SEPUTAR PANEN GETAH KARET DAN BAKAR HUTAN KARET
Januar Ikhsan 1 Maret 2015Cerita singkat dari Bumi Serasan Sekundang Dusun VI Desa Pagar Dewa Kecamatan Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan
Mata pencaharian masyarakat di penempatan adalah sebagai petani perkebunan karet di perusahaan PT Perkebunan Karet Mitra Ogan Cabang dari PT. Rajawali S.P. Palembang. Mereka setiap harinya bekerja mengeluarkan getah karet dari batang pohon dengan cara di deres atau distek. Ada yang menderes kebun pribadinya dan ada juga yang menderes di kebun perusahaan. Karet yang sudah dikumpulkan oleh penderes akan disimpan di gudang kantor untuk dicetak dan dikeringkan terlebih dahulu sehingga esok harinya dapat didistribusikan ke pabrik karet berikutnya yang ada di PTP Karet Palembang. Karet yang sudah dikeringkan sebutan lainnya adalah kompo. Aromanya bau sekali.
Ada masanya karet itu panen dan ada masanya karet itu harus pembukaan lahan yang baru. Masa karet panen itu waktunya tidak menentu, bisa diprediksikan sekitar seminggu sekali mencetak dalam cetakan karet. Getah karet yang ada di mangkok kecil dikumpulkan kemudian dicetak pada box kotak sampai kering. Setelah sebulan hasilnya baru bisa panen untuk ditimbang atau nimbang dan langsung dijual ke agen atau sebutannya toke balam. Harga karet saat ini Rp.7.200,- per Kilo Gram. Kemudian ada masanya pembukaan penanaman bibit bohon karet yang baru. Setelah usia batang karet tua dan tidak bisa mengeluarkan getah yang baik, maka harus dilakukan penanaman bibit karet yang baru. Batang karet yang sudah tua harus semuanya dimusnahkan dengan cara di bakar. Proses tersebut namanya pembukaan lahan baru dengan cara dibakar. Seperti ketiga anak ini yang bernama Jalu, Ryan dan Rendi yang sedang ikut membantu pemilik kebun dalam membakar hutan karet. Ketiga anak ini sangat hobi sekali melakukan pembakaran hutan karet. Proses pembakaran hutan karet ini dilakukan oleh banyak orang / tukang. Dari setiap sudut dan sisi harus terisi oleh tukang dan serempak dibakar. Agar proses pembakaran mudah, maka dibantu dengan bensin supaya nyala api besar dan semua batang pohon rata terbakar. Proses pembakaran ini harus di dukung dengan cuaca kemarau dan angin yang satu arah. Proses pembakaran hutan memakan waktu setengah hari, itupun tergantung cuaca dan luas lahan kebun. Setelah selesai dibakar, maka kebun dirapihkan untuk kembali ditanami bibit karet yang baru. Awal di penempatan saya tak sadar, ternyata sandal, sepatu, ban motor, ban mobil dan karet gelang yang kita gunakan bahan bakunya berasal dari getah karet.
Demikian cerita singkat dari pelosok negeri bumi Sriwijaya seputar Getah Karet dan Bakar Hutan karet di penempatan saya bertugas
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda