info@indonesiamengajar.org (021) 7221570 ID | EN

Kami Pelangi Dari Sangihe "Aku Pasti Bisa"

A. Hadian Pratama Hamzah 22 April 2015

   Festival Anak Sangihe 2015 “Pelangi Sangihe, Aku Pasti Bisa”

Untuk keempat kalinya Festival Anak Sangihe hadir di tengah masyarakat di kabupaten kepulauan sangihe, bukan perkara mudah menyatukan banyak elemen yang ada di masyarakat. Keragaman dan berbagai sudut pandang kadang bisa menjadi penghalang dalam terciptanya suatu harmonisasi, namun kali ini kami dapat menyampaikan pada negeri ini bahwa sesungguhnya kesepakatan itu dapat di bentuk dari ketulusan dan usaha. Hal yang menarik dari terselenggaranya Festival Anak Sangihe 2015 adalah elemen masyarakat yang melebur dan bergerak bersama dalam menciptakan satu kegiatan publik yang bukan saja berorientasi pada pendidikan tetapi juga pada unsur kebudayaan dan aspek sosial masyarakat di Kabupeten Kepulauan Sangihe.

     Inisiasi dari hadirnya Festival Anak Sangihe 2015 di Kabupaten Kepulauan Sangihe belum sepenuhnya lepas dari bayang-banyang pengajar muda Indonesia Mengajar penugasan Kabupaten ini, namun dibalik megahnya acara yang terselenggara dari tanggal 25, 26 dan 27 Maret 2015 ini merupakan hasil kerja keras semua pihak yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Birokrat Pemerintahan setempat, Pengusaha lokal dan elemen masyarakat yang tergabung dalam “Relawan Festival Anak Sangihe 2015”. Semua bergerk bersama dalam usaha menghimpun pendanaan, konsepsi acara, sampai panitia di hari pelaksanaan.

     Pada hari tersebut secara nyata kami menjadi saksi bahwa sebenarnya keberagaman agama, lintas profesi dan latar budaya bukan merupakan suatu kendala dalam menciptakan keindahan dan harmonisasi dalam pelaksanaan suatu kegiatan. Dengan berbagai latar kejadian dan prosesi terselenggaranya acara Festival Anak  Sangihe itu maka tema “Pelangi Sangihe” merupakan gambaran yang menginterpretasikan kegiatan ini.

     Bukanlah perkara mudah untuk mengurusi delapan puluh anak sekolah dasar yang berasal dari tujuh pulau penempatan pengajar muda Indonesia Mengajar Kabupaten Kepulauan Sangihe, disamping mereka perlu keluar dari pulau masing-masing sampai dengan mengumpulkannya di mes penginapan peserta. Menyelenggrakan kegiatan perlombaan ranking satu di tanggal 25 Maret, Hari Cita-cita di tanggal 26 Maret dan Konser Anak di tanggal 27 Maret 2015. Pekerjaan tersebut memerlukan kekompakan dan dukungan semua elemen penyelenggara dalam kegiatan FAS 2015. Kami percaya bahwa dibalik hadirnya pelangi yang indah, setiap elemen warna perlu berkolaborasi dan menentukan posisi masing-masing sehingga gradasi warna dalam tercipta harmonis dan menyajikan keindahan bagi siapa saja yang melihatnya, seperti itulah saya menggambarkan kegiatan Festival Anak Sangihe 2015.

     Pemerintah Kabupeten Kepulauan Sangihe cukup bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya kegiatan ini, mulai dari pendanaan sampai kontingen panitia yang berasal dari unsur pemerintah, disamping itu keterlibatan pendanaan juga di dukung oleh instasi setempat di lingkungan Kabupaten Kepulauan Sangihe, mulai dari institusi perbankan, Persero (BUMN) dan Perusahaan Daerah ikut terlibat dalam memberikan sumbangan materi dan non meteri dalam kegiatan ini, tak kalah menyentuhnya masyarakat sangihe yang tergabung dalam “ Relawan FAS 2015 “ juga berpartisipasi aktif dalam menghimpun iuran publik dalam pendanaan kegiatan ini. Sementara siswa-siswi SMA 1 Tahuna  yang ada di Kabupaten Kepulana Sangihe juga ikut berperan dalam keberhasilan setiap rangkaian acara kegiatan ini, bahwa setiap kejadian juga perlu diabadikan dan didokumentasikan maka hal ini sudah dipegang oleh Tim Photograpy  Club Tahuna yang tidak lepas memotret setiap kejadian selama kegiatan FAS 2015 berlangsung.

     Keceriaan dan kepercayaan diri anak-anak pulau yang tampil dalam panggung konser anak terpancar saat mereka dari pulau masing-masing menampilkan kesenian dan pertunjukkan yang telah dipersipkan oleh masing-masing sekolah tersebut. Ada yang berdrama musikal, menyanyi, memainkan permainan tradisional, menari sampai memainkan alat musik daerah yakni musik bambu. Hal ini menjadi salah satu indikator bagi kita semua bahwa dimanapun anak-anak berada, dan dengan cara apa mereka belajar mereka tetap juara atas karya mereka masing-masing. Tak heran jika selepas setiap kontingen menuunjukkan kemampuan di atas panggung konser, tepuk tangan dan sorakaan penonton meramaikan Gedung Serbaguna Manente di Tahuna tanggal 27 Maret 2015 lalu.

     Festival Anak Sangihe merupakan wadah bagi anak-anak dalam menumbuhkan,  mengembangkan dan mengasah kepercayaan diri bagi mereka bahwa mereka bisa meraih apa yang mereka cita-citakan dalam hidup mereka, karena itu merupakan visi panitia dalam penyelanggaraan kegiatan ini.  Di sisi yang berdampingan kami juga terus berupaya membuat simpul pemangku kepentingan, masyarakat dan semua sektor dalam usaha menciptkan kebersamaan sehingga acara tahunan Festival Anak Sangihe dapat terus berjalan dan mampu bertahan di tahun-tahun berikutnya.

      Kami semua percaya bahwa kekuatan menghadirkan suatu acara di Kabupaten bukan selalu terkait uang dan sumber daya manusia dalam pelaksananya. Kemauan, keikhlasan, aksi nyata dan keseriusan dalam mewujudkannya adalah bagian yang jauh menjadi modal terbesar dalam terselenggranya suatu kegiatan dan kami telah menjadi saksi bahwa Kepulaun ini mampu menciptakan hal tersebut sehingga keberlanjutan Festival Anak Sangihe terus terselenggara di Kabupeten ini.


Cerita Lainnya

Lihat Semua