EXCELLENT DAY

Hasan Asyari 2 Agustus 2011
EXCELLENT DAY Bagi saya setiap hari mempunyai makna, hikmah, dan cerita tersendiri. Hari kamis (7411) WAAA....H! (happy screem) Alhamdulillah menjadi EXCELLENT DAY... hari ini benar-benar luar biasa...banyak banget yang pengen diceritain. Pertama sore kemarin saya bersama konco-konco cilikku (Rico, Yuda, Seli) seperti biasa JJS (jalan-jalan sore) nonton main voli sama sepak bola di lapangan desa, terus membeli nugget di rumah Dimas. Pulang sore menjelang maghrib, seusai itu kita shalat maghrib berjamaah di mesjid (saat shalat berjamaah bersama anak-anak saya merasakan kebahagiaan dan kesejukan hati yang begitu dahsyat), habis shalat dan berdoa bersama kita salam-salaman, di situ saya seperti mempeoleh keluarga baru yang begitu hangat. Seusai dari mesjid saya ke rumah Bu Herlina (kepala sekolah) karena ada sedikit keperluan.. Pas saya balik dari rumah Bu Herlina, mbah sama para tetangga sudah berkumpul di depan rumah (kebiasaan warga masyarakat di sini seusai maghrib adalah berkumpul di salah satu rumah hanya untuk main atau bercengkerama), lalu Mbah putri bilang “Pa Hasan, tadi cah-cah sampun ngenteni” (anak-anak sudah menunggu). Wah saya gak enak nie sama anak-anak karena sudah janji mau masak sama makan nugget bareng-bareng, yo wes saya terus dolan (main) ke rumah Gundul (keponakan kecil mbah), kumpul sama Mas Edi, Mas Pur, Mas Tambar, Mbo de Pipit, ya tentunya konco-konco cilikku juga  dolan di situ. Sekitar jam 9-an konco-konco cilikku bilang “Pa ke rumah Mbah putri yu, katanya mau masak nugget?” tagih anak-anak, yo wes kita masak-masak di pawon, terus dinner bareng, ya...seperti biasa kalau sudah kumpul sama bocah-bocah pasti  rame, malam yang cerah itu menjadi semakin seru dan ramai. Rico sama Yuda malah minta nginep di sini, mereka bilang “Pak aku turu neng kene ya” saya tanya “uda bilang mama belum?” mereka jawab “Uda Pak, boleh ko!” saya bilang “yo wes ga apa-apa!”. Kehangatan dan kebahagiaan malam itu begitu terasa saya, Rico, Yuda kita bertiga tidur di kamar Dewi (anaknya Mbah Putri), walaupun dempel-dempelan kaya ikan tongkol (hehe) kita enjoy aja! kita merasa nyaman dan hangat, Waaah very happy euy. Bayangkan sebelum tidur  kita sambil stel dan dengerin musik plus main games di laptop, kita becanda-tertawa-terdiam-dan tertawa lagi penuh keceriaan. Malam itu Saya merasa menjadi kakak bagi mereka, kira-kira jam 11-an baru tuch bocah-bocah pada tidur. Keesokan paginya, Walah bangun tidur bukannya langsung mandi, eh...bocah-bocah itu malah main SEGA dulu di laptop, ditambah Seli + Bela datang pagi itu jadi nambah rame. Sampai saya selesai mandi Rico sama Yuda masih main laptop. Terus tiba-tiba pagi tadi  Rusdi sama Riza menelpon, kalau fotografer IM (Mas Handry) sore ini mau ke rumah saya meminta saya di-shoot + mengambil foto-foto dengan view pedesaan, intinya kita akan melakukan pemotretan (jadi serasa artis hehe). Mas Handry meminta pengambilan foto  di kali atau sungai kecil bersama murid-murid saya ditambah aksesoris sapi plus gerobaknya, “GILAA!...mati nie saya belum siap apa-apa mereka main tembak aja”. Ya sudalah...saya persiapkan seadanya saja karena memang mendadak dan saya pun langsung meminta izin Mbah, ternyata direspon positif. Paginya saya berangkat ke sekolah paling cuma mengawasi Ujian Sekolah, diskusi sama guru-guru sama nge-edit soal US Bahasa Inggris (saat itu sedang musim Ujian Sekolah). Pulang dari sekolah di rumah Mbah+tetangga-tetangga+konco-konco cilik (Rico, Yuda, Candra, Seli) ternyata lagi pada ngumpul, entah apa mereka lagi persiapan menyambut  Mas Handry, tapi hari itu kampung saya mendadak HEBOH katanya ada tamu dari JAKARTA (cieee). Saya berusaha memastikan dan mempersiapkan karena Mas Handry ada di rumah Rusdi di desa Bangun Jaya SP 6. Saya pun dari desa Suka Jaya SP 2 bersama Rico + Yuda (anak-anak tampak senang) langsung meluncur ke rumah Rusdi. Sampe di rumah Rusdi ternyata dia masih nganter Mas Handry, di rumah cuma  ada Riza. Karena Riza mau ke warnet di SP 1 dia pinjem motor saya dulu, sambil menunggu, saya sama konco-konco cilik main laptopnya Riza. Dari SP 6 kita harus balik lagi ke SP 2 karena motor cuma satu, jadi kita motoran berempat (Riza, saya,Rico-kelas 4 SD, Yuda-kelas 2 SD) saya pikir gak apa-apa, safety-lah. Baru sepertiga perjalanan kok motor jalannya gak mulus (ditambah jalan ini masih berupa tanah berbatu bergelombang, seru khan) taunya ada insiden kecil, duutz..duutz ban belakang bocor alias kempes. Bocornya itu sebelum jembatan pabrik singkong, ya terpaksa akhirnya saya sama Riza dibantu anak-anak mesti gantian dorong motor mencari bengkel, saya pikir bengkelnya dekat pabrik, ternyata jauh bener di Pertigaan SP 3 kira-kira ada 2,3 km. Saya jadi gak enak sama anak-anak, mereka mesti jalan kaki, tapi kita enjoy aja di bawah terik matahari sama kepulan debu. ”Maafin Bapak ya Nak!” jalannya lumayan capek euy! Untungnya service bannya gak terlalu lama, jadi kita bisa langsung meluncur lagi (ada-ada aja cobaan tak terduga, tapi SERU hehe). Sesampainya di rumah saya (dengan wajah dan baju penuh keringat) ternyata Rusdi plus  sang Fotografer (Mas Handry) sudah menunggu. Sambil menunggu agak sore (biar gak terlalu panas) sama  menunggu anak-anaknya juga yang masih mengaji di pondok, saya, Riza, Rusdi, Mas Handry kita ngobrol-ngobrol rileks sekaligus istirahat. Soalnya kalau ke kali/ sungai kecil siang-siang begini hawanya pasti panas. Matahari mulai tenggelam, akhirnya sore hari datang juga, yang jelas sore tadi adalah “sore paling repot”, sebelum berangkat ke kali saya sama Dodo (anak tetangga) harus menyiapkan gerobaknya plus menyiapkan sapinya padahal saya gak tau gimana caranya bawa gerobak sapi yang bener. Berangkat ke kali  Saya  sama konco2 cilikku (Rico, Yuda, Seli) naik gerobak sapi, Riza sama Rusdi naik motor (jarak rumah ke kali lumayan jauh sekitar 1,8 KM)  Mas Handry dengan style khas fotografer sibuk foto-foto dari berbagai sudut, otomatis jadi pusat perhatian warga.  Para tetangga pada ngeliatin mulai dari anak-amak sampai orang tua, saya sebenernya agak isin (malu), tapi enjoy aja lah!...kapan lagi kaya gini? he2, suasananya seperti ARAK-ARAKAN PENGANTIN BARU ala BETAWI. Selama di perjalanan kayanya heboh bener, banyak yang ngeliat kita dengan wajah bertanya-tanya dan gak sedikit yang tertawa juga (ko Pak Guru numpak gerobak? Hehe). Lagi ketawa-tawa di gerobak sama bocah-bocah , belum saampe kali, eeeh BRUUK....! gerobak sapinya ambruk, karena muatan orangnya banyak, sontak kita semua jelas kaget sama ketawa-tawa tapi jantung masih terasa DEG-DEGAN shock. Ternyata salah satu besi panjangnya terlepas, tapi insiden kecil itu segera ditangani tuntas. OK Lanjut! Ternyata murid-murid saya SD 3  dengan sepeda segera menyusul ada 5 anak (Fachri, Toni, Doni, Bagus, Irul). Sampe kali Mas Handry langsung beraksi, mengambil gambar dan merekam saya bersama anak-anak duduk di Jembatan kali, terus kita adus kali (berenang di sungai) sambil main air. Mas Handry juga meminta kita berpose sambil loncat ke kali berbarengan,  karena fotonya masih belum pas, kita diminta loncat berulang-ulang kira-kira 9 kali lonacat, terasa capek dan melelahkan, but it’s VERY HAPPY.  Anak-anak begitu tertawa lepas, senang, penuh canda, ceria, sungai kecil itu seolah dibanjiri tetesan air kebahagiaan. Hasil pengambilan gambar dan rekaman kalau menurut saya cukup bagus dan memuaskan. Sepulang dari kali pakaian kita basah dan kotor berwarna coklat, saya sama anak-anak bersih-bersih + mandi dulu di kamar mandi rumah sama ganti baju. Seabis mandi saya merasa bersih dan segar, anak-anak pun terlihat lebih bersih.  Lalu saya ng-jajanin mereka di warung Mba Iken berupa minuman, wafer, dan coklat, ya sebagai ucapan terima kasih dan permohonan maaf saya kepada anak-anak karena sudah direpotkan.  walaupun nominalnya gak seberapa, tapi mereka keliatannya sangat senang, saya pun sangat senang dan bahagia tak terperi, sore itu begitu indah yang diselimuti langit lembayung. Hari itu walo banyak insiden kecil yang kadang mengganggu, tetap menjadi EXCELLENT DAY bagi saya karena “pancaran kebahagiaan” begitu kuat terpancar.

Cerita Lainnya

Lihat Semua