Ayo Lempar Dadumu!

Habiba Nurul Istiqomah 18 Januari 2017
Masih ingat dengan permainan ular tangga? Masih suka bermain permainan ini? Ular tangga adalah salah satu permainan favoritku zaman SD dulu. Walaupun sering kali aku tidak beruntung dalam permainan ini. Awalnya aku ragu untuk memperkenalkan permainan jadul ini pada anak-anak ku di sini mengingat anak-anak ini adalah tipe kinestetik yang tidak bisa duduk manis diam dengan tenang. Tapi aku buat saja, setidaknya untuk koleksiku juga tidak apa-apa. Aku gunakan permainan ini untuk mengetes daya ingat mereka tentang pelajaran yang pernah aku berikan. Siapa yang bisa menjawab pertanyaanku dengan benar, dia lah yang berhak melempar dadu. Artinya, yang paling banyak menjawab benar punya kesempatan banyak untuk melempar dadu dan peluang untuk mencapai kotak 100 pun semakin banyak. Dengan sistem ini aku kira ular tangga tidak akan menarik bagi mereka. Tapi ternyata aku salah. Anak-anak pantai ini selalu semangat menjawab butir demi butir pertanyaanku hingga sering kali aku kehabisan pertanyaan. Bahkan di luar dugaanku, permainan ini ikut menjadi trend bagi anak-anak SMP di desa ini. Mereka turut tertantang menjawab pertanyaan-pertanyaan anak SD. Ketika aku tidak ada pun, anak-anak desa ini sering bermain dengan membuat pertanyaan mereka sendiri yang kadang membuat mereka bertengkar karena dianggap tidak kompeten. Awalnya tidak sedikit orang tua yang marah karena menganggap anaknya terlalu banyak bermain dan berisik tidak karuan. Tapi setelah tahu sistem permainan ini, para orang tua hanya senyum-senyum saja setiap melihatnya. Aku tidak tahu apa yang ada di pikiran mereka. Yang jelas, secara tersirat aku cuma ingin menyampaikan bahwa visualisasi belajar dengan membawa buku kemana-mana itu sudah tidak berlaku lagi. Belajar bisa dilakukan dengan beribu macam cara, termasuk dengan bermain.

Cerita Lainnya

Lihat Semua