info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Dalam Kekhusukanmu, Aku Merenung

Ibrena Merry Sella Purba 30 Desember 2013

Sejak awal bulan Desember, hari-hariku dipenuhi dengan perayaan Natal dari berbagai macam kalangan. Mulai dari Natal Unit, Natal Sekolah, Natal Pelayanan Khusus Wanita, Natal Angkatan Muda, dan banyak lagi.

Dalam perayaan Natal terakhir di bulan Desember, yaitu pada saat Natal SEKAMI (sektor pelayanan anak di persekutuan Katolik), akhirnya aku makin memahami arti hadirnya Tuhan sebagai manusia.

Biasanya aku sangat khusuk sampai-sampai melupakan banyak hal ketika terfokus pada satu hal yang menarik bagiku. Itulah yang terjadi pada saat aku menyaksikan langsung spontanitas (drama singkat) yang dilaksanakan oleh anak-anak umat Katolik ini. Sesungguhnya aku sangat khawatir melihat keadaan mereka yang tanpa ditemani oleh pembimbing manapun. Beberapa waktu lalu aku sempat membantu mengetikkan alur spontanitas yang akan ditampilkan di ibadah Natal mereka. Terkendala oleh beberapa hal, aku baru sempat memberikannya 2 hari sebelum mereka melaksanakan ibadah Natal.

Betapa terkejutnya aku, pada saat datang dan berbincang dengan salah satu guru SMP yang juga adalah umat Katolik, dia menceritakan begitu besarnya semangat anak-anak ini untuk mempersiapkan ibadah Natal. Mereka bahkan tetap semangat, serius, dan sungguh-sungguh berlatih sendiri walau tanpa pembina sekalipun. Ingin rasanya berdiri dan memeluk mereka yang begitu hebat berjuang demi memberikan yang terbaik bagi Tuhannya.

Malam itu, aku begitu serius menikmati kesungguhan mereka bercerita tentang perjalanan Yusuf dan Bunda Maria melalui sebuah drama. Mereka bercerita tentang betapa sulitnya Yusuf dan Maria mendapatkan tempat untuk beristirahat setelah lelah menempuh perjalanan menuju kampung halaman untuk mengikuti sensus penduduk. Maria yang sedang mengandung Sang Bayi yang dijanjikan akan menjadi Raja ternyata harus melahirkan malam itu juga di tempat yang sungguh hina. Siapa tamu-tamu yang Allah undang untuk menyaksikan kelahiran Sang Raja?

Dari kesungguhan mereka dalam melayani dan kekhusukan yang terjadi selama berlangsungnya ibadah Natal SEKAMI, aku merenungkan lebih dalam tentang tamu pertama yang diundang untuk menghadiri kelahiran Sang Raja.

Tuhan secara khusus mengutus malaikatNya untuk menyampaikan kabar baik tentang kelahiran seorang Raja, bukan kepada raja lain, pejabat, atau petinggi lainnya, melainkan kepada gembala. Sekelompok orang yang dianggap dari golongan rendah karena pekerjaannya yang kotor dan tidak berpenghasilan tinggi seperti kelompok orang lainnya. Merekalah orang pertama yang mendengar langsung tentang Kabar Baik itu. Kenapa harus gembala? Kenapa pemberitaan kepada gembala disampaikan dengan cara yang luar biasa megah? Rombongan malaikat datang bak paduan suara ternama yang mengadakan konser di singgasana sambil melantunkan bait yang berisi Kabar Baik tersebut. Sayangnya, cara terhormat tersebut tidak dilakukan di tempat yang terhormat kepada orang-orang terhormat. Ia utus para malaikat untuk memberitakan Kabar Baik itu secara terhormat di padang rumput terbuka dimana para gembala sedang tidur sambil menjaga domba-dombanya. Bukti bahwa Allah datang menghinakan diriNya bagi orang-orang hina yang ingin Ia sucikan dan kuduskan agar menjadi orang-orang terhormat yang layak disebut sebagai anak-anak Allah. Betapa luar biasa baiknya Allah bagi manusia. Apalah kita ini, yang bahkan tak punya kuasa atas diri kita sendiri. Demi kita, manusia yang hina, Ia datang dengan cara yang hina agar kita mengerti bahwa Ia datang bagi semua orang dalam keadaan sehina apapun.

Terimakasih anak-anak SEKAMI yang luar biasa!

Dalam kekhusukan dan kesungguhanmu, aku dapat merenung :)


Cerita Lainnya

Lihat Semua