PEJUANG CILIK BUMI SRIWIJAYA MEMPERINGATI HARI KARTINI

Januar Ikhsan 28 April 2015

21 April 2015 menjadi catatan sejarah bagi siswa-siswi SDN 30 Lubai (Kelas Jauh). Karena pada tanggal tersebut merupakan hari pejuang kaum wanita, yakni Hari Kartini. Kami semua dengan senang menyambut Hari Kartini dengan berbagai kegiatan yang menarik. Kami semua menggunakan busana beraneka ragam, ada busana yang berasal dari Jawa maupun Sumatera. Dalam peringatan hari kartini ini, kami belajar tentang masa lalu seseorang yaitu masa lalunya pahlawan perempuan yang memperjuangkan hak-hak perempuan pada masa pemberontakan. Guru-guru dan murid kembali mengingat jasa-jasa Kartini untuk perempuan di Indonesia.

Salah seorang anak kelas II yang bernama Mia sangat semangat sekali memperingati hari Kartini. Pak janu. . . .pak janu . . . . tolong foto saya dong pak . . . saya mirip Kartini kan pak?” Kata sang bocah yang busananya menggunakan kebaya kuning dan rambut di sanggul. Dari awal sampai akhir acara, Mia tetap semangat mengikuti kegiatan Kartini, sangat berbeda dengan teman-teman yang lainnya. Acara ini dimulai jam 8 pagi berepatan di hari Kartini. Semua siswa pada saat itu sudah siap dengan busana dan perlombaan yang akan mereka ikuti. Kegiatan ini mendapatkan dukungan dari orang tua murid juga, sehingga dalam pemakaian dan desain busana anak-anak banyak dibantu oleh orang tuanya. Pada pukul 08.30 Pak Tukino salah seorang guru membuka acara, lalu dilanjutkan dengan iringan lagu Ibu Kartini dari paduan suara Kelas V yang diiringi pula dengan ornamen musik pianika. Semua ikut menyanyi mengikuti paduan suara. Orang tua merasa terharu ketika anaknya menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini dengan busana yang bagus. Setelah pembukaan, acara yang selanjutnya adalah pawai mengelilingi pemukiman afdiling 1 R. Anak-anak dibagi menjadi 2 atau secara bearpasangan dan harus bergandengan tangan pada saat berjalan. Warga sangat antusias melihat anak-anak berpakaian busana yang beraneka ragam. Anak-anak sangat semangat dalam berjalan sambil menyanyikan lagu-lagu nasional. Setelah tiba kembali di sekolah, anak-anak istirahat sejenak karena pada saat itu cuaca panas sekali. Sesi foto-foto pun berlanjut karena banyak orang tua yang membawa HP berkamera. Setengah jam berlalu acara dilanjutkan pada lomba pentas seni. Ada yang menampilkan tarian daerah, tarian modern, fasion show, pencak silat Ikatan Kera Sakti (IKS) dan Kuda Kepang. Acara berjalan seru sekali dengan diawali lomba fasion show dari kelas kecil yaitu kelas 1, 2, 3 yang diiringi musik cita-citata Goyang Dumang. Semua penonton memberika tepuk tangan yang meriah dan ada juga orang tua yang tertawa terbahak-bahak melihat penampilan anaknya. Terlihat seru dan menegangkan ketika anak kelas 3 yang bernama Okta, Reno dan Jaka menampilkan tarian kesenian dari Jawa yaitu Kuda Kepang. Kesenian ini tidak lepas dari alat pecutan si Kuda Kepang. Alat pecutan ini apabila dilecutkan ke tanah atau ke lantai dengan kuat suaranya keras sekali dan kedengarannya seperti ada manusia yang dipukul cambuk menggunakan rotan. Banyak jurus-jurus gerakan kuda kepang yang mirip dengan kesenian kuda renggong atau kuda lumping yang ada di Jawa Barat. Penampilan dari ketiga anak ini banyak mendapatkan tepuk tangan dari penonton. Kemudian dilanjutkan pada acara Bela Diri atau Pencak Silat Ikatan Kera Sakti. Pencak Silat ini dikemas dalam sebuah drama adu kekuatan antara Kanjeng Ratu dan Raja Rahwana yang gagah perkasa. Pencak Silat ini diiringi dengan musik yang namanya musik Ganong dari Desa setempat. Pencak silat ini diperankan oleh murid perempuan dan murid laki-laki yang dilengkapi dengan wasit. Pergerakannya mirip seperti orang yang sedang berkelahi. Anak-anak ini sudah handal sekali dalam bela diri, karena di Desa kami ada pemuda-pemudi dari sanggar bela diri desa yang sering aktif melatih anak-anak.

Tak terasa acara demi acara telah dilaksanakan. Penutupan dari guru pun disampaikan, bahwa pada intinya guru-guru mengucapkan terima kasih dan bangga kepada seluruh siswa dan orang tua yang sudah menyukseskan acara peringatan Kartini dari awal hingga selesai. Semoga bangsa ini kedepannya banyak melahirkan generasi penerus perjuangan Kartini dalam membela hak kaum wanita dan membela negara.


Cerita Lainnya

Lihat Semua