Dimas yang Baik Hati

Indri Sartika 14 Maret 2014

Tulisan pertamaku di blog ini akan kuisi dengan sebuah kisah tentang salah satu muridku bernama Dimas Prayogi. Dia seorang anak kelas 6. Tubuhnya kecil, kulitnya gelap, tatapan matanya sayu. Selintas anak ini terlihat biasa-biasa saja.

Namun siapa yang sangka bahwa dia adalah siswa terpintar di kelasnya. Tidak hanya itu, setiap kali bimbingan OSK (kebetulan di sekolahku diadakan bimbingan untuk persiapan olimpiade atau lomba seperti OSK) ada saja pertanyaan-pertanyaan lugu namun menurutku sangat cerdas yang sering dilontarkan oleh anak itu. Bahkan tidak jarang juga dia yang menjelaskan padaku berbagai macam fenomena alam yang pernah dibacanya di buku-buku science. Dalam sebulan dia bisa menghabiskan hingga belasan buku. Cukup banyak menurutku mengingat buku yang dibacanya bukan sekedar buku cerita biasa, kebanyakan buku-buku ilmu pengetahuan.

Tidak hanya cerdas, Dimas juga anak yang baik dan sangat bertanggung jawab. Dia mudah bergaul dengan orang baru, juga selalu bersikap sopan. Jika bertanya pada saya dia selalu berkata, 'maaf bu saya boleh tanya tidak'. Selalu seperti itu meski saya sudah bilang berkali-kali jika tidak perlu meminta maaf untuk bertanya. Dan dia juga anak yang sangat disiplin dan menepati janji.

Pernah suatu hari saya meminta dia untuk membantu saya mengambilkan alat peraga FGIM dirumah saya pagi sebelum masuk, dan dia pun melakukannya bahkan mengajak teman-teman yang lain untuk ikut membantu. Tidak sering juga dia membantu saya jika saya mengalami kesulitan membawa barang-barang (seperti buku anak-anak) atau menempel poster dan lain sebagainya.

Sejenak banyak sekali sikap keteladanan yang saya pelajari dari Dimas. Hal ini tak dapat lepas dari didikan yang diberikan oleh orang tua. Karena terlihat jelas sekali bahwa Bapaknya Dimas ini sangat mendukung perkembangan pendidikan anak.nya. Mulai dari rajin mengantar jemput sekolah dan bimbingan hingga ke lomba-lomba.

Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa untuk melancarkan pendidikan anak memang dibutuhkan peran serta orang tua, tidak hanya pihak sekolah. Agar anak dapat terpenuhi tidak hanya kecerdasan akademis namun penanaman nilai moral dalam kehidupannya nanti.


Cerita Lainnya

Lihat Semua