Wajah Daerah Halmahera Selatan (1)

Ikhsan Abdusyakur 8 November 2011

Tiba pada hari yang kami tunggu, Tim Halmahera Selatan berpencar menuju pulau maing – masing , memulai cerita tentang pendidikan anak – anak Indonesia.

Menggunakan speedboat yang telah disewa khusus untuk mengantarkan kami ke 3 pulau , 3 kecamatan dan 6 desa yang terpisahkan jarak dan lautan diantaranya. Indoensia Mengajar di Halmahera Selatan ditempatkan pada 10 Desa terpisah, 5 Desa pada Kepulauan Bacan, 3 Desa pada kepulauan Mandioli, dan 2 Desa di Kepulauan Botang Lomang.

4 Desa pada kepulauan bacan menggunakan speedboat yang berbeda karena menuju arah yang berbeda dengan 6 Desa yang lain, Saya sendiri tergabung pada speedboat yang mengantarkan ke 6 Desa, karena saya satu – satunya yang ditempatkan di Desa kepulauan bacan daerah barat.

Speed boat berangkat pukul 8 pagi dari daerah Kupat, Speedboat diistilahkan spit oleh warga Halsel, untuk berikutnya saya tuliskan speed boat sebagai spit. Perjalanan pertama menuju kepulauan mandioli dengan desa tujuan Waya, Desa Waya adalah Desa baru target operasi Indoensia Mengajar,belum ada pengajar muda sebelumnya yang tau persis kondisi di Desa waya, rasa penasaran menyelimuti kami semua yang berada di dalam spit.

Setibanya di Desa Waya, suasana sepi, banyak kapal besar yang berlabuh di ei dermaga, dari beberapa obrolan kebanyakan warga desa Waya adalah nelayan Ikan Tuna, Ikan Tuna adalah ikan yang palin g bernilai disini, sehingga kapal – kapal besar tersebut adalah pemandangan yang wajar disini. Terik matahari mengiringi perjalanan kami menuju rumah kepala desa tempat salah satu dari kami bermukim, Nurul sangat antusias menemui rumah baru tersebut, rumah yang nyaman, kamar yang disediakan pun besar. Besar harapan kepala desa Waya, Nuru dapat beradaptasi dengan baik di rumah dan kahidupan sehari- hari desa Waya. Satu Fakta yang menarik Nurul sendiri tidak suka makan Ikan. Spertinya akan menjadi pengalaman baru untuk Nurul satu tahun ini.

Perjalanan berikutnya menuju Desa Indong, sesuai dengan desas – desus sebelumnya, Desa Indong adalah desa yang berwajah sangat Indah, diselingi dengan tepian pasir putih, dan dermaga yang menjorok jauh ke lautan, akan mewarnai hidup baru Fitria di Kepulauan Mandioli ini. Hal yang menarik banyak ibu – ibu yang menyambut kehadiran fitria di desa tersebut, rupanya Pengajar Muda sebelumnya Adi cui, favorit ibu – ibu di desa Indong, lucu dan menarik melihat segerombolan ibu 0 ibu penasaran dengan kehadiran warga baru di desanya.

Desa Pelita , desa yang berjarak cukup jauh dibanding jarak antara desa Indong dengan desa Waya sebelumnya, tidak jauh berbeda dengan desa Waya, tidak cukup luas , namun pemandangan utama Halmahera selatan mengingatkan kami arti bersyukur kepada Allah atas ciptaaannya. Makan siang kali ini disediakan oleh papa piara baru Ester selama satu tahun kedepan. Perjalanan yang cukup jauh telah menguras tenaga kami, tanpa pikir panjang, hidangan seadanya pun berubah menjadi hidangan Istimewa siang Ini. Hal yang menarik, nampak panggung besar telah didirikan di depan sekolah, sepertinya akan diadakan kegiatana yang cukup meriah untuk melepas dan mnyambut Pengajar Muda di desa Pelita.

Jam sudah menunjukkan pukul 12.00 , masih setengah perjalanan menuju tujuan akhir yaitu desa saya sendiri, wajah Daerah Halmahera Selatan akan berlanjut pada tulisan berikutnya, lengkap dengan wajah baru Desa Belang – belang, desa ku kelak


Cerita Lainnya

Lihat Semua