info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Si Pemalu Menjadi Pemimpin Upacara

DiyonIskandar Setiawan 12 Juni 2015

Upacara bendera hari senin adalah momen penting untuk menghargai jasa para pendiri bangsa. Sehubunga kegiatan upacara sekolah, petugas upacara biasanya mewakili satu kelas secara bergantian setiap satu minggu. Namun, kondisi berbeda saya alami di SDN 02 Bangun Jaya yang hanya memiliki murid sejumlah 80 anak. Tidak setiap jumlah anak didik di tiap kelas dapat mencapai lebih dari 10 orang. Misalnya, pada kelas VI hanya berjumlah 9 anak sedangkan kelas V hanya berjumlah 11 orang. Oleh sebab itu, pada gilirannya upacara bendera hari senin pasti melibatkan beberapa kelas untuk menjadi petugas upacara. Dengan demikian, dapat dipastikan petugas upacara akan dialami oleh setiap anak didik dari kelas IV hingga VI.

Riyan adalah murid kelas V yang tidak pernah menjadi petugas upacara. Ia biasanya hanya menjadi peserta upacara yang terbiasa bercanda dan mengobrol dengan teman-teman di sampingnya. Riyan pun sering mendapat teguran saya untuk berlaku  disiplin dan fokus terhadap jalannya upacara.

Pada suatu upacara hari senin, saya melihat Riyan menjadi pemimpin upacara. Ia pun terlihat tersipu malu berdiri di depan banyak orang sembari melihat kebawah. Suaranya pun tidak kencang layaknya pemimpin upacara biasanya. Kegugupan pun terlihat di raut wajahnya. Namun di balik itu semua, betapa bangganya saya melihat keberanian dia yang pada akhirnya mau maju menjadi pemimpin upacara. Saya pun tidak bisa menyembunyikan rasa bangga itu sembari senyuman lebar terpampang di wajah saya.

Setelah upacara selesai, saya langsung menghampirinya dan memberikan selamat.

“Nak, kamu luar biasa sudah mau menjadi pemimpin upacara”

Riyan hanya tersipu malu sembari tersenyum sambil melanjutkan langkahnya masuk ke dalam kelas. Saya pun percaya bahwa setiap anak hanya perlu diberikan kesempatan untuk membuktikan diri, meskipun terkadang masih jauh dari ekspektasi tetapi itu adalah pembelajaran berharga yang ia dapatkan dan teringat sampai kapanpun.  


Cerita Lainnya

Lihat Semua