info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Para Pemimpin

Jovanni Enralin Silalahi 7 April 2015

Om Jait. Begitulah biasanya Kades Muara Medak dipanggil oleh para warganya. Kades yang memiliki nama lengkap Marudut Panjaitan ini memulai karirnya di desa sebagai sekretaris desa. Ketika masih menjabat sebagai sekdes, beliau sangat aktif untuk terjun ke masyarakat, bahkan PM pertama di Muara Medak pun berhasil mengelilingi hampir sebagian besar dusun di Muara Medak karena bantuan beliau. Beliau juga aktif mengajar siswa paket B ketika masih menjabat menjadi pejabat sementara pengganti kades.

Sekarang, pejabat sementara pengganti kades itu pun sudah resmi menjadi kades Muara Medak yang disukai para warganya. Ramah dan mau terjun ke masyarakat, membuat warga desa Muara Medak tidak lagi mempersoalkan kesukuan kades yang notabene bukan berasal dari suku Palembang ataupun Sumatera Selatan. Setelah menjadi Kades pun, beliau masih menyempatkan diri untuk membantu mengajar di SMP Kelas Jauh meskipun tidak lagi sesering yang dulu karena kesibukannya sebagai Kades baru. Beliau juga sangat mengusahakan untuk tetap ikut mengurus kelanjutan Paket B di desa meskipun tidak lagi bisa mengajar seperti biasanya.

Memasuki bulan-bulan terakhir di penempatan, saya sebagai salah satu pengurus Paket B diharuskan untuk memberitahu kepada para wali murid mengenai Ujian Sekolah dan Ujian Nasional yang akan dihadapi para murid paket B. Untuk itu, saya meminta bantuan kepada Kades untuk dapat menghadiri pertemuan saya dengan para wali murid sebagai bentuk dukungan terhadap keberlanjutan paket B ini. Awalnya, saya berpikir bahwa akan sulit sebagai seorang Kades untuk menghadiri pertemuan seperti ini dengan kesibukannya, terlebih dengan jumlah peserta paket B yang sedikit, hanya 5 orang. Tapi ternyata, kekhawatiran itu tidak terwujud. Kades kami datang tepat waktu, bahkan disaat beberapa wali murid belum datang.

Pertemuan itu dihadiri oleh 3 orang wali murid, dimana satu wali murid tidak bisa hadir, sedangkan satu peserta paket B lainnya mengundurkan diri. Di dalam pertemuan ini, saya merasa sangat terbantu akan kehadiran Kades. Warga juga menjadi semakin terbuka dan berbicara dengan santai namun tetap pada fokus pertemuan kami saat itu. Nasehat serta saran-saran yang membangun dikemukakan oleh beliau kepada para wali murid. Salah satu nasehat yang kala itu juga menggugah hati saya adalah, “Jangan berpikiran kalau semua ini tak ada artinya, bahwa mengikuti paket ini sia-sia karena nantinya akan berujung di dapur saja. Ingatlah bahwa semua ini menjadikan pengalaman sendiri bagi anak-anak kita. Dan pengalaman itu adalah ilmu yang pastinya akan terpakai oleh anak-anak kita.”

 

Cek Anne. Begitulah saya memanggil sosok Kartini desa Muara Medak yang akhir tahun lalu baru saja melepas masa lajangnya. Cek Anne merupakan warga Muara Medak pertama yang menjadi sarjana dan bekerja di Pertamina dan menjadi contoh bagi seluruh pemuda Desa Muara Medak hingga saat ini. Tidak berlebihan memang jika Cek Anne dijadikan panutan bagi hampir seluruh pemuda. Posisinya sebagai ‘Putra Daerah’ di Pertamina membuat beliau berusaha lebih agar desanya dapat lebih maju dan berkembang dengan bantuan perusahaan dimana ia bekerja.

Meskipun tidak bekerja di bidang CSR, Cek Anne menggunakan posisi putra daerah tersebut untuk mempengaruhi pihak CSR agar dapat membantu desanya, salah satunya adalah untuk memajukan pendidikan desa Muara Medak. Di bidang pendidikan sendiri, dengan campur tangan Cek Anne, SDN Muara Medak di tahun ajaran 2013/2014 mendapatkan bantuan seragam dan alat tulis serta pelampung bagi keselamatan anak-anak yang kala itu menyebrang dengan menggunakan sampan, belum ada tongkang sebagai sarana transportasi masal.

Sedangkan di tahun ajaran 2014/2015 ini, SDN Muara Medak mendapatkan bantuan berupa pembangunan tanaman toga (apotek hidup), serta penambahan lokal untuk kelas, UKS dan perpustakaan yang masih bertahap sampai sekarang. Selain di tingkat SD, Cek Anne juga mengarahkan bantuan dari CSR Pertamina untuk juga dapat membantu PAUD yang didirikannya dengan pembangunan lokal yang resmi, serta perbaikan dan penambahan lokal bagi SMP Kelas Jauh.

Selain yang berkenaan dengan pembangunan fisik, Cek Anne juga memperhatikan kelanjutan pendidikan bagi para pemuda di desanya. Sudah ada 2 pemuda desa yang berhasil melanjutkan sekolah sampai tingkat D3 di Poltek Unsri dengan bantuan beasiswa penuh dari Pertamina. Bantuan seperti ini memang sangat dibutuhkan, terlebih bagi para pemuda desa yang kekurangan informasi terhadap beasiswa-beasiswa di perkuliahan.  

Om Jait dan Cek Anne. Sosok-sosok pemimpin yang saya temukan di Desa Muara Medak. Kolaborasi mereka berdua membuat saya benar-benar kagum. Semoga semangat untuk terus menerbarkan kebaikan dan kesadaran akan pentingnya pendidikan membawa angin segar bagi kemajuan Desa Muara Medak kedepannya. Om Jait dengan kesediaannya untuk menyempatkan diri di sela-sela kesibukan, namun tetap hangat untuk mendengarkan curahan hati para warganya, serta tidak segan-segan untuk berbagi ilmu dilengkapi dengan Cek Anne, pemudi yang terus menjaga dan mengembangkan desanya, semoga membawa Muara Medak lepas dari isu-isu ketertinggalan yang selama ini mengikutinya. Dan semoga, akan semakin banyak lagi bermunculan sosok-sosok pemimpin lainnya yang akan terus mewarnai Desa Muara Medak.


Cerita Lainnya

Lihat Semua