info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Bebas Kepentingan Itu Tidak Ada : Sebuah Pandangan Anak-anak

Hanif Akhtar 13 Juni 2015

Pagimana, 11 Juni 2015

Hari ini kami telah selesai mengadakan Forum Komunikasi Pagimana Bersekolah. Pagimana bersekolah merupakan program yang diinisiasi oleh Komunitas Peduli Pendidikan Pagimana (KP3) bersama Louie, Pengajar Muda di Kecamatan Pagimana. Program ini adalah semacam pemberian beasiswa asrama bagi anak-anak Desa Baloa, desa terasing di Kecamatan Pagimana, untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuan utama dari diadakannya forum ini sendiri adalah untuk menggalang keterlibatan publik Kecamatan Pagimana dengan mengundang beberapa tokoh pendidikan, tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda.

Acara dimulai pukul 14.00 dan betapa terkejutnya saya ketika pukul 13.50 ruangan sudah ramai dengan anak-anak berseragam putih-biru. Hey, apakah mereka semua diundang? Pikirku. Saya kemudian menyanyakan ke Louie. Ternyata memang maksud undangan itu hanya untuk ketua OSIS saja, namun kenyataannya yang datang hampir 30an anak SMP. Oke, semangat mereka luar biasa. Beberapa menit kemudian tokoh-tokoh yang lain datang menyusul dan acara dimulai. Acara dimulai dengan sambutan ketua pelaksana forum dan penjelasan tentang Program Pagimana Bersekolah oleh ketua KP3. Sesi berikutnya adalah diskusi.

“Saya sangat mendukung program Pagimana Bersekolah ini, karena bagus tidaknya Pagimana akan sangat tergantung dari SDM yang dimiliki. Saya ingin semua anak Pagimana bisa sekolah tinggi, tidak peduli kaya atau miskin”, Pak Camat memulai diskusi.

“Saya sangat mendukung program ini karena saya melihat potensi yang besar pada anak-anak Desa Baloa ini. Untuk asrama saya juga siap menyediakan jika diminta”, sambung salah seorang peserta lain.

“Saya berharap langkah awal ini bisa terus berlanjut tidak hanya untuk anak-anak Desa Baloa saja, tapi untuk anak desa yang lain, supaya kualitas SDM di Pagimana bisa berkembang ”, tambah peserta yang lain.

Suasana forum diliputi dengan euforia, dengan masing-masing orang yang datang di forum itu menyatakan dukungannya terhadap program ini. Semua mengutarakan analisis, menyumbang ide, dan menawarkan apa yang mereka bisa bantu. Tiba-tiba salah satu anak SMP mengangkat tangannya dan pandangan saya langsung tertuju padanya.

“Saya mewakili teman-teman SMPN 1 Pagimana menyatakan dukungan yang sebesar-besarnya terhadap program ini karena kami melihat teman-teman kami yang berasal dari Desa Baloa sering tidak ikut kerja kelompok. Mereka selalu tidak bisa jika diajak kerja kelompok dengan alasan harus bekerja. Oleh karena itu, saya mendukung mereka diasramakan agar bisa ikut kerja kelompok secara rutin”, tutur sang anak.

Pendapat anak itu langsung disambut tepuk tangan yang meriah dari seluruh peserta forum. Ya, sesederhana itu alasan mereka mendukung program ini. Jika Camat memiliki kepentingan untuk mendapat SDM yang baik agar pembangunan di wilayahnya bisa berjalan baik, jika kepala sekolah memiliki kepentingan agar anak-anaknya menjadi pintar supaya bisa mengharumkan nama sekolah, anak-anak SMP juga memiliki kepentingan untuk mendukung program ini yaitu agar teman-teman mereka bisa ikut kerja kelompok semua. Setiap yang kita lakukan pasti memiliki kepentingan, bahkan “mencerdaskan kehidupan bangsa” pun memiliki kepentingan. Jadi apapun kepentingan kita, jadikan kepentingan itu bermanfaat untuk orang banyak; agar kerja kelompok berjalan baik misalnya.


Cerita Lainnya

Lihat Semua