the great walk of my life
Hendra Aripin 7 Mei 2011
Ini sedikit foto-foto perjalananku jalan kaki dari Bandung ke Jakarta (ga diaplot semua, lemot). Durasinya 4hari. Semuanya karena Inter, klub favoritku, meraih treble winners tahun lalu. Btw, untuk meluruskan, ini bukan nazar. Lebih tepat dibilang gentleman agreement. Ada beberapa temanku yang iseng publikasi di Kaskus n Fb, n ceritanya jadi dianggap nazar. Dimulai dari ujung Bandung (cikole atau lembang kalau ga salah). Detail perjalanan dah hampir lupa semua karena memang sudah hampir setahun. Selama ini hampir semua dokumentasi disimpan (ada 30an foto), sebagian kecil ditaruh di FB, lebih karena malas menguploadnya.
Ini rekanku, Bambang. Anak HMS ITB 2004, dia yang menemaniku di perjalanan ini. Thx Bang, tanpa lo, ga jadi-jadi nih. A very loyal friend indeed. :D
Fotoku di Subang. Muka masih segar.
Di Purwakarta bukan ya?
Yang satu namanya Angga(yang tengah). Yang satu namanya Ahmad (yang ini aku agak lupa). Yang pasti, kedua anak ini punya arti penting yang mengubah this great walk become the great walk of life. Di perjalananku yang sebenarnya memang cuma karena sepakbola, aku sampai di Alun-alun Karawang. Aku dan Bambang makan malam di sana. Dua anak ini mengamen dan menyanyi di depanku. Well, di Jakarta juga banyak sih. Bedanya, baru kali ini aku berinteraksi cukup lama dengan mereka. We talked a lot. Aku tanya kenapa tidak pulang. Klise miris Indonesia, karena tidak bisa makan. Ahmad sekolah. Angga baru saja berhenti. Ia baru naik kelas. Tapi ia harus berhenti. Klise juga, bapaknya tidak sanggup. Beda banget rasanya menonton di tv dan melihat langsung. Melihat ekspresi kecewanya. Well, aku jadi berpikir, seperti garis kehidupan ekonomi mereka sudah written on the stone (tentu saja Tuhan selalu punya bigger and unthinkable :) ). Aku saat itu baru memulai bisnis. Tapi malam itu, i realized something. Sebelumnya aku sempat ikut acara teman-temanku tentang edukasi kreatif (KSK-Komunitas Sahabat Kota Bandung). I realized i really love kids thanks to that event. Malam itu,di Karawang, i even loved them more. Loving means giving, means take some action to make them happy.
Sisa perjalananku, tidak ada dokumentasi lanjutan yang berarti. Kameranya low bat. Singkat cerita, aku sampai di Cakung dan kegembiraanku atas perjalanan 4 hari 4 malam berakhir ternyata cuma begitu saja. I was happy, but not as happy as I thought I want to be.Where's the happiness? The proud?
Next thing I knew, Indonesia Mengajar dibuka. Well, di kota, aku tahu bakal ada tangan-tangan lain yang mencoba meraih tangan-tangan kecil mereka. Kupikir, kalau di kota begini, di depan Alun-alun, apalagi di desa? Still, one day, i will comeback for every kids that need help.
And that's how everything really began. And you know what, i think i just found my happiness.
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda