Rasa Indonesia

Fina Azmiya 15 Oktober 2016

Bagi anak-anak di pulau-pulau terluar, bisa jadi Jakarta dan Indonesia adalah adalah angan-angan belaka. Tak tau bagaimana wujudnya, di mana letaknya, apalagi angan-angan untuk mencapainya. Juga di sini, di salah satu desa terselatan yang hanya berjarak beberapa jam dari Australia. Jakarta, bagi mereka, adalah kota yang amat jauh dari jangkauan. Adalah sebuah mimpi teramat besar yang entah kapan terwujud untuk mengunjunginya.

Awalnya, mungkin terasa sulit untuk mendekatkan apa dan bagaimana Indonesia dengan anak-anak. Lewat peta, gambar kota-kota di Indonesia, nyanyian atau cerita-cerita yang membuat anak-anak tertarik mengenal negerinya. Untungnya, guru-guru di sini begitu semangat mengajarkan lagu-lagu nasional kepada anak-anak. Hampir setiap hari, ada saja guru yang mengajak anak-anak menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.

Tapi ada yang berbeda belakangan ini, anak-anak keranjingan upacara. Setiap istirahat, mereka berebut berlatih di depan tiang bendera. Bertingkah seperti pasukan paskibraka yang sudah menguasi teknik-tekniknya.

Awalnya, hari Sabtu beberapa bulan lalu Ibu Linda, salah seorang guru disekolah kami, mengajakku untuk melatih anak-anak untuk melaksanakan upacara bendera. Katanya, beberapa tahun lalu memang upacara bendera sering dilaksanakan. Namun, karena keterbatasan guru yang melatih anak-anak, alhasil kegiatan upacara dilaksanakan bolong-bolong. Siang itu, kami pun melakukan latihan upacara bendera. Petugas setiap seninnya berubah-ubah, dan setiap siswa harus siap menjadi petugas ketika ditunjuk. 

Jadilah anak-anak ketagihan latihan upacara. Setiap harinya, ada saja tingkah lucu anak-anak di bawah tiang bendera.  

Kini, kami merasakan suasana yang berbeda : sekolah rasa Indonesia. Hal agak langka, mengingat kami berada di pojok bawah Indonesia. Terimakasih upacara, mengajarkan kami mengenal Indonesia.  


Cerita Lainnya

Lihat Semua