info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Menyibak Tabir Cakrawala : Grassroot itu Akhirnya Meninggalkan Desanya untuk Sebentar Mengintip Luasnya Dunia

Hafiz Iqbal Maulana 9 Mei 2012

Kamis Malam (3/5/2012). Mimpi itu semakin mendekati realisasinya saat Bupati Paser, H.M. Ridwan Suwidi secara resmi melepas Duta Seni Budaya dan Pendidikan Kab.Paser dalam misi Pendidikan dan Budaya melalui event International Technopreneur Conference (ITC) 2012 di Singapura tanggal 7 – 10 Mei 2012. Bupati Paser melakukan seremonial pelepasan tersebut di Pendopo Kabupaten Paser, Tana Paser pada tanggal 3 Mei 2012 pukul 20.30 WITA. Dalam sambutan pelepasannya, Bupati menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Pengajar Muda yang telah bertugas di Kabupaten Paser selama kurang lebih 1,5 tahun terakhir. Beliau mengapresiasi kinerja Pengajar Muda terhadap perkembangan pendidikan serta kemajuan Kab. Paser melalui berbagai inovasi kegiatan yang digagasnya. Terkait keberangkatan Duta Budaya dan Pendidikan Kabupaten Paser tersebut, Bupati sejak awal memang menunjukkan dukungannya terhadap ide yang diinisiasi oleh Pengajar Muda Kabupaten Paser tersebut. Dalam sambutannya, Bupati juga menitipkan nama baik Kabupaten Paser pada khususnya serta Indonesia pada umumnya di kancah Internasional. Bagi Pengajar Muda yang bertugas di Kabupaten Paser sendiri, dukungan oleh Bupati Paser secara langsung menunjukkan signifikansi kemajuan dalam menjalinan hubungan dengan stakeholder terkait. Harapan dengan semakin harmonisnya hubungan antara Pengajar Muda dengan instansi Pemerintah di lingkungan Kabupaten Paser adalah semakin mudahnya hubungan kerja sama Pengajar Muda dengan Pemerintah Kabupaten Paser dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Pendidikan Kabupaten Paser pada khususnya hingga beberapa tahun kedepan.

 

        Hari yang ditunggu itu pun tiba. Minggu, 6 Mei 2012, Pengajar Muda Kabupaten Paser bersama rombongan Duta Seni Budaya dan Pendidikan Kabupaten Paser bertolak menuju Singapura via Jakarta dari Bandara Sepinggan Balikpapan. Suasana haru, bahagia, dan sedih terpancar dari sanak-saudara saat melepas kepergian para Duta bangsa tersebut. Tak terkecuali Sulaiman, muridku dari SDN 005 Tanjung Harapan dan Heryawan, murid SDN 001 Tanjung Harapan yang turut serta dalam rombongan tersebut. Ya, mereka adalah murid-murid Pengajar Muda Kabupaten Paser yang berkesempatan mewakili Kabupaten Paser sebagai Duta Seni Budaya dan Pendidikan. Sebuah pengalaman hidup baru akan mereka jalani hari itu. Tak ada rasa takut yang tersirat dari rona mereka ketika akan meninggalkan kampung halaman, meninggalkan negeri tercinta untuk mengintip negeri orang yang belum pernah kunjungi sebelumnya. Mereka cukup tegar dalam menapaki jenjang life changing experience yang memang perlu mereka jalani sebagai bekal bagi mereka dalam mengarungi kerasnya dunia kelak. Rupanya, mental mereka sudah cukup terlatih untuk ukuran anak SD seusia mereka, yang mana biasanya mereka akan menangis ketika terpisah jauh dari orang tua dan kenyamanan hidup di desa. Akan tetapi mereka adalah pengecualian. Sungguh begitu bangga dan harunya kami, Pengajar Muda, terhadap mereka melihat kesungguhan dan keberanian mereka. Suatu karakter yang dibutuhkan sebagai penerus bangsa.

        Sesaat sebelum boarding, tiba-tiba Sulaiman menghampiriku. “Saya deg-deg an je pak”, ujar Sulaiman polos. “Kenapa man?”, tanyaku kepadanya. “Iya pak, ini baru pertama kalinya saya naik pesawat. Bagaimana je pak rasanya naik pesawat itu? Sama seperti naik balapan kah?”, tanya Sulaiman kepadaku. “Nanti kamu akan merasakannya”, jawabku sambil tersenyum. Wajar apabila Sulaiman bertanya demikian padaku. Alih-alih pergi ke Singapura, pergi ke Jakarta, ibukota Negara ini, saja belum pernah. Bahkan, menginjakkan kakinya di Balikpapan untuk keberangkatan ini pun pertama kalinya bagi Sulaiman. Sungguh begitu beruntungnya muridku satu ini. Dia sudah dapat melihat dunia luar saat usianya baru saja menapaki umur 11 tahun. Sedangkan aku, baru bisa melihat dunia luar saat usiaku berumur 20 tahun. Sehari-harinya, dia selalu menumpang balapan, (sejenis perahu pemecah ombak yang biasa digunakan nelayan di desa Selengot untuk mencari ikan) sebagai moda transportasi di desanya. Mungkin yang ada di benaknya adalah, apakah naik pesawat senyaman ketika naik balapan?

       Akhirnya kami pun memasuki pesawat. ‘Burung besi’ bernama Garuda Indonesia itupun mulai mengepakkan ‘sayapnya’ untuk kemudian lepas landas meninggalkan Bumi Kalimantan. Terhitung 2 jam perjalanan menuju Jakarta ditambah 1 jam 20 menit menuju Singapore kami lalui di atas langit Indonesia. Hingga sang burung besi berhasil mendarat dengan sempurna di Bandara International Changi Singapura. Suasana bahagia pun terpancar jelas dari rombongan kami. Kami semakin takjub dengan dunia luar hanya dengan melihat betapa luar biasanya salah satu Bandara tersibuk di Dunia itu. Suasana semakin gaduh kala rombongan melihat salah satu artis termahal Indonesia juga berada di Singapura. Sudah bisa ditebak kejadian selanjutnya, kami pun berfoto bersama dengan artis tersebut. Setelah itu rombongan menuju Hotel tempat menginap untuk beristirahat karena keesokan harinya kami terjadwal menghadiri Technical Meeting dan melakukan Geladi Resik di venue tempat pentas. Venue itu berada di Komplek Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura.

        Esok harinya, setibanya di KBRI Singapura, kami pun disambut ramah oleh staf KBRI dan juga Panitia ITC 2012. Mereka sungguh kagum dan bangga dengan semangat dan perjuangan kami hingga sampai di Singapura. Tak lupa mereka pun menyampaikan pesan dari Dubes RI untuk Singapura bahwasanya setiap orang Indonesia yang berada di KBRI, anggaplah itu rumah bagi mereka. Hal itulah yang membuat kami merasa betah dan nyaman walaupun sebenarnya kita berada di negara orang.

***

          8 Mei 2012, acara ITC 2012 pun dimulai. Kami rombongan Duta Seni Budaya dan Pendidikan Kabupaten Paser didaulat untuk menjadi guest star dalam opening ceremony dengan menampilkan tarian khas Paser. Sebelum kami unjuk gigi, Duta Besar LBBP Indonesia untuk Singapura, Andri Hadi, berkesempatan untuk membuka acara itu terlebih dahulu. Turut hadir pula dalam acara pembukaan tersebut Pemerintah Kabupaten Paser – Kalimantan Timur diwakili oleh Kepala Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Paser, dan Perwakilan Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Paser

       Dalam sambutannya, Dubes menyampaikan bahwa kedatangan pemuda-pemudi Indonesia ke Singapura harus dijadikan momentum untuk mempelajari keunggulan Singapura. “Salah satu keunggulan bangsa Singapura adalah pragmatis dan result oriented, dan ini harus ditiru oleh generasi muda Indonesia”, kata Dubes. Selain itu, Dubes juga menyampaikan apresiasi atas kegiatan Indonesia Mengajar  yang mengajak generasi muda penuh prestasi untuk turut membangun Indonesia melalui dunia pendidikan. “Saya merasa bangga melihat anak-anak muda dengan beragam latar belakang pendidikan dan profesi, rela meninggalkan status yangtelah dimiliki, dan mengajar di daerah terpencil”, ujar Dubes. Tak lupa, Dubes juga menyampaikan salam kepada Pengajar Muda untuk Anies Baswedan yang disebutnya sebagai kawan lama beliau.

     Setelah Dubes membuka acara, giliran kami Pengajar Muda Kabupaten Paser yang bekerja sama dengan Sanggar Seni Kemilau Paser menyuguhkan Culture Performance tentang Seni dan Budaya Kabupaten Paser. Pada kesempatan tersebut, rombongan kami menampilkan 3 Tarian khas Kabupaten Paser yakni : Tari Dayak Kaltim, Tari Pengganding Belian Paser (Tari Pedalaman Paser), dan Tari Bujang Song Bujang Bawe (Tari Pesisir Paser). Tarian tersebut berlangsung secara continue dengan durasi kurang lebih selama 30 menit. Culture Performance yang ditampilkan berlangsung apik dan memukau para peserta yang hadir dalam acara Opening Ceremony termasuk Dubes.

        Selain menyuguhkan culture performance, kami rombongan Duta Seni Budaya dan Pendidikan Kabupaten Paser juga didaulat untuk mengisi materi dalam acara ITC 2012 tersebut. Kami berkesempatan mengenalkan Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) beserta program – program yang dijalankan. Istimewanya, sesi tersebut dimoderatori oleh duet Heryawan dan Sulaiman. Mereka memoderatori sesi yang akan dipresentasikan oleh Gurunya dengan menggunakan Bahasa Inggris.

        Sesi tersebut dibagi menjadi 2, sesi pertama yaitu pengenalan GIM, lokasi mengajar Pengajar Muda di Kabupaten Paser, dan program-program yang dijalankan terkait proses memajukan Pendidikan di Kabupaten Paser. Sesi pertama dipresentasikan oleh aku sendiri. Pada sesi pertama itu, aku mengajak para peserta yang hadir dalam konferensi tersebut mengenal potensi anak-anak bangsa Indonesia di tengah keterpencilan dan keterbatasan yang ada. Selain itu, aku berusaha membangkitkan rasa kepedulian dan kemanusiaan mereka untuk membantu anak-anak dalam meraih mimpi dan cita-citanya melalui presentasiku.

         Sedangkan pada sesi 2, materi disampaikan oleh temanku sesama Pengajar Muda yaitu Hendi Gunawan yang bertugas di SDN 001 Tanjung Harapan. Dia memaparkan salah satu program ekstrakurikuler Pengajar Muda Kabupaten Paser yakni Wirausahawan Cilik. Dalam sesi presentasi tersebut, dia menjelaskan latar belakang kenapa ekstrakurikuler itu diadakan. Adalah keinginan orang tua agar anaknya lebih memilih mencari uang daripada  sekolah yang menjadi latar belakangnya. Hendi juga menjelaskan bahwasanya pendidikan tentang wirausaha dapat diajarkan sejak dini yakni di Sekolah Dasar  tanpa mengurangi jam belajar sekolah dan jam bermain bagi anak-anak.

       Melalui program-program ekstrakurikuler tersebut, kami para Pengajar Muda berupaya memberikan softskill bagi murid-murid SD sebagai bekal mereka selepas lulus SD nanti. Hal ini dikarenakan, kebanyakan murid SD di kawasan pesisir mayoritas tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi dan lebih memilih untuk mencari uang dengan bekerja sebagai nelayan. Harapannya, melalui pendidikan wirausaha sejak dini itulah anak-anak Paser dapat memiliki jiwa usaha mandiri yang dapat dikembangkannya kelak.

    Presentasi yang kami sampaikan sanggup membuat peserta yang hadir dari beberapa negara Asia Tenggara membuka mata mereka. Bahwasanya pendidikan di Paser memiliki potensi yang cukup luar biasa, meski jauh dari hiruk pikuk kota.Dubes tak lupa juga memberi semangat agar pemuda-pemudi Paser yang datang dalam event ini bisa mengambil pelajaran entrepreneurship karena dinilai entrepreneur di Indonesia masih rendah dan masih perlu dikembangkan.

         Hari itu pun ditutup dengan berfoto bersama dengan Dubes, Staff KBRI, Peserta ITC 2012, dan Panitia ITC 2012. Tak lupa kami pun memberikan cinderamata dari Kabupaten Paser untuk Dubes. Selanjutnya kami pun kembali ke Hotel untuk beristirahat sembari tersenyum puas.

          Keesokan harinya, kami berkesempatan berkeliling Singapura. Kami berjalan-jalan melihat situasi dan keadaan kota Singapura. Sangat berbeda dengan kondisi di Indonesia. Sampai-sampai Sulaiman bertanya kepadaku di dalam bus, “Pak kenapa Singapura ini bagus-bagus tempatnya?”. Aku pun menjawab, “Itu karena pemudanya yang membangun Singapura sampai begitu bagus man”. “Hmm, besok aku juga mau bangun Indonesia juga pak biar kalah Singapura”, sahut Sulaiman. “Nah itu baru murid bapak!”, tegasku.

        Dari percakapan dengan muridku itulah, aku sangat yakin Sulaiman mampu menjadi penerus bangsa ini, membangun bangsa ini agar kelak menjadi bangsa yang disegani. Jiwa kepemimpinan dan mental yang tangguh sungguh terpancar terang di dalam dirinya. Ini yang aku harapkan, grassroot yang tidak hanya berkutat dengan kenyamanan hidup di desanya saja. Namun grassroot yang berani menyibak cakrawala untuk mengintip luasnya dunia agar mengerti keadaan bangsa ini dan siap untuk berkontribusi serta berdedikasi membangun bangsa. Mengutip pernyataan Bung Karno yang terkenal mengenai pendidikan karakter bagi bangsa ini, Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda mau. Anda tidak bisa mengajarkan apa yang Anda tahu. Anda hanya bisa mengajarkan siapa Anda. Kutitipkan kelak bangsa ini padamu Sulaiman. Tidak ada lagi yang bisa Bapak ajarkan padamu. Tolong lanjutkan perjuangan para pejuang bangsa yang telah gugur mendahului kita, Bapak percaya padamu nak!

***

Indian Moslem Food Stall

Lorong 10 Geylang Street,

Singapore 9 Mei 2012 (01:30 SGT GMT+8)

HIM


Cerita Lainnya

Lihat Semua