Murid-murid pertamaku

Ika Martharia Trisnadi 30 Juni 2011
Pagi ini, kira-kira pukul setengah sepuluh seorang anak datang ke rumah dan berkata “Kakak Ibu, Bapak kepala sekolah panggil ibu di sekolah.” “Oh baik, terima kasih. Ibu berganti sebentar yo” Hari  itu adalah hari terakhir bagi kelas enam. Jadi semua guru, termasuk kepala sekolah berkumpul dengan siswa kelas enam yg berjumlah lima orang untuk mengadakan perpisahan. Acara itu sangat sederhana, tidak ada panggung atau hiasan, tak ada tarian maupun lagu-lagu layaknya perpisahan di tanah Jawa. Perpisahan itu diisi dengan beberapa ‘wejangan’ dari kepala sekolah dilanjutkan dengan doa bersama. Beberapa siswa yg cukup mampu membawa makanan untuk dimakan bersama. Ada yg membawa singkong goreng, ada yang membawa pisang goreng, kue donat dan teh hangat. Para siswa membawa makanan sebagai ucapan syukur kelulusan mereka dan akan melanjutkan ke SMP. Aku sangat menikmati moment itu, walaupun kurang meriah tetapi doa yang diucapkan setiap guru adalah hadiah terbaik bagi para murid tersebut. Pada kesempatan itu pun, Bapak kepala sekolah memperkenalkan aku kepada mereka. Sayangnya mereka sudah akan pergi ke kota (di Siboru tidak ada SMP). Dengan sedikit keberanian kuajukan diri untuk memberi les bahasa Inggris kepada mereka, setidaknya mereka memiliki sedikit pengetahuan dasar tentang bahasa Inggris sebelum melanjutkan SMP di kota. Ternyata niat ini disambut baik oleh kepala sekolah. Beliau mengusulkan agar pelajaran dimulai malam ini dan dilakukan setiap hari, aku pun setuju. Pukul setengah tujuh, murid-murid pertamaku datang ke rumah. Mereka berlima datang dengan muka tersipu dan gerak malu-malu. Penuh semangat dan antusiasme kusambut mereka. Aku sudah menyiapkan materi dasar, yaitu tentang greeting.  Kata-kata singkat seperti good morning, how are you, etc. Karena belum ada papan tulis, aku mengunakan laptop untuk mengajar mereka dan ternyata cara itu cukup efektif. Powerpoint yg kubuat, cukup menarik perhatian mereka sehingga memudahkan mereka menghafalkan kata. Walau sedikit terhambat dalam hal pelafalan, tetapi mereka sangat antusias dan kooperatif. Naomi, Arnold, Steven, Hengki dan Manu. Walau baru satu kali bertemu, aku sudah jatuh hati pada mereka. Semoga sisa-sisa hari mereka di Siboru, memberikan kenangan dan pengetahuan berkesan bagi mereka. Semoga melalui tangan ini, ada pengetahuan, kegembiraan dan manfaat yg mereka dapatkan. Amin. Saat ini di Siboru sedang dibangun bandara internasional yg diperkirakan selesai dalam dua atau tiga tahun mendatang. Dengan adanya bandara ini, pengetahuan akan bahasa asing dan kemampuan komputer sangat dibutuhkan oleh masyarakat di sini. Terlebih yang dibangun adalah bandara internasional. Pembelajaran masyarakat terhadap dua keterampilan ini adalah proyek besar, tetapi harus dilakukan, agar masyarakat Siboru dapat menikmati lapangan pekerjaan yang dibawa oleh pembangunan airport tersebut. Saya berharap taraf hidup mereka dapat bertambah baik dan mereka bukan hanya menjadi pekerja kasar di sana, melainkan menjadi pekerja terampil dan terdidik. It’s a big project and I know I need help from others. Do you want to help me? ;)

Cerita Lainnya

Lihat Semua