Bola Bola Bola
Hendra Aripin 31 Juli 2011Indonesia vs Turkmenistan. Pertandingan yang akan menentukan langkah Indonesia untuk lolos ke babak grup kualifikasi Piala Dunia 2014 di Brasil. Nama-nama tenar seperti Christian Gonzalez, Boaz, Ahmad Bustomi, Firman Utina, dan lain-lain menghiasi tim yang dulu disebut Macan Asia. Pertandingan sendiri berjalan seru dan mendebarkan. Sempat unggul 4-1, skor akhir adalah 4-3. Aku menonton bersama beberapa warga di rumah papa piaraku, Pak Mus. Berikut beberapa fotonya :fase 1 tenang menyaksikan
fase 3 gemas cemas
Ketika melihat cemas – gemas – greget yang ditunjukkan warga desa dan beberapa anak muridku, memoriku melayang kepada bulan Februari 2011 dan bulan Juni 2011. DI kedua waktu itu, terdapat pertandingan bola antara dua SD, SD Inpres Belang-Belang vs SD Negeri Indomut, SD kampung sebelah. Dukungan yang riuh kepada tim yang bertanding. Apalagi sebelum bertanding, kedua tim menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan penuh kebanggaan. Yang namanya main sepak bola, ada sedikit percekcokan antara kedua belah pihak. Pada pertandingan bola bulan Februari 2011, Tim Bola Belang-Belang menang 2-0. Pencetak golnya adalah Saidi Taher, anak kelas 4 (sekarang kelas 5) dan Zulfikar Hamid, kelas 6 (sekarang SMP). Tim kami menang ketika itu, namun cercaan datang karena tim kami dianggap menang fisik. Maklum, usia pemain tim Belang-Belang memang lebih matang kok. Indomut mendapat kesempatan untuk “balas dendam” pada Juni 2011. Kedua SD baru saja menyelesaikan UASBN. Aku memutuskan untuk mengistirahatkan kelas 6 ku. Kali ini giliran anak kelas 3 ke kelas 5 yang usianya lebih normal. What can i say? Tim kami menang 1-0, lagi-lagi oleh gol Saidi. 5 menit terakhir, aku menurunkan Ago (Zulfikar). Perpisahan untuk kapten tim. Pemain lain tidak mau main. Kedua tim bersalaman. Tim kami menang dengan sah. Menebus keraguan sebelumnya. Persis seperti yang aku percaya yang akan dilakukan timnas Indonesia sekarang. Biar sempat lengah sehingga kebobolan 2 gol di saat sudah unggul telak, bukan berarti kita harus kehilangan harapan pada mereka. Let them pay it. Mereka bisa. Seperti anak-anakku. Membayar keraguan tidak perlu dengan kata-kata. By the way, tidak hanya untuk pertandingan timnas yang disiarkan televisi, lagu Indonesia Raya dikumandangkan dengan khidmat. Here too. (sayang karena aku ikut menyanyikan lagu Indonesia Raya, jadi tidak ada fotonya)berangkatnya pakai ketinting
atas kiri ke kanan : asrul, ridwan, didi, fahrul, rahim, risdal
bawah kiri ke kanan : dino, rusdi, ardian, aldi, faisal
sehabis pertandingan, mesti salaman dulu
berubah dulu jadi power ranger - difotoin anak muridku, Rusdi kelas 4
Cerita Lainnya
Ikut Terlibat
Ikut Iuran Publik
Bermitra dengan Kami
Jadi Pengajar Muda
Pintasan
Korps Pengajar Muda
Cerita Pengajar Muda