info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Rindu Saya pada Pelajaran PPKN

Hety Apriliastuti Nurcahyarini 18 November 2011

Beberapa waktu yang lalu, sebelum saya bisa tiduran santai sambil mengetik dengan laptop seperti saat ini, saya sedang duduk manis di ruang kelas mendengarkan guru PPKN saya menerangkan pelajaran. Kala itu, pelajaran PPKN adalah pelajaran mengenai sifat-sifat terpuji manusia, seperti jujur, tolong-menolong, rajin, taat beribadah, patuh terhadap orang tua, tenggang rasa, saling menghormati, dan sebagainya. Judul pada setiap bab bukunya pun sungguh meyakinkan, serba imbuhan ‘ke-‘ ‘-an’, misalnya kerukunan, kesabaran, ketulusan, keteguhan, kedisiplinan, ketaatan, ketahanan, kedaulatan, kesatuan, dan ‘ke-‘ ‘-an’ lainnya. Jadi, jangan harap bisa menemukan sifat-sifat tercela manusia pada pelajaran PPKN. Kejahatan, kebrutalan, kerusuhan, kezaliman, kecurangan, kegagalan sama sekali tidak ada.

Saya, murid yang duduk manis mendengarkan, pun tumbuh menjadi murid yang sangat optimis. Berbekal pelajaran PPKN yang full dengan metode ceramah dari guru saya, saya membayangkan alangkah sempurnanya dunia ini jika semua bab dalam pelajaran PPKN itu diamalkan oleh orang-orang.

Namun sayang, semakin saya tumbuh dewasa, semakin sedikit kenyataan yang sesuai dengan buku PPKN yang saya pelajari dari guru saya. Setiap menonton berita, bukan kerukunan yang saya saksikkan, tetapi justru kerusuhan. Bukan kebaikan, melainkan kejahatan. Bukan kejujuran, melainkan kecurangan. Bukan ketahanan, melainkan kebobrokkan. Bukan kepatuhan, melainkan kezaliman. Saya ngeri. Rupanya kedamaian hanya saya temukan di lembaran-lembaran buku PPKN.

Dulu, guru PPKN saya pernah menerangkan bahwa jika memberikan bantuan kepada seseorang tidak perlu dilihat orang lain. Bahkan kalau bisa sembunyi-sembunyi, demikian kata beliau. Saya masih ingat betul, saat itu beliau menerangkan bab ketulusan. Memberikan bantuan, jika sudah terlihat oleh orang lain, maka makna ketulusannya akan pudar, lanjut beliau. Entah siapa yang membuat soal, bahkan suatu kali saat ulangan umum PPKN muncul soal ‘Yang kamu lakukan jika melihat di daerah lain sedang terjadi bencana adalah ... A. Memberikan bantuan jika diliput oleh media, B. Segera menggalang dana jika ada imbalannya, C. Tidak melakukan apa-apa karena jauh, dan D. Menggalang dana dan menyalurkannya ke PMI.

Sudah pasti, jika menuruti kaidah pelajaran PPKN, jawaban yang benar adalah D. Tetapi justru yang banyak terjadi di lapangan alias jawaban yang sesuai dengan fakta adalah A. Ya kan? Ya.

Inilah dunia. Selamat datang di dunia.

Sebenarnya, bukan tanpa sebab saya bercerita seperti ini. Tiba-tiba saya merasakan rindu karena saya malu. Tadi siang saya dipanggil seseorang untuk ikut menyaksikkan pemberian bantuan. Ketika saya datang, sudah ada seorang ‘kuli tinta’ yang ‘stand by’ di sana. Kamera pun sudah ada di gengamannya. Saya sempat bergidik. Antara berterima kasih kepada si pemberi bantuan, tetapi juga gerah oleh peliputan media. Dalam kebisuan saya menyaksikkan ‘pengeksposan’ itu, tiba-tiba saya teringat oleh soal PPKN yang saya kerjakan bertahun-tahun yang lalu saat saya duduk memakai seragam putih biru.


Cerita Lainnya

Lihat Semua