BIJI KARET ATAU BIJI KELATA YANG SERBA GUNA

Januar Ikhsan 12 April 2015

Pak Guru. . . . Pak Guru. . . . payo kito ngumpulin biji kelata . . . . . “ujar anak anak ketika waktu istirahat sekolah ataupun selepas pulang sekolah.

Saya pun bertanya “buat apa biji kelata dikumpulin?

Untuk dibikin kalung pak “ujar anak-anak.

Tak bisa menolak ajakan anak-anak, saya pun bergegas mengikutinya dengan menyusuri hutan karet. Tak lama, biji kelata pun banyak terlihat di daratan sekitar pohon karet. Ada juga biji kelata yang baru jatuh dari pohonnya dan mengelupas dari cangkangnya. Saya bersama anak-anak terus mengambilnya hingga terkumpul banyak. Setelah menyusuri hutan, tidak terasa biji kelata sudah terkumpul banyak hingga setengah karung. Saya dan anak-anak pun bergegas pulang ke rumah. Kami berkumpul di tempat pance atau di pos kamling. Anak-anak langsung membuat dan sekaligus mengajarkan saya membuat kalung dari biji kelata. Secara langsung saya pun belajar dari tangan-tangan kreatif anak. Bahkan ada yang membuat rangkaian huruf yang dirancang menggunakan kawat, lalu biji kelatanya dilubangi sehingga kawat tersebut masuk ke dalam biji kelata. Kalung yang dibuat anak-anak bentuknya seperti tasbe. Agar biji kelata terurai lingkaran menyerupai kalung, anak-anak mengurainya menggunakan senar atau tali pancing. Biji kelata yang sudah dilubangi menggunakan paku, lalu senar atau tali pancing tersebut dimasukan ke dalam lubang kelata hingga terbentuk kalung dan siap dipakai.

Yang saya tau dari masyarakat, bahwa biji kelata bisa dimanfaatkan sebagai bibit tanaman karet yang akan mengelupas menjadi akar karet yang lama-kelamaan tumbuh tinggi menjadi batang seperti pohon-pohon karet yang sudah tinggi. Disisi lain ternyata anak-anak mampu memodifikasi biji kelata menjadi mainan, kreasi bahkan hiasan seperti kalung. Jikalau di sekolah saya dan anak-anak kadang menggunakan kalung kelata. Pada saat mata pelajaran Penjaskes, saya mengajak anak kelas III menjelajahi alam dengan materi outdor education. Diperjalanan saya dan anak-anak kelas 3 menggunakan kalung kelata sebagai identitas atau tanda. Dengan materi ini, anak-anak dapat belajar banyak secara saintifik langsung dari alam. Perjalanan sangat seru sekali ketika diiringi dengan yel-yel dari masing-masing regu.

Seiring berjalannya waktu, ide baru selalu bermunculan. Terutama Ide dalam mengkemas alat dan media pembelajaran dengan menggunakan biji kelata. Selain dibuat kalung kelata, saya menggunakan biji kelata tersebut sebagai media mengitung perkalian di kelas 1, 2 dan 3. Bahkan saya pernah menyuruh anak-anak kelas 1 membuat abjad atau angka dari biji kelata secara berkelompok. Secara otomatis penerapan pembelajaran seperti ini membuat anak mudah memahaminya. Anak menggunakan visualnya dengan menyusun angka maupun abjad sesuai instruksi guru. Apabila disuruh menyusun angka hasil dari 2 + 2, maka anak-anak bekerjasama harus menyusun biji kelata membentuk angka 4. Dengan media Biji kelata pun mudah untuk mengajarkan anak-anak perkalian 1 sampai 10.

Tidak ada alasan bagi anak-anak yang mau belajar sungguh-sungguh meskipun belajar menghitung menggunakan media biji kelata. Anak-anak tetap senang dan mau belajar.  Alam adalah sahabat kita yang selalu memberikan manfaat amat banyak. Salah satunya SDA Pohon Karet yang menghasilkan BIJI KELATA.

#muaraenim

#sumateraselatan


Cerita Lainnya

Lihat Semua