BERKEMAH SIAGA DAN PENGGALANG BERSAMA TNI

Januar Ikhsan 1 Maret 2015

Liputan Kegiatan Pendidikan di Bumi Serasan Sekundang Dusun VI Desa Pagar Dewa Kecamatan Lubai Ulu Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan.

Pramuka adalah kegiatan Ekstrakulikuler wajib yang sebagian besar sangat disukai oleh seluruh pelajar di Indonesia. Salah satunya oleh siswa siswi SDN 30 Lubai (Kelas Jauh). Saya dan guru-guru mengadakan kegiatan Perkemahan Pramuka siaga dan penggalang selama 2 hari. Supaya kegiatan lebih meriah, kami juga mengundang TNI Koramil Rambang-Lubai untuk menghadiri sekaligus mengisi materi tentang kepramukaan.

Berikut runtutan acara perkemahan pramuka di SDN 30 Lubai (Kelas Jauh) bersama TNI :

Jumat pagi, anak-anak yang terbagi menjadi 7 regu kumpul di depan halaman sekolah untuk dicek segala perlengkapan pribadinya maupun perlengkapan kelompoknya. Nama-nama regunya terdiri dari regu Soekarno, Soeharto, Gusdur, Megawati, SBY, Jokowo dan Jusuf Kalla. Kemudian setiap regu berbaris dengan dipimpin oleh setiap pemimpin regunya (pinru) untuk persiapan melakukan gladi resik upacara pembukaan. Pembina upacara pembukaan adalah Kapten Inf. Zainuri Danramil TNI Rambang-Lubai. Sambil menunggu rombongan TNI tiba di lokasi, guru-guru, masyarakat yang terlibat dan semua regu melakukan persiapan-persiapan terutama peralatan dan logistik lainnya. Sekitar pukul 09.30 Pagi, akhirnya Kapten Inf Zainuri beserta anggotanya berjumlah 7 orang tiba di sekolah. Warga di Dusun sangat antusias sekali ketika rombongan TNI tiba di sekolah. Karena bagi mereka hal ini sangatlah asing melihat anggota TNI yang gagah dan sigap menggunakan seragam yang sama. Upacara pembukaan pun dilaksanakan dengan hikmat yang telah dibuka resmi oleh Pak Danramil. Acara selanjutnya adalah TNI mengisi materi PBB selama 30  menit dengan dibagi kedalam beberapa kelompok kecil. Pada materi ini melatih siswa dalam latihan dasar baris berbaris. Kemudian 20 menit ke depan TNI melatih tata cara pelaksanaan upaca bendera setiap hari senin. Mulai dari pemimpin upacara, ajudan, pembaca teks hingga yang paling lama dilatih adalah petugas pengibar bendera. Guru dan siswa begitupun warga yang menonton sangat antusias sekali. Siswa terlihat semangat dalam berlatih PBB bersama TNI. Setelah TNI selesai melatih, Pak Danramil memberikan pertanyaan tentang kepramukaan. Siapa yang bisa menjawab mendapatkan hadiah “Ujar Kapten. Kapten memberikan pertanyaan tentang kapan atau tanggal berapa hari jadi pramuka? Hampir semua siswa gugup, tapi ada 1 siswa yang tunjuk tangan lalu menjawabnya. Dia adalah habib anak kelas III yang suka dengan kegiatan pramuka. Akhirnya Habib langsung disuruh oleh kapten untuk segera ke ruangan guru. Setiba di ruangan guru habib dikasih hadiah dan di foto bersama Kapten. Habib merasa senang sekali. Bapak-bapak TNI pun bergegas makan siang bersama sebelum sholat Jum’at yang sudah disiapkan makanannya oleh guru-guru di bawah pohon karet. Disinilah kami berbincang-bincang dengan bapak TNI yang inti pembicaraannya adalah guru-guru sangat senang sekali bapak TNI bisa datang ke SDN 30 Lubai (Kelas Jauh). Karena ini baru pertama kalinya TNI masuk ke tempat kami “ujar guru-guru. Setelah makan, kami semua berfoto bersama dengan bapak-bapak TNI di depan gedung sekolahan. Setelah itu guru-guru, siswa dan TNI bergegas berangkat ke masjid untuk melaksanakan sholat Jum’at di Masjid At-taqwa. Seusai sholat jum’at, Kapten bersama anggotanya pamit dan tidak bisa lama di sekolah kami, karena ada agenda lain di luar sana. Dengan dipimpin oleh pinrunya masing-masing regu megucapkan tepuk terima kasih kepada Bapak TNI yang sudah melatih dan mengajari PBB dan tata upacara bendera. Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30 siang, saatnya melakukan persiapan HIKING / menjelajah. Penjelajahan pun dimulai, setiap regu harus melewati berbagai rintangan selama di perjalanan dan harus melaksanakan tugas dibeberapa pos. Pos yang ada meliputi pos lagu nasional dan daerah, pos harta karun, pos kepramukaan, pos PBB, pos kerohanian dan pos halang rintang. Selama diperjalanan setiap regu dituntut untuk kompak dan menjaga keselamatan. Rasa senang, sedih dan takut menyelimuti anak-anak di setiap posnya. Terutama keseruan anak-anak di pos halang rintang sebagai pos terakhir. Di pos ini setiap anak harus merangkak dilumpur yang sangat kotor tanpa mengenai tali rapia yang ada di atasnya, walaupun sedikit menyentuh bagian punggung, maka anak itu harus mengulang merangkak kembali ke garis start. Seperti latihan fisik tentara, karena ada 2 anggota TNI yang bertugas di pos terakhir ini. Setelah semua regu sampai di sekolah, kemudian bersih-bersih dan bersiap-siap melaksanakan sholat magrib di masjid At-taqwa dilanjutkan dengan kultum hingga sholat isya. Sholat dan kultum yang di isi oleh tokoh agama berjalan dengan hikmat. Setelah itu guru-guru dan anak-anak makan malam sebelum melaksanakan upacara api unggun. Sekitar pukul 20.00 WIB gladi resik upacara api unggun dimulai. Masyarakat termasuk orang tua murid ikut menyaksikan kegiatan ini bahkan ikut serta dalam melatih persiapan api unggun. Tidak lama lagi, upacara api unggun pun dilaksanakan penuh dengan kehikmatan yang di akhiri dengan lagu/hymne api unggun. Semua bernanyi dan terharu dengan diterangi oleh besarnya cahaya api. Setelah itu beranjak ke acara berikutnya yaitu pentas seni. Setiap regu harus menampilkan kreasinya yang kreatif. Suasana semakin ramai ketika regu SBY menampilkan yel-yel dan lagu kreatifnya aransemen dari lagu papua yang berjudul “Yamko Rambe Yamko” judulnya menjadi “Merk rokok”. Liriknya seperti ini : eee.... Minak jinggo sampoerna gudang garam Dji Sam Soe EL A Mentol Koboy . . . ditambah dengan yel-yel lucunya. Kemudian ada yang menampilkan puisi lucu, tarian, joged dangdut dan ada yang atraksi menggunakan api, api tersebut keluar dari mulut. Kemudian ada juga warga / bapak-bapak yang melakukan atraksi sulapnya. Suasana menjadi tambah ramai. Tidak terasa akhirnya waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 WIB malam. Semua regu di instruksikan oleh pendamping regunya untuk istirahat tidur karena nanti tengah malam jam 01.00 akan ada renunugan malam. Hal ini tidak diketahui oleh anak—anak.  Setelah melakukan aktivitas yang padat, anak-anakpun dengan lelap istirahat di tendanya masing-masing, ada juga yang tidur di kelas karena kondisi kesehatannya tidak fit. Saya dan sebagian warga yang jaga sama sekali tidak tidur, saya masih menikmati hangatnya api sambil membakar ubi. Keadaan hening, hanya suara jangkrik dan burung hantu yang meramaikan suasana malam. Banyak anak—anak yang ngigo tak jelas, mungkin ini efek dari kecapean. Tidak terasa waktupun menunjukkan pukul 01.00 dini hari malam. Saya dan Pak alex salah satu aktor lokal yang sering melatih pramuka bergegas membangunkan semua anak. Ayo cepat bangun . . . . bangun. . . . sudah pagi. . . . “Ujar Pak Alex padahal hari masih tengah malam. Selama setengah jam waktu membangunkan anak hingga sampai bisa berdiri tegak dan berbaris. Banyak hal lucu yang terjadi, seperti ada anak yang pakai sepatunya salah atau kebalik antara kanan dan kiri, baju kebalik, bahkan ada yang pakai sepatu dulu baru pasang kaos kaki. Hahahaha “guru-guru pun tertawa. Setelah itu semua regu berbaris dan setiap anak di tutup matanya menggunakan sehelai kain hingga tidak bisa melihat. Kemudian setiap anak saling memegang bahu temannya berjajar seperti kereta api. Barisan paling depan memegang tangannya pak Alex. Lalu pak alex berjalan perlahan-lahan, sehingga semuanya mengikuti arah jalannya pak Alex. “Sekarang kita ke kuburan, awas langkahi makamnya jangan sampai terinjak! “Ujar pak alex sambil berteriak. Anak-anak pun merasa ketakutan dan panik, bahkan ada yang nangis. Sebetulnya pak alex membohongi anak-anak dan arah yang sebenarnya ke lapangan besar sepak bola. Saking gelapnya karena matanya ditutup. Renungan malam pun dimulai. Anak-anak membentuk lingkaran besar dengan kondisi mata masih di tutup oleh kain. Dengan di iringi musik yang slow dan sedih, pak alex menyampaikan nasihat atau pepatah orang tua harus kalian patuhi. Tidak ada anak yang tidak menangis. Semua bercucuran air mata. Pak alex dan guru-guru saling menjawab dan menasihati anak-anak tentang orang tua. Suasana semakin terharu dengan diiringi musik instrumen syukur. Beberapa jam kemudian, anak-anak kembali ke barisan semula dan berjalan hingga tenda, dengan kedua mata masih di tutup. Setelah sampai, semua anak membuka tutup matanya. Suasana agak berbeda, masih ada yang nangis, yang panik karena melewati kuburan, bahkan ada yang ketawa terbahak-bahak karena ada anak yang mengetahui sebetulnya ketika tadi berjalan tidak melewati kuburan. Semua anak kembali ke tenda untuk istirahat. Waktu menunjukkan 03.30 pagi. Jam 05.00 anak-anak kembali dibangunkan untuk melaksanakan sholat osubuh berjamaah di kelas. Setelah itu, sekitar pukul 06.00 pagi anak-anak melaksanakan olahraga senam pagi selama 1 jam ke depan. Pada saat senam sebagian anak-anak kelihatan lesu sudah tidak bergairah lagi. Setelah senam, semua sarapan pagi bersama yang sudah disiapkan guru ditempat makan. Setelah makan, setiap regu dengan dipimpin pinrunya melakukan oprasi semut atau buang sampah dan bongkar tenda. Anak-anak kelihatan bersemangat kembali karena kegiatan perkemahan akan segera selesai. Setelah semuanya beres dan rapih, upacara penutupan pun dilaksanakan dengan hikmat. Pembina upacara penutupan kali ini adalah guru. Dalam isinya menyampaikan manfaat dan ilmu yang sudah kita dapatkan dari kegiatan perkemahan ini. Dan tanpa penghormatan bubar jalan, semua anak-anak melakukan musafahah atau bersalaman dengan guru-guru maupun masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini.

Akhir cerita yaitu seruuuuuuu . . . meriah . . . . . sukses . . . . .(SMS)

 

Demikian cerita perkemahan di bumi sriwijaya Kabupaten Muara Enim dari pelosok hutan karet.

SALAM PRAMUKA!!!

Tepuk Pramuka 1 kali dari SDN 30 Lubai (Kelas Jauh) untuk semua anak-anak pramuka yang ada di Indonesia . . . . prok prok prok, , prok prok prok, , prok prok prok prok prok prok prok.


Cerita Lainnya

Lihat Semua