BELAJAR MENYELAMI (DUNIA ANAK)

Heri Santiko 31 Agustus 2014

Semenjak menjadi seorang Pengajar Muda, Yayasan Gerak Indonesia Mengajar kesibukanku menjadi lain daripada kehidupan yang sebelumnya. Menyelami dunia anak – anak memang memiliki seni tersendiri. Banyak kisah konyol tetapi memberikan pelajaran tersendiri buatku. Ternyata menjadi guru SD itu susah – susah gampang (Ala Pak Hikmat bicaranya). Kurang lebihnya beginilah cerita sang Bapak guru dadakan di hadapan para customer barunya.

Suatu hari dikelas 1 “Ini ada berapa bunga? Duaaaa... ini ada berapa bunga? Tigaaa.....Coba kalau dua bunga ditambah tiga bunga jadi berapa? Hitung sama – sama ya? Satu..dua..tiga..empat..lima... Jadi kalau begitu 2 + 3 berapa anak - anak? Delapaaan... Ia pintaaaaaaaaaaar sekali... (sambil garuk – garuk tembok tercinta). Ah, sudahlah lupakan Bapak melihat semangat anak - anak ke sekolah untuk mengenal abjad dengan bekal baju sepatu usang dan berbuku satu saja sudah berkah tersendiri ”

Suatu hari di kelas 2 “ Aku masuk di kelas 2 untuk mengisi kekosongan karena wali kelas 2 sedang berada di kabupaten untuk mengikuti ujian CPNS. Suasana kelas begitu riuh dengan anak – anak yang berlari kesana kemari. Ayo anak – anak silakan duduk di kursi masing – masing (duduk tapi masih bersahut suara). Aku mengeluarkan senjata andalan sebuah lagu ‘Dihutan Ada rumah didiami pelanduk datang seekor kelinci mengetuk pintu tok ..tok.. Pelanduk .. pelanduk tolonglah aku ingi di tembak dooooor...Kelinci .. kelinci ... masuklah silakan duduk manis.. silakan duduk rapi... ‘(sesaat berguna juga ini lagu). Singkat cerita aku mengajar tentang bagian tubuh makhluk hidup. Tiba – tiba ditengah pelajaran seorang anak berceloteh Pak Guru itu bisa dinyanyikan juga? Spontan Ooooo tentu bisa.. (dalam otak alamaak mampus aku dikerjain anak kecil). Akhirnya aku nyanyi semerdu - merdunya lagu entah berantah berisi bagian Tubuh Makhluk hidup. Makasih yah nak sudah mengajarkan bapak menjadi manusia kreatif walau karena keterpaksaan”

Suatu hari dikelas 4 “Sudah paham semua anak – anak? sudah pak... Ada yang ingin ditanyakan? Tidaaaakk...Oke, siapa yang mau mencoba didepan 2 x(5 – 3) = ...? (Beberapa anak angkat tangan, tapi aku pilih anak – anak yang tidak mengangkat tangan). Ya, kamu X ayo coba kedepan? Si X maju kedepan dan nampak masih bingung. Aku arahkan coba itu ada 3 angka 2, 5,dan 3. Angka yang paling depan 2, angka tengah 5, dan angka belakang 3. Masih ingat lagunya ‘kalau distributif ada tiga angkanya yang depan dikali angka ada ditengah lalu dimasukan tanda yang ada dikurungan dilanjutkan angka depan kali angka belakang’. Lalu sang murid menulis dengan diarahkan (2x5) – (2x3) =... sekarang 2x5 berapa? Murid bingung lagi. Coba kalu 2 x 5 itu maksudnya 2 nya ada lima kali atau 2+2+2+2+2... sekarang coba hitung 2+2 berapa... diam agak lama lalu sang murid berucap 6. Bapak gurunya lalu menjawab dengan lagu ‘dua jari kananmu dua jari kirimu, kugabung jadi empat kubuat kamera cekriikkk...( sambil mengunyah spidol). Ah, sudahlah lupakan yang penting kamu sudah berusaha menjawab nak”.

Suatu hari di kelas 5 “Aku mendapat tugas untuk menyeleksi siswa – siswi untuk diikutkan dalam lomba cerdas cermat se-Kecamatan. Aku mulai mencoba mencari talenta dengan berlagak seperti Helmi Yahya dalam membawakan acara, Maluku adalah salah propinsi ditimur Indonesia dengan kekayaan rempah yang melimpah. Inilah yang menjadi alasan bangsa eropa mendarat di maluku dan pada akhirnya mereka menjadi bangsa penjajah. Sebutkan salah satu negara eropa yang pernah menjajah Indonesia? Dua orang mengangkat tangan. Ya, kamu Y apa jawabannya? Soekarno Lantang.. Aku diam dan bergumam aku salah pertanyaan kah?(sambil mengunyah penghapus). Ah, sudah lupakan aku melihat keberanianmu mengangkat tangan saja sudah menjadi kesenangan tersendiri nak”.

Sekilas memang begitulah kondisi anak – anakku disini. Dalam hal akademik memang aku akui masih perlu banyak belajar. Tapi, mereka tetaplah anak – anak hebat di mataku. Hebat tak melulu tentang angka, masih ada kehebatan lain yang tersembunyi dalam diri anak – anakku. Aku yakin kelak akan ada cahaya terang yang bersinar dari ujung kepulauan Tanimbar. Mari menyelami dunia anak dan kita temukan mutiara – mutiara terbaik yang masih terpendam di ujung – ujung Republik . Karena sejatinya semua anak terlahir sebagai BINTANG.


Cerita Lainnya

Lihat Semua