Salim Tangan Bu Guru

Indri Sartika 1 Mei 2014

Setiap pagi berangkat sekolah aku berjalan kaki, karena kebetulan jarak rumah hosfamku tidak begitu jauh dari sekolah. Ketika langkah kakiku sudah mendekati jarak 20 meter dari sekolah, sontak akan terdengar suara anak-anak yang berteriak-teriak memanggil nama “Buk Indri... Buk Indri...”. Setelah jarakku sudah sangat dekat dengan sekolah, anak-anak akan berlarian mengerubungiku, adu cepat untuk salim dengan ku. Aku selalu merasa senang melihat tingkah laku anak-anak seperti itu. Dan hal itu pun membuatku tambah semangat untuk mengajar. Biasanya anak-anak juga suka memberikan salam “assalamualaikum” atau “Pagi Buk”. Dan juga seringkali anak-anak suka mengatakan “Nanti ngulang (menurut bahasa setempat, ngulang berarti ngajar) di kelas kami ya bu”, kalau sudah begitu biasanya aku hanya menjawab dengan senyum.

Ada hal yang unik terkait kebiasaan ‘salim tangan’ di sekolahku ini. Di sekolahku anak-anak bisa salim tangan dengan ku sehari lebih dari dua kali. Jadi tidak hanya ketika baru datang dan mau pulang saja, bahkan waktu istirahat pun mereka juga suka salim ke guru. Bahkan tidak jarang mereka saling adu main banyak-banyakkan salim tangan dengan gurunya, ada yang sudah 3 kali, 5 kali dan seterusnya. Lalu ketika pulang pun anak-anak yang kelasnya sudah dibubarkan akan berlarian ke kelasku dan guru lain yang belum bubar untuk salim tangan. Benar-benar luar biasa anak-anak sekolahku.

Dan aku pun puny pengalaman unik lain terkait salim tangan ini yakni, suatu hari ketika sedang mengajar les di sekolah salah satu murid kelas IV pamit pulang duluan, aku yang waktu itu sedang ribet tidak begitu memperhatikan, tetapi aku tahu bahwa anak itu sudah pulang. Lalu 10 menit kemudian anak itu balik lagi ke sekolah dan berkata kalau tadi dia lupa salim dengan saya padahal dirinya sudah lumayan jauh melangkah meninggalkan sekolah, namun akhirnya balik lagi karena merasa belum salim tangan dengan ku. Aku pun tertawa mendengarnya. Astagah hanya karena perkara belum salim tangan anak ini mau repot-repot balik lagi ke sekolah.

Begitulah budaya salim tangan di sekolahku ternyata sangat sakral. Bahkan ada anak kelas I yang biasanya gak mau salim tangan guru, sekarang-sekarang ini sudah mau rajin salim tangan guru minimal pas datang dan pulang. Terkadang kalau kita perhatikan ketika anak-anak salim dengan kita, perhatian kita tidak begitu fokus ke mereka, malah sibuk ngobrol dengan yang lain sambil menggantungkan tangan yang akan di salim siswa. Padahal kalau kita mau sedikit memberi perhatian kita bisa melihat dari anak-anak polos ini bahwa ini adalah salah satu cara mereka menunjukkan kepada kami bahwa mereka menghormati guru mereka. Dan dari salim tangan pun bisa terjalin silaturahmi yang baik antara guru dan murid, ini akan membawa dampak baik dalam kegiatan belajar-mengajar yang akan dilalui di hari itu.


Cerita Lainnya

Lihat Semua