Kemah Literasi dan Kasih Mama Papa

Inti Putri Madinah 24 November 2024
SP3 Saritani, Boalemo. SD Negeri 31 Wonosari memperingati Hari Pahlawan 2024 dengan melaksanakan kemah literasi. Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara SD Negeri 31 Wonosari dan Sekolah Kampung Pabuto Nantu. Kemah literasi ini dilaksanakan pada tanggal 8-9 November 2024.
 
Sebelum melangkah ke hari H, sekolah mengadakan rapat bersama orang tua murid mengenai paparan kegiatan, seperti tujuan dan harapannya. Rapat senin itu, pertama kalinya dilaksanakan pukul 14.00 WITA menyesuaikan waktu bekerja para Mama Papa yang mayoritas petani. Sesuai perkiraan, yang datang rapat banyak sekali. Kebetulan momen rapat ini bersamaan dengan penata ulangan sekolah. Dirapat tersebut dijelaskan hal-hal yang ingin dicapai, maksud tujuan kegiatan dan hal-hal yang bisa dilakukan oleh orang tua. Pada sesi tersebut, orang tua aktif bertanya untuk menyamakan pemahaman. Setelah itu, kepala sekolah yang langsung memimpin rapat tersebut bertanya mengenai maukah orang tua ikut kerja bakti bersama. Serentak semua orang tua berkata ya. Rapat yang selesai pukul 3 sore itu dilanjutkan kerja bakti.
 
Mama Papa dan Guru-guru bercampur didalam tim yang terbagi dari pembersihan gudang, memotong rumput, memasang serta mengecat pagar. Kerja bakti ini dilakukan selama 2 hari. Obrolan sederhana dan manis berbaur menjadi satu, dari kebiasaan anak disekolah, kegiatan sehari-hari para guru dan orang tua sahut-sahutan kesana kemari dibalut dengan canda dan tawa. aaah rasanya hangat sekali.
 
Pada hari kamis sore, waktu untuk membangun tenda terjadi hujan lebat. Meskipun begitu orang tua tetap hadir dan bersemangat membangun tenda. Aku sungguh terharu, bahwa orang tua begitu serius membangun tenda. Dihiasnya itu tenda, dan terciptanya obrolan antar orang tua serta guru semakin intens. Selain tenda, orang tua bersama guru juga membangun latar belakang panggung untuk pentas anak-anaknya menggunakan rotan yang dibawa oleh Papa Rivian. Permintaan membuatkan permainan tradisional seperti egrang dan hulahup juga dikerjakan oleh orang tua. 
 
Tak berhenti disana saat malam api unggun, orang tua hadir lebih awal dan membantu persiapan api unggun hingga malam api unggun berakhir. Permintaan seperti membawa bekal anak tepat waktu, menjemput anak yang tidak menginap disekolah, menemani anak kelas 1-3 apabila ingin menginap disekolah dilaksanakan dengan baik. Bahkan hingga hari terakhir bergotong royong merapikan tendapun dilaksanakan.
 
Tidak hanya satu keluarga yang hadir Mama serta Papanya. Utuh. Peran Mama dan Papa terpenuhi untuk mendukung anak-anaknya berkegiatan. Anak-anak sungguh bahagia, dikemah pertama mereka disekolah ada orang tua yang hadir untuk mendukung anak-anaknya. Kehadiran itu ditestimonikan salah satu anakku, Gama "Ibu seru sekali ini kemah, saya mau lagi, orang tua saya juga senang". Rivian salah satu muridku yang lain juga menimpali "Mengapa sebentar sekali Ibu? tidak boleh lagi?"
 
 
Mama reno yang ikut menginap disekolah menemani anaknyapun berkata "Saya akan terus dukung anak saya berkegiatan disekolah". Bapak ketua komitepun berkata "Kemah ini bagus, membangun kesadaran, pun ternyata orang tua semua bersemangat". Bapak Kepala Sekolah yang rumahnya 1,5 jam dari sekolah hadir utuh selama kegiatan dan mengapresiasi segala prosesnya.
 
Aku semakin menyadari bahwa tidak ada orang tua yang tidak peduli terhadap anaknya, terutama ketika mereka mengirimkannya ke sekolah. Hanya perlu sinkronisasi cara berkomunikasi didalam ekosistem pendidikan ini. Saling memberi pemahaman satu sama lain hingga semakin satu visi dengan cara lebih sering berinteraksi. Bisa jadi kesimpulan ini terlalu dini, tapi yang pasti aku sangat bersyukur bisa menemani proses keterbangunan ekosistem ini sebagai Pengajar Muda.

Cerita Lainnya

Lihat Semua