Celoteh Bocah: Langsung Praktek

Hety Apriliastuti Nurcahyarini 22 Oktober 2011

Saat menerangkan pelajaran Matematika bab Bilangan Kuadrat, saya meminta murid saya untuk menghapal satu kuadrat sampai sepuluh kuadrat. “Hayoh, siapa yang bisa menghafal?,” tantang saya di depan ketujuh belas ‘malaikat-malaikat kecil’ saya di kelas. Semuanya hanya tersenyum, tersipu malu, pertanda antara mampu dan belum mampu. Tapi ada satu anak yang langsung menyita perhatian saya. Sohibul Hikam, yang duduk di kursi paling belakang, sedang menutup matanya. Kepalanya menoleh ke belakang. Dia spontan saja melakukannya sambil berkata, “Dua kuadrat empat, tiga kuadrat sembilan, empat kuadrat enam belas, ... begitu seterusnya sampai sepuluh kuadrat.” Saya terkejut melihat reaksinya. Bahkan, dia tidak tahu saya sedang memperhatikannya. Hati ini terharu sejadi-jadinya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua