Catatan kecil tentang ketulusan….

Ika Martharia Trisnadi 5 November 2011

Kita tak memiliki banyak waktu untuk merasakan dan mempelajari banyak hal, tetapi kita diberi hikmat dan kepintaran untuk dapat menimbanya dari pengalaman orang lain. Selama hampir 5 bulan di Papua, aku diajarkan dan ingatkan berkali-kali tentang keikhlasan, ketulusan. Baik melalui pengalaman yang kualami sendiri maupun dari sharing teman-teman. Kali ini adalah sepenggal kisah yang membawaku pada suatu perenungan dalam.

 

Sore itu setelah mendegar cerita salah satu saudara satu tim Fakfak, aku merinding dan tak berani membayangkan perasaannya melewati masa pahitnya.

 

Saat kau akhirnya menemukan seseorang yang memenuhi harapanmu dan kau putuskan jadikan dia tempatmu berlabuh, saat orang yang menurutmu adalah pilihan terbaik membalas hasratmu, saat kalian akan melangkah ke sebuah petualanang baru bersama, tetapi saat itu pula kalian dipisahkan…..

 

Sembari mendengar ceritanya, bulu romaku merinding, memposisikan diriku di tempatnya. Bagaimana ia dapat menerima bahwa pria yang selangkah lagi menjadi imammu, harus mengambil wanita lain untuk menjadi pendamping hidupnya? Dan hebatnya temanku tetap mendampingi sang pria sampai hari pernikahannya, membantunya dalam segala hal dan lainnya.

Kemudian, pada saat yang tepat, ia mengingatkan pria itu bahwa dirinya telah beristri dan selayaknya menjadikan istrinya tempat pertama untuk berbagi cerita dan harapan. Walau jauh di lubuk hatinya ia selalu ingin mendengar cerita pria itu, ingin menjadi pelabuhan terbaik untuknya, tetapi ia melakukan yang benar bukan sekedar yang baik.

 

Beranjak dari sana aku belajar sesuatu Sesuatu yang disebut ketulusan…..

Tulus menerima rencana

Tuhan Tulus melepas walau sakit adanya

Tulus keputusanNya

Tulus melakukan sesuatu tanpa harus disebut atau diketahui orang lain…

Lalu apakah arti ketulusan?

Sesuatu yang tidak dapat kujabarkan dengan untaian kata. Namun, satu yang ku tahu, keikhlasan akan muncul ketika hatimu sudah benar-benar bersih dan siap, ketika sudah tidak ada lagi rasa untuk memiliki atau mengusai hal tersebut, tidak ada hasrat untuk merasa bangga karena kau sudah melakukan hal tersebut.

Ketulusan akan tumbuh dan keluar dengan sendirinya, bukan dengan ucapan dan tak perlu diumumkan. Ia akan terpancar di matamu dan tercermin di lakumu.

Dan saat hatimu tulus mungkin hanya kau dan Tuhanlah yang tahu.


Cerita Lainnya

Lihat Semua