Beta Mau Jadi Polisi di Ibu Pung Rumah

Habiba Nurul Istiqomah 27 Oktober 2016

“Ibu, Ibu …,” Seorang anak laki-laki memanggilku sambil membawa selembar kertas lusuh di tangannya.

“Ini Ibu pung rumah to?” Tanyanya menghampiriku. Dominggus Uniberua namanya, anak laki-laki kelas V SD ini membuka kertas itu dan mengelus-elusnya berharap sang kertas rapi kembali.

Aku penasaran apa yang dibawanya. Owh, peta Lampung yang sudah terobek dari altas ternyata. Aku tersenyum memperhatikan peta itu.

“Iya, ini Ibu pung rumah,” Jawabku pada Dominggus. Anak-anak lain langsung berkumpul menghampiriku.

“Ibu tinggal di daerah mana?” Tanya salah satu dari mereka.

“Ibu kuliah di sini,” Ucapku menunjuk kota Bandar Lampung. “Tapi, Ibu pung orang tua tinggal di sini,” Lanjutku menjelaskan.

“Pur-bo-ling-go,” Dominggus mengeja nama kecamatan yang aku tunjuk di peta.

“Ibu, di Purbolinggo ada polisi ka seng?”

“Ya ada to. Barang kenapa?” Tanyaku.

“Kalau begitu, beta mau jadi polisi di Ibu pung rumah sa. Bisa to?” Tanya Dominggus.

“Beta mau jadi tentara di Ibu pung rumah,” Sahut seorang lainnya.

“Beta mau jadi Ibu guru.”

“Beta mau jadi perawat sa,” Satu per satu anak-anak bersahutan menyebutkan cita-citanya.

Aku tertawa mendengarnya. “Iya, pasti bisa. Semua pasti bisa pi di Ibu pung rumah. Makanya rajin belajar yo,” Ucapku.

Dulu waktu di sekolah dasar, IPS adalah mata pelajaran yang tidak aku suka lantaran banyaknya teks yang harus aku hafal. Tapi di sini, belajar IPS rasanya sangat menyenangkan karena melalui mata pelajaran ini aku bisa menunjukkan betapa luasnya dunia untuk mereka jelajahi.

“Kalau sudah besar nanti, Ibu tunggu di Ibu pung rumah ya, Anak-anak.”

 


Cerita Lainnya

Lihat Semua