Dari Sampah Jadi Berkah

Ika Martharia Trisnadi 4 Juni 2012

-The greater our generosity, the greater our blessings-

 

Pagi itu entah sudah berapa kali aku berguling ke kiri dan ke kanan di ruangan 4x5 meter itu. Aku terjaga dan gelisah, ada sesuatu yang mengganjal pikirku. Aku ingin menelpon seseorang untuk bertukar pikiran, tapi masih terlalu subuh untuk waktu Indonesia bagian Barat. Aku begitu semangatnya, sehingga tak henti memandangi arlojiku yang baru beranjak dua menit dari pukul 05.25 WIT.

30 menit kemudian, kukirimkan pesan singkat melalui BB-ku ke beberapa teman dan kerabat muslim di Jakarta, sekedar mengingatkan untuk bersiap sholat subuh (walau ku tau itu masih terlalu pagi). Akhirnya mas Susilo, salah satu dari Tim Indonesia Mengajar membalas pesanku. Seketika itu jugalah aku mengungkapkan ganjalan pikiranku itu.

“Mas, aku mau jadi pemulung lagi” ujarku mengawali percakapan kami. “Aku mau jadi pemulung,tetapi bukan pemulung botol plastic lagi (seperti yang kulakukan untuk Tzu Chi), tapi kali ini memulung kacamata bekas.” Kami berdiskusi tentang gagasan mengumpulkan kacamata bekas untuk masyarakat kampung penempatanku. Di sini, kacamata menjadi barang yang cukup langka untuk dimiliki. Selain harganya yang cukup mahal, kacamata bukanlah prioritas yang harus dibeli, selama masyarakat kampung masih susah memenuhi kebutuhan perutnya. Sedangkan di belahan Indonesia bagian Barat banyak sekali pribadi yang mengganti kacamatanya dengan rutin, hanya karena dapat ‘jatah’ dari kantor. Bukankah lebih baik jika kacamata bekals tapi layak pakai itu disumbangkan ke sini?

“Kenapa ga dibeliin kacamata baru aja ka? Banyak tuh dijembatan Benhil, harganya cuma 10-15ribuan?”  tanya mas Susilo “Iya mas, tapi tujuannya bukan hanya membantu masyarakat di sini, tapi juga membangun kesadaran masyarakat di sana. Kesadaran bahwa sampah mereka bisa menjadi berkah bagi orang lain, kesadaran untuk menghargai barang, kesadaran untuk mensyukuri kondisi mereka yang jauh lebih baik” jawabku. Akhirnya diskusi kami berakhir dan aku bersyukur tim memberi semangat dan respon cukup positif untuk mencoba program ini.

 

Mulailah aku menelepon beberapa orang untuk minta bantuan, mulai dari Timmy yang membuatkan poster untuk disebar di social media, Kakakku tercinta sebagai penanggung jawab di Jakarta, Mbak Wenny, Mbak Adah, Mbak Anggi, Meilian, Mikel dan beberapa orang lainnya yang kurasa memiliki hati dan kemampuan untuk jadi perpanjangan tangan.

Ternyata tak kubayangankan betapa besarnya efek The power of connections. Begitu banyak tawaran dan bantuan yang datang. Mulai dari sepupuhku yang nun jauh di Orlando sampai pada Mbak Adah yang dengan rela hati mengirimkan proposal ke Yayasan Helen Keller. Sesuatu yang menurutku sangat luar biasa. Puji Tuhan, pada 26 Maret 2012 dikirimkan sekitar 130 buah kacamata ke Fakfak.

Karena begitu banyaknya, sehingga kacamata ini dapat dibagikan ke 8 daerah penempatan pengajar muda di Fakfak, yaitu Desa Siboru, Urat, Tarak, Arguni, Kampung Baru-Kokas, Pikpik, Bomberay dan Ofie-Teluk Pattipi). Masyarakat pun sangat bersyukur dengan adanya bantuan kacamata itu. Kini para ibu dan bapak di kampungku tidak lagi kesulitan dalam membaca kitab suci, memasukan jarum, sampai pada membawa long-boat/ jonson  (karena ada juga sumbangan kacamata hitam untuk menahan sinar matahari). Berita gembira yang sama pun terdengar dari kampung PM lainnya. Lucunya di daerah penempatan Eky, ada nenek yang baru menyadari bentuk muka cucunya setelah menerima kacamata itu (Jadi selama ini ia tidak tahu bagaimana rupa cucunya itu). Aktivitas keagamaan pun menjadi lebih lancar di kampung-kampung penempatan kami, para ibu jadi lebih lancar dalam mengaji maupun beribadah di gereja, dan semua ini terwujud atas kepedulian kalian.  

Pada akhirnya saya mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah berpartisipasi, semoga tangan dan hati kalian yang cinta memberi diberi kelimpahan rahmat oleh Tuhan Yang Esa, dibalas dalam rancanganNYa yang paling indah.  Foto-foto mengenai penyaluran bantuan ini dapat dijumpai di FB saya. Sekali lagi terima kasih untuk semua pihak, nantikan program kami selanjutnya ya.

 

-The greater our generosity, the greater our blessings-

Master Cheng Yen.


Cerita Lainnya

Lihat Semua