"Suara setaan bu"
Ika Martharia Trisnadi 19 Desember 2011
Hii semua, mau berbagi tentang pengalaman mengajar nih, mengajar tidak selalu membutuhkan kesabaran ekstra seperti yang dibayangkan kebanyakan orang. Terkadang Mengajar memberikan hiburan dan keasikan tersendiri. Ga percaya?? Yuu baca beberapa penggal kisah ku dan anak-anak di SD YPK Siboru.
SUARA SETAN
Suatu hari, aku mengajarkan pelajaran IPA di kelas satu. Materi yang disampaikan adalah fungsi anggota tubuh, salah satunya fungsi telingan untuk mendengar dan membedakan suara.
Ika : Kalau kukuruyuuuk, petok petok…. Bunyi apakah?
Murid2: ayam buuuu
Ika : pintar, kalau meoong……
Murid2: kucing buuuu
Ika : bagus… kalau Arrgghh…auuuum…….. *dengan tangan menirukan cakar singa*
Murid2: SETAAAAN buu..
Kontan, aku pun tertawa geli di depan kelas … :D
Ternyata murid-murid kelas satu belum tau bahwa auuummm… adalah suara singa. Aku jadi bertanya-tanya dalam hati apakah mereka yang belum tahu tentang singa/harimau atauuu aku yang salah menirukan suara :D?? hahahha…..
PANCASILA DAN PROSESNYA
Selain mengajar di kelas 1, aku memiliki tanggung jawab sebagai guru kelas 6, bekerja sama dengan pak Kapisa (guru lokal) untuk mempersiapkan kelulusan sem[urna di SD YPK Siboru. Pada Minggu ke dua Oktober, Pak Kapisa pergi ke Sorong untuk urusan keluarga selama 2 minggu, sehingga aku bertanggung jawab mengisi kelas yang jumlah muridnya 6 orang itu. Sebelum pergi, pak Kapisa berpesan untuk memberikan ulangan PKN dengan materi proses perumusan Pancasila.
Satu minggu sebelum ulangan harian dilaksanakan, aku mengulang kembali bahan yang akan diujikan. Latihan tertulis maupun lisankami lakukan dan hasilnya cukup baik membuatku sumringrah bangga akan murid-muridku.
Dengan percaya diri, di malam ke 23 di bulan Oktober, aku membuat soal ulangan yang terdiri dari soal isian (jawaban singkat) dan essay. Keesokan paginya murid-muridku sangat antusias dan serius dalam mengisi ujian tersebut. Tidak ada yang menoleh satu sama lain, masing-masing sibuk mengisi lembar jawabannya. Wah tentu saja ini membuatku tambah bersemangat dan penaran tentunya dengan hasil ulangan mereka.
Setelah mereka selesai dan pulang, aku langsung meraih lembaran-lembaran itu, tak sabar memeriksa hasil kerja mereka.
SOAL ESSAY
- Jelaskan proses perumusan Pancasila!
Jawab: Proses itu tampaknya berjalan baik-baik saja.
*NGEK NGOK…..Aku pun cengar cengir tak karuan sambil menggaruk-garuk kepala ketika membaca jawaban ini.. :D*
Ternyata aku belum berhasilll *tunduk kepala*
UANG IBU SEDIKIT
Baru tahun ini, anak-anak kelas satu memakai pensil untuk menulis. Sebelumnya mereka selalu memakai pena sehingga buku mereka selalu kotor dan penuh coretan-coretan. Ketertarikan mereka akan pensil sering kali membuat pensil yang kubagikan raib entah kemana. Maka, aku membuat suatu kesepakatan dengan murid-muridku bahwa di sekolah disediakan pensil dan penghapus tetapi setelah dipakai harus dikembalikan untuk di simpan di sekolah.
Suatu siang, saat kami latihan menulis, seperti biasa aku berkeliling kelas sambil mengawasi anakku satu persatu. Lalu terdengarlah percakapan antara Itin dan Felek, muridku.
Itin :Felek, itu taruh di depan, tara boleh bawa pulang, Itu ibu pu pinsil.
Felek :*mendekap erat pinsil*
Itin :eh cepat!! Kasian ibu nanti pinsil hilang, ibu belii lagi. Nanti ibu pu uang habis, cepat taruh!!
Felek :oh benar…
*bergegas maju meletakan pinsil di kotak kapur yang kami sulap jadi kotak pinsil*
Ika :pintar…kalau selesai pakai pensil, harus dikembalikan supaya tidak hilang.
Itin :iya.. nanti supaya tidak hilang, mama bilang ibu tara bisa pancing, tara buka kios, ibu pu uang sedikit kan??
*aku hanya tersenyum dan mengangguk sambil mengelus kepala Itin dan Felek*
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda