Well, aku sangat bersyukur kalau listrik PLN di desaku sedang menyala. Kenapa? Pertama, aku bisa mengisi baterai laptop dan telepon selularku. Kedua, terang lampu malam hari memungkinkanku mengerjakan beberapa hal di malam hari. Yang ketiga,  sebenarnya terkait dengan alasan pertama. Duniaku di desa ini akan lebih mudah dengan laptop. Bukan hanya soal membuat jurnal, menonton film, atau mendengar musik. Kuralat, poin terakhir ada benarnya. Mendengar musik. Hanya saja, yang mendengar musik tidak hanya diriku saja. Yup, laptop buatku adalah sebuah alat bantu mengajar yang luar biasa. Lebih tepatnya, alat bantu untuk mendapatkan perhatian siswaku atau menjadi penunjuk kegiatan saat itu. Married Life (musik instrumentalnya Michael Giacchino), Creature Fear (Bon Iver), Bengawan Solo, Arirang dalam versi yang dinyanyikan oleh Lisa Ono, Bim Bom versi Joao Gilberto, serta tembang What a Wonderful World versi Louis Armstrong, sering kali kupakai untuk membantu siswaku berkonsentrasi dan menjadi lebih tenang saat mengerjakan tugas atau lembar kerja yang kuberikan. Lagu Rasa Sayange versi Lisa Ono, Aku Bisanya AFI Junior, dan Tikus-Tikus Kantornya Iwan Fals menjadi ice breaker yang sangat ampuh. Dan untuk mengakhiri kelas, lagu Rasa Sayange (lagi), Laskar Pelangi (Nidji), dan Hidup Itu Indah (Naif), I Have A Dream (Westlife), I Believe I Can Fly (R. Kelly) atau We Are The Champion (Queen) adalah penutup kelas yang baik dan meninggalkan kesan baik bagi mereka. Tentu saja, sembari menjelaskan sedikit mengenai makna lagu itu. Bagaimana kalau mereka menjadi terlalu ribut di saat waktu diskusi atau presentasi guru atau malah saat musik diputarkan? Cukup matikan musiknya, lalu pegang penghapus papan tulis, dan berpura-pura memencet tombol remote televisi seakan-akan sedang mengecilkan volume suara televisi (terima kasih kepada seorang teman yang memberikan ide untuk menggunakan metode remote). Dan kemudian berbicara tanpa suara, seakan-akan aku sedang berada dalam mode mute. Seperti sebuah judul lagu yang dinyanyikan oleh si cantik Sophie Ellis Bextor, “Music Gets The Best of Me”. Them mungkin lebih pas dalam konteks hari-hari mengajar saya.