info@indonesiamengajar.org (021) 7221570

Kalau Sulit, Apapun Pasti Bisa

Furiyani Nur Amalia 23 Juni 2011
Malam, namun masih terlalu dini saya harus memejamkan mata. Bunyi genset disamping yang mulai melemah, menandakan tak lama lagi listrik akan padam. Segera ku nyalakan lampu minyak, persediaan peneranganku semalam sebelum matahari yang berganti menyinari. Saat itu, adalah malam pertama saya bermalam di rumah ini. Dengan penerangan seadanya dan komunikasi yang seadanya. Sinyal hanya terbatas. Entah bagaimana saya mengetahui kabar-kabar teman di luar sana kelak jika harus menggantungkan hidup seperti ini. Jujur, saya tidak bisa begini terus. Harus berlari ke dermaga, ke laut, atau ke pohon kelapa, sekedar mengharapkan dapat siraman sinyal satu bar saja. Ya seperti sore itu. Sekali dapat, langsung sms. Satu bar saja langsung telepon, namun suara disana lenyap begitu saja. Keindahan pulau ini tak sepadan dengan canggihnya telekomunikasi yang marak di elu-elukan luar sana. Menghubungi call center pun kadang nyambung kadang tidak bisa di hubungi sama sekali. Dulu, di kota besar itu, ketika sinyal tidak mampu dibuat telpon atau internet, langsung mencaci maki operator. Yang ini, yang itu. Sekarang saya bisa bilang, bersyukurlah kalian, setidaknya tidak perlu berlari atau mencari sana sini sinyalnya. :) Malam itu, hanya laptop di kamarku,saya berpikir untuk mencoba experimen baru guna mengurangi keluhan yang selalu saya sampaikan ketika teman bertanya, "Dapet sinyal disana Fur?". Berusaha dulu lah minimal, sebelum saya tahu berapa persentase berhasil atau gagalnya. Baiklah, mungkin teman-teman yang disana merasakan hal yang sama denganku. Sedikit bisa share disini. Pertama kali mencoba, saya menggunakan wajan, atau kalua di tekniknya wajan ini berfungsi sebagai wajanbolic sebagai antena penangkap sekaligus pemancar, karena pancarannya ke segala arah. Maaf ya sedikit berteori, berusaha mengurangi pertanyaan, mengapa ini dan mengapa itu. Kemudian saya menghubungkan kabel dari ujung wajan dengan sistem induksi dari panas yang di hasilkan wajan. Kabel tidak terhubung secara langsung dengan modem melainkan pada ujung kabel dipasang semacam plat atau kumparan induksi/lilitan kawat berdiameter 1mm dengan diameter kumparan menyesuaikan bentuk modem dalam hal ini saya menggunakan kawat. Lalu modem di masukkan ke dalam lubang kumparan tadi. Wajan ini di sebut sebagai antena luar yang lumayan bisa menguatkan. Cara ini cukup efektif dan aman untuk Menguatkan Sinyal GPRS meskipun dengan sistem induksi ini, energi sinyal dari modem atau sebaliknya dari antena-kabel-ke modem tidak semuanya tercover alias ada energi yang hilang/losses. Setelah saya coba awalnya, cukup menaikkan sinyal beberapa bar. Namun, karena bentuknya yang tidak kompatibel untuk di taruh di luar kamar dan wajannya ternyata masih di pakai ibu angkat saya memasak, jadi gagal saya memakai cara yang pertama. Terpikir untuk membeli wajan, tapi harus menyeberang pulau :( Menyeraah?? Beluuumm.. Bapak angkat saya menyarankan untuk memakai antena luar dengan konektor yang terhubung pada modem. Ya caranya sama seperti memasang antena TV. Namun kesulitan disini, tidak ada konektor yang bisa menyambungkan. Tapi ternyata antena tersebut tidak sesuai dengan fungsi frekuensi kerja modem. Kalau di teruskan malah merusak modemnya. Akhirnya saya membuat antena abal-abal, prinsipny sama dengan cara sebelumnya dengan induksi. Yaitu dengan menggunakan tulang-tulang payung yang sudah usang, dililitkan atau di anyam dengan kabel, lalu sisa kabelnya dibuat lilitan dibuat kumparan dengan diameter lubang menyesuaikan bentuk modem, lalu di masukkan modem di dalamnya :) Lumayaaan tersambung dan hasilnya luar biasa. Facebook, upload foto, twitter lancaarr. Menelepon tidak ada jeda. Kartu yang saya gunakan?? Tetap, saya menggunakan si merah :) Hanya dua hari saya bertahan memakai cara ini, karena saya harus menyesuaikan arah tangkapan sinyal setiap kali saya akan berinternet ria. Mencoba lagi cara ketiga, setelah mendapat masukan dari teman, yaitu dengan menggunakan barang seadanya juga barang bekas. Pertama kalau ada paralon bekas dan kaleng susu sama kaleng minuman soda bekas ambil saja. Pungut semuanya. Untuk memfokuskan sinyal atau mencari sinyal gunakan paralon bekas dan kaleng susu bekas. Lubangi bagian bawah kaleng susu sebesar lubang paralon. Usahakan paralon bisa masuk kedalamnya. Kemudian si samping botol susu tadi buat lubang kecil sepanjang USB modem. Cukup lubangi bagian samping (jangan terlalu dekat ke dasar) kaleng susu yang sudah siap tadi untuk tempat masuk USB modemnya. Kaleng ini fungsinya untuk memfokuskan sinyal dari BTS jadi harus tepat arahnya ke BTS provider bersangkutan. Melengceng dari BTS sinyal bisa-bisa berkurang atau bahkan hilang. dari sini tes, kekuatan sinyal. Kalau belum menemukan, geser lagi. Dekatkan dengan sesuatu yang terbuat dari alumunium seperti kaleng minum bersoda yang saya sobek. Saya mencoba berhasil, naik 2-3 bar :) Experimen berlanjut, sampai sekarang memakai cara ini yang cukup mudah dan simpel. Siapkan kaleng obat nyamuk bekas, semakin tinggi kaleng obat nyamuknya semakin bagus. Sekali lagi cari yang kaleng, bukan yang plastik, ini gunanya sebagai penghantar. Lalu siapkan keping cakram DVD atau VCD baik itu yang bekas atau yang baru. Terserah, semakin banyak semakin bagus. Jangan terpaku pada judul dvd atau vcd-nya yang penting ada bagian yang mengkilatnya :) Lalu siapkan kaleng bekas minuman soda yang belah jadi 2 sehingga bagian alumunium yang di dalam terlihat. Cara pakainya mudah, letakkan bagian DVD di bawah, yang mengkilat diatasnya taruh kaleng minum bekas, masukkan modem ke dalam kaleng bekas itu, lalu taruh botol obat nyamuk di sampingnya, tidak perlu berdekatan dengan modem. Sudah, mulai berinternet ria. Alhamdulilah lancar sampai sekarang dan cukup mudah. Ingat, sebelum internetetan sinyal harus ada dan fokus dan anda perhatikan paket limit yang digunakan. Eh, jangan lupa untuk setting modemnya. Percuma sinyal melimpah tapi setting salah :) Sekian tipsnya, semoga bermanfaat bagi teman-teman. Saya yakin kalian bisa disana. Kalau bicara masalah sinyal carilah konduktor atau penghantar yang baik. Ingat, semakin banyak kesulitan maka akan semakin banyak ide kreatif kita digunakan. Disini kita mempraktekkan kekreatifitasan dan ilmu kita. Makanya ada pepatah, di balik kesulitan ada kemudahan bagi yang selalu mencoba. Kemudahan itu di dapat setelah kita mau mencoba setelah berkali-kali gagal, dan mau bangun setelah jatuh. Intinya tetap semangat dan yakin kalian bisa. Selamat mencoba. Kalau ada yang ngga paham sms saja. Sesegera mungkin saya upload fotonya :)

Cerita Lainnya

Lihat Semua