Catatan Pembuka

Fina Azmiya 4 Juli 2016

Setahun ke depan, aku tidak akan menjadi pegawai kantoran di Jalan Sudirman. Bukan pula menjadi Mahasiswa Pasca sarjana di kampus kenamaan. Aku memilih jalan yang membuat orang-orang -pun orang tuaku sendiri- bertanya penuh keheranan. Jalan cukup sunyi yang agaknya jauh dari sorotan, hiruk pikuk keramaian, apalagi kenyamanan. Ya, dengan penuh kesadaran aku memilih menjadi guru SD di sebuah tempat yang jauh dari kemapanan.

Mengajar di depan kelas dengan penuh semangat, tapi tak urung agak kaku. Menjadi ibu gembala anak-anak polos nan lucu. Dan tak dapat dihindari menjadi sosok yang digugu dan ditiru. Ah, mana mungkin aku tak bahagia membayangkan setiap hari dihujani tawa ceria anak-anak penuh kepolosan.

Mungkin sesekali lelah menghantui, atau jenuh yang tiba-tiba dating menghampiri. Tapi sejak awal, toh iat ini masih padu : ingin menjadi guru, menyumbangkan satu langkah kecil untuk kemajuan pendidikan negeri ini. Sekalipun jauh dari heroiknya Soekarno dan Hatta, tapi semoga saja langkah kecil ini berguna. Nak, tunggu Ibu.

Doakan Ibu semoga bisa mendampingi hari-harimu. Satu tahun nanti, mungkin bukan waktu yang panjang untuk kita saling belajar, berbagi dan berkolaborasi. Tapi Ibu yakin, kalian adalah jalan yang dititipkan Tuhan agar Ibu banyak belajar tentang keceriaan, kesabaran, ketulusan dan berbagai nilai kehidupan.

Doakan Ibu, semoga benar-benar bisa menjadi sosok yang digugu dan ditiru. Bisa membawa semangat baru bagi tumbuh kembangmu. Ibu pun berjanji, akan mengerahkan segenap kemampuan untuk kalian, laskar kecilku. Selamat berkolaborasi satu tahun ke depan, anak-anakku!

Salam Hormat,

Calon Ibu Guru


Cerita Lainnya

Lihat Semua