya terobati. Terimakasih Tuhan, sudah mengirim saya ke desa ini.

Cerita Lainnya

Lihat Semua