info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Panen Sampah yang Mengasyikkan

Furiyani Nur Amalia 23 Agustus 2011
Halooo Sabtu malam Minggu, semoga segala berkah dan rahmat di bulan ramadhan selalu terlimpahkan kepada kita semua. Semoga kita selalu sehat dan di berkahi panjang umur agar bisa bertemu di bulan baik lagi tahun depan, amin . Saya lagi tidak enak badan akhir-akhir ini, saya mendapat teguran untuk banyak istirahat ketika flu melanda. Tapi saya berjanji akan sembuh segera. Malam ini saya ingin berbagi kebahagiaan, bukan sesuatu yang menarik buat kalian mungkin, tapi ini benar-benar revolusioner bagiku  Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, pulauku yang indah ini seakan menutup ketimpangan lain yang ada di pulauku. Ketimpangan apa itu? Ya, masyarakat disini senang sekali membuang sampah sembarangan! Mereka sering membuang sampah semau mereka dan tidak jarang juga mereka membuang sampahnya ke pantai. Ini merupakan sesuatu yang aneh buatku. Karena memang jujur saya tidak bisa melihat lingkungan kotor. Bahkan sejak pertama kali saya datang disini, saya sudah beli bak sampah di pulau seberang, lalu setiap 2 jam sekali saya harus menyapu rumah karena kebiasaan orang sini jalan tanpa alas dan tentunya di kaki mereka banyak menempel pasir. Tanpa banyak menegur, saya sapu saja. Dan tidak lama setelah itu, ibu angkat menghadiahkan saya kain pel dan sapu pribadi yang bisa saya pakai di kamar saya  Lalu bagaimana saya dan sampah-sampah di sekitaran pantaiku??? Mau tidak mau saya harus belajar mencintai sampah dari awal saya datang disini. Bayangkan saja orang begitu enak sekali makan langsung buang di tempat. Ini juga menular pada kebiasaan murid-murid saya disini. Makan apapun itu, bungkusnya di buang begitu saja. Pernah saya menegurnya, ya sekali berhasil tapi selanjutnya akan terulang kejadian yang sama. Tidak pandang bulu, sampah apapun itu. Sampah sisa makanan sisa menebang pohon, sampah sisa rumah tangga juga. Risih begitu melihatnya, bahkan ada sampah yang mungkin sejak beberapa tahun yang lalu tertimbun di bawah pasir. Ya memang tidak bisa diurai, mau gimana lagi kalau tidak di bakar atau di-recycle? Perjuangan awal hanya bersama muridku di SMP dan sebagian dengan muridku di SD. Rutin setiap selasa sore, kamis sore, dan minggu sore. Sebenarnya waktunya flexible, tergantung cuaca kami ‘memulung’ sampah. Nah, usut punya usut setelah saya berhasil mendekati partner kecil saya dan sudah mulai dekat dengan mereka, pada sela-sela kami bermain, saya selalu menyelipkan acara untuk kumpul-kumpul sampah. Ya anggotanya tidak terlalu banyak awalnya. Tapi, bagiku ini sudah cukup untuk memulai. Karena saya tahu, awal memang sulit, tapi jika kita tekun dan bersabar menjalaninya, pasti nanti akan ada hasilnya :) Gunanya banyak sekali sampah ini, untuk yang bungkusnya masih bagus saya menggunakannya untuk media pembelajaran, untuk bungkus seperti sisa detergen atau sabun cuci piring, saya gunakan sebagai polybag menanam tanaman karena plastiknya yang lumayan kuat. Ya, saya sudah memulai memulung sampah sejak saya datang disini, plastik, bungkus makanan atau kardus yang masih kuat, saya kumpulkan lalu saya buat semacam bank sampah. Disini mereka saya ajari untuk menabung di bank sampah, saldo yang mereka kumpulkan nanti akan terus bertambah dan bunganya adalah sekedar reward dari saya. Kalau mereka mau mengambil saldo tabungan sampahnya, otomatis akan langsung dikurangi. Biasanya mereka mengambil saldo tabungannya untuk membuat keterampilan seperti yang ajarkan. Oke, petugas dan pemilik tetap bank sampah awalnya saya, saya yang menulis ketika mereka setor dan yang membuat buku tabungannya adalah saya juga. Tapi lambat laun, saya sudah punya pegawai tetap yaitu muridku di SMP, sedangkan nasabahnya sekarang sebagian besar adalah muridku SD. Namun, muridku di SMP tidak jarang juga menabung sekalian membantu saya. Namun, program bank sampah ini tidak digalakkan di lingkungan sekitar dusunku saja. Saya sekarang mulai mengembangkan sayap ke sekolah. Dan tanggapan atau antusias murid-muridku luar biasa. Bahkan tiap hari muridku ada yang membawa karung sekedar untuk menabung sampah. Sebenarnya motivasinya adalah bukan ingin menabung, tapi karena bersaing dengan teman-temannya, tabungan siapa yang lebih banyak. Dari sinilah tiap hari mereka selalu memperbanyak hasil pemulungan mereka :). Dan saya bangga sekali. Mereka bahkan menuliskannya sendiri apa saja yang hendak mereka tabung untuk di setorkan keesokan harinya. Ini juga akan membantu pemahaman mereka menghitung dan menulis. Kemarin sudah hampir 2 bulan lebih saya disini dan sudah hampir lebih dari sebulan program nabung sampah ini berjalan dan akhirnya kemarin adalah puncak PANEN SAMPAH. Dan ini benar-benar revolusioner sekali bagi saya. Karena sampah yang dikumpulkan murid-muridku benar-benar banyak dan sudah menggunung, saatnya memilah-milah mana yang harus dikumpulkan dan mana yang harus di bakar. Oke yang dikumpulkan adalah sampah daun dan sampah non organik yang masih bisa digunakan atau masih bisa di recycle lagi. Yang harus di bakar adalah misal sampah timbunan yang bungkusnya sudah mulai menguning dan gambarnya juga memudar. Atau juga botol yang sudah peyok. Itu harus dimusnahkan. Kalau tidak begitu akan membahayakan lingkungan sekitar. Sebenarnya sampah ini sangat berguna dan membantu sekali. Sampah yang tidak bisa diurai semisal botol atau bekas bungkus makanan yang masih bagus, dicuci lalu dikeringkan setelah itu siap pakai. Dalam manajemen sampah (sebutan untuk pengelolaan sampah) banyak hal yang diajarkan disini. Disini mereka juga diajarkan tentang kejujuran, kalau mereka tidak jujur, bisa saja mereka merekayasa apa yang akan mereka tabung dan bisa saja ketahuan oleh petugas. Tapi, selama ini muridku jujur :). Pelajaran yang kedua adalah disini mereka juga belajar berhitung, belajar mengelompokkan mana sampah yang sama, baik kemasan maupun warnanya. Belajar mengalikan berapa hasil yang mereka kumpulkan, juga belajar menulis dan mengeja nama sampah yang akan mereka tulis, dan dikelompokkan ke dalam sampah mana. Dan yang paling menyenangkan, dengan adanya sampah, belajar jadi lebih menyenangkan, bisa berkreasi semau kita dan juga menanmkan jiwa sederhana kepada anak :) Untuk sampah yang bisa diuraikan, dalam hal ini saya namakan sampah daun, juga sangat berguna sekali. Selain bisa sebagai bahan kerajinan juga bisa dijadikan kompos, daun-daun ini sering dijadikan mainan seperti ikat kepala dan rok untuk daun yang berukuran besar. Ya, semua bergantung dari kreatifitas mereka. Dari sini juga mereka belajar mengenai bentuk-bentuk daun dan mengelompokkannya. Juga berkreasi dengan bermacam-macam bentuk daun :) Saya sudah menikmati profesi saya memulung dan berkreasi bersama sampah. Dari sini selain kita bisa bermain juga kadang tertawa melihat kelakuaan muridku berbondong-bondong membawa berkarung-karung sampah. Tinggal sedikit lagi, pulau ini akan bersih dari sampah :) When you must, you can. You can see your way through.. You can have hope, you can be optimistic. You can be inspired to climb your mountains. You can be strong and patient. Life is full of new beginnings. We are the author of the story of our lives. Then we can make the next chapter a wonderful one.. Mariii kita menyampaahh :). Tidak ada yang tidak berguna selama kita tahu bahwa tidak ada sesuatu di dunia ini yang diciptakan sia-sia :)

Cerita Lainnya

Lihat Semua