info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Pemilihan Umum Ala Anak SD

Hanif Akhtar 7 Juni 2015

Moilong, 29 Mei 2015

Ini adalah momen yang sedih bagiku, tapi lucu. Anak kelas 6 sudah selesai ujian dan sebentar lagi mereka akan pergi meninggalkan kita untuk sekolah lagi di SMP. Salah satu murid kesayanganku, dan juga ketua perpustakaan SD yang akan pergi adalah Ugy. Dari awal kedatangan saya sampai hari ini, dia adalah anak yang paling rajin, paling menurut, dan paling banyak membantu saya. Membayangkan tidak ada lagi dia nantinya, rasanya bakal sulit.

Hari ini, kita melaksanakan pemilihan umum untuk menentukan siapa ketua perpustakaan yang baru menggantikan ugy. Ada dua calon yang bertanding, yakni Anci dan Rianti. Masa kampanye dimulai dua hari sebelum hari pemilihan. Dan selama masa kamanye ini, setiap istirahat akan selalu terdengar teriakan “Anci, Anci, Anci” atau “Rianti, Rianti, Rianti”. Suasana politik ada masa kampanye pun berlangsung ramai. Tiap-tiap calon mempunyai tim suksesnya masing-masing, dan tugas tim sukses adalah mencari masa, khususnya ke anak kelas 1 dan 2 yang masih polos. Janji-janji dan lobi-lobi juga banyak diutarakan tim sukses, diantaranya dengan menggantikan hari menyapu temannya.

Hari pemilihan pun tiba. Sebelum memilih saya menjelaskan lagi tugas ketua perputakaan dan tata cara pemilihan umum. Setelah penjelasan singkat dari saya, selanjutnya saya memberikan kesempatan kedua calon untuk berorasi dan mengkampanyekan dirinya sendiri. Maksud saya mereka menyamaikan visi dan misi, tetapi karena mereka belum tahu tentang konsep visi dan misi, yang ada hanyalah janji-janji kampanya seperti yang mereka lihat di TV saat pemilu.

“kalau saya terpilih, saya akan bersihkan perputakaan ini”, janji Anci

“kalau saya terpilih, saya akan ke sekolah tiap hari dan menyapu perpustakaan. Selain itu rak buku juga akan saya rapikan”, janji Rianti

Setelah semua calon selesai mendeklarasikan janjinya, tibalah saatnya pemungutan suara. Anak-anak berbaris untuk mendapatkan kertas suara. Beberapa anak ada yang antri dua kali suapaya bisa memilih dua kali, untung ketahuan oleh saya. Dan tibalah saatnya penghitungan suara. Anci memperoleh 36 suara dan Rianti memperoleh 16 suara. Seisi perpustakaan pecah, semua berteriak “Anci, Anci, Anci” sambil membawa Anci keluar untuk diarak. Nampak raut muka kecewa di wajah rianti, namun teman-temannya sudah menghiburnya. Dan hiburan dari saya karena dia sudah berani mencalonkan diri dan berpidato di depan umum, saya menunjuknya sebagai wakil ketua.

Dan akhirnya saat yang membahagiakan namun menyedihkan tiba, penyerahan kunci perpustakaan dari ketua lama ke ketua baru. Tapi setiap anak berhak mendapat kesempatan yang sama untuk belajar dan bertanggung jawab bukan. Jadi hari ini saya melepas Ugy untuk belajar lebih tinggi lagi dan Anci untuk memegang amanah menjaga dan menghidupkan perpustakaan.

Well done kids, kalian telah belajar banyak hal sendiri. Kalian telah sukses melaksanakan pemilu dengan tertib dan damai. Jika kata Will Rogers, “politik itu mahal, bahkan untuk kalahpun anda harus mengeluarkan banyak uang”, kalian bisa membuktikan bahwa politik itu murah dan meriah. Semoga kalian bisa lebih bertanggung jawab terhadap apa yang telah kalian ucapkan dibandingkan dengan ucapan pejabat negara kita saat ini.  


Cerita Lainnya

Lihat Semua