10 Nopember 2010

Intan Wahyuni 22 November 2010
Pukul 01.30 saya berangkat dari MTC, Ciawi, Bogor menuju Bandara Soekarno Hatta. Di bandara inilah saya dilepas untuk mengajar dan memberi inspirasi selama satu tahun di SDN 15 Selat Baru, Desa Selat Baru, Kec. Bantan, Kab.Bengkalias, Riau. Sebelum saya dan teman-teman Pengajar Muda berangkat kami mengadakan upacara pelepasan. Saat prosesi ini kami menyanyikan lagu Indonesia Raya. Saat mendengar dan menyanyikan lagu ini, saya merasa merinding, jantung berdetak kencang, dan air mata pun keluar. Keberangkatan pertama diawali oleh PM Halmahera Selatan. Air mataku tumpah ketika melepas kepergian mereka. Entah kenapa, ada perasaan khawatir ketika berpisah. Dilain sisi saya yakin bahwa 50 puluh orang pengajar muda adalah orang-orang tangguh yang mampu mengajar dan hidup di daerah terpencil. Setelah itu PM Paser berangkat. Lalu PM Tulang Bawang berangkat. Saya selalu menangis ketika melihat teman-teman pergi menuju pesawatnya. Teman-temanku yang hebat, baik-baik ya kalian disana, selalu semangat, smoga sukses, dan kita akan ketemu satu tahun lagi, saya selalu mengatakan kalimat itu di dalam hati saat berpisah sambil memeluk mereka. Tak sanggup mulut ini berkata karena air mata yang selalu keluar dan tidak bisa saya tahan. Mendekati pukul 07.00, saya dan PM Bengkalis diantar oleh Mba Evi dan Heggy siap-siap menuju pesawat. Kami berpisah dengan PM Majene dan juga tim IM. Disaat perpisahan inilah saya baru meyadari bahwa saya sayang mereka semua. Saya juga khawatir akan diri saya, disana saya akan sendiri selama satu tahun. Sampailah saya di Pekanbaru, cuaca disini sangat panas. Kami melanjutkan perjalanan menuju Pulau Bengkalis dengan menggunakan mobil melalui jalan darat dan laut. Pusat kota Bengkalis sangatlah megah, bangunannya begitu besar dan mewah. Malam ini kami disambut oleh Bupati Bengkalis di wisamanya. Pak Bupati menyambut kedatangan kami di Bengkalis. Beliau juga menitipkan harapan-harapan untuk pendidikan di Bengkalis. Di wisma ini saya bertemu dengan Pak Junaidi (Sekdes Selat Baru), Pak Safwan (Guru SDN 15 Selat Baru), dan Pak Muji (bapak asuh). Saya berbincang-bincang dengan mereka. Banyak informasi yang saya dapatkan dari mereka tentang Selat Baru. Selain itu, saya juga merasa mereka dapat menerima dan senang dengan kehadiran saya di Selat Baru. Besok, satu persatu dari kami akan diantar ke rumah dan keluarga baru masing-masing. Entah apa yang akan terjadi besok. Apakah saya akan menangis lagi sama seperti di bandara??? Saya tidak tau, yang pasti saya mulai merasa takut dan cemas untuk sendiri di Selat Baru.

Cerita Lainnya

Lihat Semua